KKN Back to Village yang diselenggarakan oleh Universitas Jember dilaksanakan secara mandiri di lingkungan tempat tinggal masing-masing mahasiswa. Sebelum kegiatan KKN dilakukan pencarian sasaran yang sesuai dengan tematik yang diambil. kemudian, awal kegiatan KKN dilakukan analisis potensi dan juga permasalahan yang dihadapi oleh UMKM sasaran dan hasil dari analisis potensi dan permasalahan tersebut terciptas suatu solusi dan program kerja yang akan dilakukan selama kegiatan KKN berlangsung. UMKM sasaran yang saya pilih yaitu bernama Ibu Samiatin sebagai pemiliki warung bambu di Desa Tumpeng Krajan, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Adanya KKN yang diselenggarakan oleh Universitas Jember diharapkan dapat membantu meningkatkan pendapatan dari pihak UMKM sasaran yang terdampak adanya Covid 19.Â
Potensi Desa Tumpeng, Candipuro, LumajangÂ
Luas Wilayah Desa Tumpeng adalah 874 816 Ha. Luas lahan yang diperuntukkan untuk Pertanian adalah 582124 Ha. Luas lahan untuk ladang tegalan dan perkebunan adalah 206 307 Ha.. Sehingga dapat diketahui bahwa lahan tertinggi digunakan untuk areal pertanian dengan persentase 66,54 %. Hal ini dikarenakan wilayah Desa Tumpeng secara umum mempunyai ciri geologis berupa lahan tanah hitam yang sangat cocok sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Berdasarkan data yang masuk tanaman palawija seperti cabe, kacang tanah, padi, kacang panjang, jagung, dan ubi kayu, ubi jalar, serta tanaman buah seperti mangga, pepaya, melon dan pisang juga mampu menjadi sumber pemasukan (income) yang cukup handal bagi penduduk desa ini. Untuk tanaman perkebunan, jenis tanaman tebu merupakan tanaman handalan. Sumber pemasukan lain yang cukup besar berasal dari usaha yang dijalankan oleh penduduk Desa Tumpeng. Usaha yang cukup besar yang dilakukan oleh penduduk di Desa Tumpeng yaitu usaha produksi kerupuk, tahu, dan juga tempe. Selain itu, banyak penduduk Desa Tumpeng yang menjalankan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) atau sebagai pelaku UMKM antara lain UMKM bidang makanan berat, ringan, sembako, dan lainnya.
Mata Pencaharian Penduduk Desa Tumpeng, Candipuro, Lumajang
Penduduk Desa Tumpeng yaitu 6715 dan 2788 dari total penduduk bekerja dalam bidang pertanian dengan persentase 41,25% yang terdiri atas penduduk pria 1323 (19,70%) dan wanita 1465 (21,82%). Posisi kedua diduduki oleh penduduk yang bekerja sebagai wiraswasta dengan jumlah 1661 dengan persentase 24,72% yang terdiri atas 968 laki-laki dengan persentase 14,42% dan 693 perempuan dengan persentase 10,32%. Penduduk desa tumpeng yang bekerja sebagai pedagang berjumlah 56 dengan persentase 0,83% yang terdiri atas 27 laki-laki dengan persentase 0,40% dan 29 perempuan dengan persentase 0,43%.
Permasalahan UMKM sasaran di Desa Tumpeng, Candipuro, Lumajang
Salah satu pelaku usaha UMKM makanan di Desa Tumpeng yaitu Ibu Samiatin sebagai penjual lalapan. Lalapan yang dijual antara lain lalapan ayam kampong, lalapan lele, lalapan jeroan, lalapan wader, dan lalapan gurame. Selain itu, Ibu Samiatin mengaku juga menjual makanan lain berupa ayam pedas kampong, nasi pecel, mie instan, ikan kodok serta Ibu Samiatin juga menjual berbagai minuman dingin dan rokok. Omset yang didapatkan oleh Ibu Samiatin sebelum adanya pandemic Covid 19 yaitu sekitar 800 ribu/hari dengan total laba bersih sekitar 400 ribu sedangkan omset yang didapatkan setelah adanya pandemic Covid 19 yaitu sekitar 300 ribu/hari dengan total laba bersih sekitar 50-100 ribu. Penurunan omset penjualan terjadi karena sepinya pembeli yang membeli makanan. Pembeli makanan Ibu Samiatin biasanya berasal dari penduduk desa lain dikarenakan penduduk di lingkungan sekitar bersifat non konsumtif sehingga karena adanya pandemic Covid 19 ini menyebabkan pembeli dari penduduk lain berkurang dan Ibu Samiatin harus berjualan hanya sampai jam 8 malam.
Permasalahan lain yang dihadapi yaitu warung Ibu Samiatin tidak memiliki toko online dan tidak adanya jasa titip makanan seperti grab dan gojek di lingkungan sekitar mengingat Desa Tumpeng merupakan wilayah yang cukup jauh dari perkotaan. Sehingga Ibu Samiatin hanya mengandalkan pembeli-pembeli di wilayah Desa Tumpeng dan desa-desa lain yang dekat dengan Desa Tumpeng. Selain itu, meskipun ada jasa antar untuk antar makanan dengan pemesanan secara online Ibu Samiatin mengaku tidak dapat melakukannya dikarenakan tidak adanya Handphone dan juga Ibu Samiatin tergolong orang yang gaptek.
Potensi UMKM sasaran di Desa Tumpeng, Candipuro, Lumajang
Potensi dari warung Ibu Samiatin yaitu sambel dengan rasa yang khas. Yang tidak dapat ditemui di warung sejenis lainnya. Selain ras asambel yang khas, produk unggulan dari warung Ibu Samiatin yaitu ikan kodok yang dibumbui dengan rempah-rempah. Pembeli Ibu Samiatin mengaku bahwa bumbu dari ikan kodok ini sangat khas dan tidak dapat ditemui di warung manapun sekalipun menjual produk yang sama. Sambel pecel dari Warung Ibu Samiatin juga tidak kalah juara karena selain ikan kodok sambel pecel dan nasi pecel menempati urutan kedua produk yang paling diminati pembeli sehingga Ibu Samiatin dalam pembuatan sambel pecel mmebuatnya dalam jumlah yang banyak. Terkadang banyak juga yang hanya membeli sambel pecel dari Ibu Samiatin tanpa membeli nasinya.