Mohon tunggu...
Ulil Makrifah
Ulil Makrifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - KKN BTV 3 Unej 55

Lumajang-Jatim Agroteknologi Unej 18

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Inovasi Produk Olahan Sambal untuk Meningkatkan Nilai Tambah pada UMKM Sasaran di Desa Tumpeng Krajan

2 September 2021   21:50 Diperbarui: 2 September 2021   21:56 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Tugu Monumen POLRI di Desa Tumpeng, Candipuro, Lumajang (Dokpri)

KKN Back to Village yang diselenggarakan oleh Universitas Jember dilaksanakan secara mandiri di lingkungan tempat tinggal masing-masing mahasiswa. Sebelum kegiatan KKN dilakukan pencarian sasaran yang sesuai dengan tematik yang diambil. kemudian, awal kegiatan KKN dilakukan analisis potensi dan juga permasalahan yang dihadapi oleh UMKM sasaran dan hasil dari analisis potensi dan permasalahan tersebut terciptas suatu solusi dan program kerja yang akan dilakukan selama kegiatan KKN berlangsung. UMKM sasaran yang saya pilih yaitu bernama Ibu Samiatin sebagai pemiliki warung bambu di Desa Tumpeng Krajan, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Adanya KKN yang diselenggarakan oleh Universitas Jember diharapkan dapat membantu meningkatkan pendapatan dari pihak UMKM sasaran yang terdampak adanya Covid 19. 

Potensi Desa Tumpeng, Candipuro, Lumajang 

Luas Wilayah Desa Tumpeng adalah 874 816 Ha. Luas lahan yang diperuntukkan untuk Pertanian adalah 582124 Ha. Luas lahan untuk ladang tegalan dan perkebunan adalah 206 307 Ha.. Sehingga dapat diketahui bahwa lahan tertinggi digunakan untuk areal pertanian dengan persentase 66,54 %. Hal ini dikarenakan wilayah Desa Tumpeng secara umum mempunyai ciri geologis berupa lahan tanah hitam yang sangat cocok sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Berdasarkan data yang masuk tanaman palawija seperti cabe, kacang tanah, padi, kacang panjang, jagung, dan ubi kayu, ubi jalar, serta tanaman buah seperti mangga, pepaya, melon dan pisang juga mampu menjadi sumber pemasukan (income) yang cukup handal bagi penduduk desa ini. Untuk tanaman perkebunan, jenis tanaman tebu merupakan tanaman handalan. Sumber pemasukan lain yang cukup besar berasal dari usaha yang dijalankan oleh penduduk Desa Tumpeng. Usaha yang cukup besar yang dilakukan oleh penduduk di Desa Tumpeng yaitu usaha produksi kerupuk, tahu, dan juga tempe. Selain itu, banyak penduduk Desa Tumpeng yang menjalankan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) atau sebagai pelaku UMKM antara lain UMKM bidang makanan berat, ringan, sembako, dan lainnya.

Mata Pencaharian Penduduk Desa Tumpeng, Candipuro, Lumajang

Penduduk Desa Tumpeng yaitu 6715 dan 2788 dari total penduduk bekerja dalam bidang pertanian dengan persentase 41,25% yang terdiri atas penduduk pria 1323 (19,70%) dan wanita 1465 (21,82%). Posisi kedua diduduki oleh penduduk yang bekerja sebagai wiraswasta dengan jumlah 1661 dengan persentase 24,72% yang terdiri atas 968 laki-laki dengan persentase 14,42% dan 693 perempuan dengan persentase 10,32%. Penduduk desa tumpeng yang bekerja sebagai pedagang berjumlah 56 dengan persentase 0,83% yang terdiri atas 27 laki-laki dengan persentase 0,40% dan 29 perempuan dengan persentase 0,43%.

Permasalahan UMKM sasaran di Desa Tumpeng, Candipuro, Lumajang

Salah satu pelaku usaha UMKM makanan di Desa Tumpeng yaitu Ibu Samiatin sebagai penjual lalapan. Lalapan yang dijual antara lain lalapan ayam kampong, lalapan lele, lalapan jeroan, lalapan wader, dan lalapan gurame. Selain itu, Ibu Samiatin mengaku juga menjual makanan lain berupa ayam pedas kampong, nasi pecel, mie instan, ikan kodok serta Ibu Samiatin juga menjual berbagai minuman dingin dan rokok. Omset yang didapatkan oleh Ibu Samiatin sebelum adanya pandemic Covid 19 yaitu sekitar 800 ribu/hari dengan total laba bersih sekitar 400 ribu sedangkan omset yang didapatkan setelah adanya pandemic Covid 19 yaitu sekitar 300 ribu/hari dengan total laba bersih sekitar 50-100 ribu. Penurunan omset penjualan terjadi karena sepinya pembeli yang membeli makanan. Pembeli makanan Ibu Samiatin biasanya berasal dari penduduk desa lain dikarenakan penduduk di lingkungan sekitar bersifat non konsumtif sehingga karena adanya pandemic Covid 19 ini menyebabkan pembeli dari penduduk lain berkurang dan Ibu Samiatin harus berjualan hanya sampai jam 8 malam.

Permasalahan lain yang dihadapi yaitu warung Ibu Samiatin tidak memiliki toko online dan tidak adanya jasa titip makanan seperti grab dan gojek di lingkungan sekitar mengingat Desa Tumpeng merupakan wilayah yang cukup jauh dari perkotaan. Sehingga Ibu Samiatin hanya mengandalkan pembeli-pembeli di wilayah Desa Tumpeng dan desa-desa lain yang dekat dengan Desa Tumpeng. Selain itu, meskipun ada jasa antar untuk antar makanan dengan pemesanan secara online Ibu Samiatin mengaku tidak dapat melakukannya dikarenakan tidak adanya Handphone dan juga Ibu Samiatin tergolong orang yang gaptek.

Potensi UMKM sasaran di Desa Tumpeng, Candipuro, Lumajang

Potensi dari warung Ibu Samiatin yaitu sambel dengan rasa yang khas. Yang tidak dapat ditemui di warung sejenis lainnya. Selain ras asambel yang khas, produk unggulan dari warung Ibu Samiatin yaitu ikan kodok yang dibumbui dengan rempah-rempah. Pembeli Ibu Samiatin mengaku bahwa bumbu dari ikan kodok ini sangat khas dan tidak dapat ditemui di warung manapun sekalipun menjual produk yang sama. Sambel pecel dari Warung Ibu Samiatin juga tidak kalah juara karena selain ikan kodok sambel pecel dan nasi pecel menempati urutan kedua produk yang paling diminati pembeli sehingga Ibu Samiatin dalam pembuatan sambel pecel mmebuatnya dalam jumlah yang banyak. Terkadang banyak juga yang hanya membeli sambel pecel dari Ibu Samiatin tanpa membeli nasinya.

Solusi dan Program Kerja pada UMKM sasaran di Desa Tumpeng, Candipuro, Lumajang

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi dan juga potensi yang ada, maka solusi yang dapat dilakukan yaitu melakukan suatu inovasi pada produk unggulan dari warung Ibu Samiatin. Sambel khas dari Ibu Samiatin ini dilakukan inovasi untuk menciptakan suatu nilai tambah dari produk. Inovasi pada produk sambel yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan pengawetan terhadap sambel dengan cara memasak sambel hingga benar-benar matang yang dikombinasikan dengan penambahan air dan minyak dalam jumlah yang cukup besar dengan menggunakan api yang kecil dengan waktu yang dibutuhkan untuk memasak yaitu sekitar 30 menit. Inovasi selanjutnya yaitu melakukan penambahan toping pada sambel seperti toping pete, teru, cumi, tuna, dan pindang serta melakukan penambahan jenis sambel seperti sambel matah, geprek, dan sambel bawang yang disertai dengan penambahan level sambel pada setiap produk yaitu sedang, pedas, dan pedas gila. Inovasi selanjutnya terletak pada pengemasan produk. produk sambel dikemas dengan menggunakan botol toples dengan ukuran 200 ml yang ditambahkan dengan logo pada produk. Sedangkan pada sambel pecel dari Ibu Samiatin dapat dikemas dengan menggunakan plastik yang disertai dengan logo.

Sambel dari Ibu Samiatin dapat dijual secara online dengan menggunakan aplikasi seperti Shopee dan Tokopedia serta melakukan promosi melalui sosial media seperti Instagram dan Tiktok, dan WhatsApp. Promosi lain yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan free endorse pada selebgram yang menerima free endorse untuk meningkatkan kepercayaan pada konsumen. Program kerja selanjutnya yang dilakukan yaitu melakukan pengelolaan pada keuangan dari warung Ibu Samiatin karena sebelumnya keuangan dari warung Ibu Samiatin tidak ditentukan secara nyata laba bersih, omset penjualan, pengeluaran untuk pembuatan produk serta untuk kebutuhan sehari-sehari sehingga diperlukan adanya pengelolaan keuangan dari warung Ibu Samiatin.

Gambar 2. Bussines Model Canvas UMKM sasaran (Dokpri)
Gambar 2. Bussines Model Canvas UMKM sasaran (Dokpri)

Gambar 3. Model Impact dari UMKM sasaran (Dokpri)
Gambar 3. Model Impact dari UMKM sasaran (Dokpri)

Gambar 4. Dokumentasi bersama UMKM sasaran (Dokpri)
Gambar 4. Dokumentasi bersama UMKM sasaran (Dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun