Mohon tunggu...
Uli Hartati
Uli Hartati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

A wife, mommy of 2 boys, working mom also as a blogger Contact me : WA 089627103287 Email uli.hartati@yahoo.com Blog http://ulihape.com IG dan Twitter @ulihape

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

15 Tahun Bersama Kompasiana, Aku Menang Banyak!

8 Oktober 2024   16:48 Diperbarui: 8 Oktober 2024   16:51 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
16 Tahun Kompasiana, by Ulihape

Sore Kompasiana!

Pernah pertanyaan seseorang mampir pada ku  : "Kak Uli kenapa nggak pernah dapat penghargaan dari Kompasiana, Si A, B, C udah dapat gelar tuh"

Bingung menjawabnya, mungkin karena aku dalam banyak hal memang tak pernah punya target baik itu untuk diriku maupun orang lain. Makanya kalau di tanya siapa kompasianer favoritku? Aku nggak bisa menunjuk orang lain selain diriku haha.

Bahkan kata dokter kalau mau bisa olahraga rutin jangan punya target untuk menang ini itu, sebab kalau ada lombanya biasanya akan ada titik jenuh entah karena nggak menang atau justru menang terus, keduanya sama membosankan. Tampaknya ada benarnya, sebab sebagian kompasianer juga bilang bahwa gelar itu kutukan, kebanyakan yang sudah mendapat gelar tetiba raib dari beranda kompasiana haha, bisakah kita artikan aku masih eksis karena tak mendapat kutukan (baca : penghargaan)?

Jujurly tidak! Sebab aku juga kalau punya target biasanya aku akan capai, aku yang belum mampu untuk memenuhi kriteria penghargaan versi Kompasiana namun tak mengurangi cintaku untuk terus menulis kisah di kompasiana meski tak rutin tapi tak bisa tidak! Selalu ada rindu, selalu ada panggilan "tulis artikel dong kak" dan senangnya entah mengapa sering jadi headline haha, seperti tiga tulisan terakhir ini di ganjar Artikel Utama dan dua tulisan naik ke kompas.com, bahagia akutu!

Bergabung dengan Kompasiana Oktober 2009, tak terasa sudah 15 tahun berlalu sejak pertama kali aku berani menekan tombol "terbitkan" di Kompasiana. Saat itu, tahun 2009, aku hanya punya satu tujuan: bersuara soal politik. Aku ingin menuangkan pandanganku di tengah hiruk-pikuk opini yang bergulir cepat. Tapi siapa sangka, perjalanan menulis di Kompasiana ternyata aku bisa menulis banyak hal selain politik. Dan Headline pertamaku saat itu membahas tentang ojek argo sebuah inovasi Ojek bak taksi mungkin itu cikal bakal ojek online saat ini. Artikelku belum 800an dengan 120 headline artinya baru 15% saja artikel yang bisa naik menjadi artikel utama, good enough for me!

Lalu headline berikutnya adalah reportase sederhana tentang kebakaran di Bendungan Hilir, Jakarta. Sebenarnya, aku hanya mencoba melaporkan apa yang kulihat. Namun, keajaiban terjadi. Tulisan itu menjadi headline, dan dari sana, bantuan-bantuan mulai berdatangan. Aku tak hanya menulis, tapi juga berperan membantu mereka yang terdampak. Rasanya, dunia digital yang seolah tak tersentuh mendadak terasa nyata. Sejak itu, aku tahu bahwa menulis bisa lebih dari sekadar kata-kata.

Kompasiana, 16 Tahun Membawa Keajaiban : Travelling, Teman, Hingga Jodoh!

Tentu, perjalanan menulisku tak berhenti di situ. Dari topik serius, perlahan-lahan aku juga mulai menulis curahan hati. Aku menulis apa saja yang menginspirasi, bahkan mencoba peruntungan di berbagai lomba. Siapa sangka, artikel kecantikan yang kutulis memenangkan aku sebuah hadiah jalan-jalan mewah ke Korea Selatan! Kejutan itu mengajarkanku bahwa di Kompasiana, apapun bisa terjadi, selama kita terus berbagi cerita.

Dan bicara soal kejutan, ada satu kisah lucu yang tak pernah kulupakan. Suatu hari, aku hampir terkena tilang sepeda motor. Saat situasi mulai tegang, aku iseng menggantungkan gantungan kunci Kompasiana di spion motor. Entah bagaimana, obrolan singkat tentang platform ini dengan petugas membuat suasana mencair, Pak Polisi berpikir aku adalah wartawan Kompas haha dan aku berhasil lolos tanpa kena tilang. Siapa sangka, gantungan kunci bisa jadi "penyelamat" di jalanan!

Namun, dampak terbesar dari Kompasiana bukan hanya soal tulisan yang viral atau hadiah lomba. Satu momen yang paling membekas adalah ketika aku membantu seorang teman yang menjadi korban penipuan kartu kredit. Lewat artikel yang kutulis, aku beri ke si penipu link dan lagi dia berpikir aku wartawan lalu dia mengembalikan uang temanku. Aku belajar bahwa Kompasiana bukan hanya wadah untuk menulis, tapi juga tempat untuk mencari solusi bersama.

Tak sampai di situ, artikelku yang mengkritisi pelayanan Kantor Imigrasi Tangerang juga membawa keberkahan tersendiri. Masalah paspor suami yang sebelumnya tersendat, tiba-tiba selesai tanpa perlu repot-repot bayar lagi. Tulisan yang aku tujukan sebagai protes segera ditanggapi karena tulisan itu tayang di kompasiana sebagai platform yang sudah dikenal luas sebagai platform menulis terpercaya. Pun begitu ketika almarhum adik ipar meninggal dengan sisa tagihan kartu kredit akhirnya diberi solusi terbaik berkat aku menyuarakan keberatan di kompasiana.

Dan satu momen yang paling manis---di Kompasiana, aku menemukan jodohku. Siapa yang menyangka, dari tulisan dan interaksi sederhana, aku bertemu seseorang yang kini menjadi pendamping hidupku. Kompasiana telah menjadi bagian dari setiap langkahku, dbahkan ketika kami memiliki anak sebagai pengingat bahwa kami bertemu lewat kompasiana maka huruf awal nama anak-anak kami mulai dengan K yaitu Kanda dan Kayama hehe, coba kurang cinta apa aku?

Banyak orang yang mengirinkan pesan kepada ku bagaimana bisa menghasilkan cuan di Kompasiana dan artikel ku tentang cara menghasilkan cuan di Kompasiana cukup mendapat banyak respon bahkan sampai hari ini ada saja yang bertanya. Belum lagi artikel kesehatan anak-anak alhamdulillah bisa menjadi sumber informasi bagi banyak orang, bahkan ada artikel ku tentang Ibu Pekerja saat itu sudah dishare lebih dari 20K dan suatu ketika di dalam omprengan ada dua orang wanita membicarakan artikel itu dan bangga banget rasanya.

Dampak lain yang aku rasakan dari menulis di Kompasiana adalah ketika anakku dipilih menjadi model dalam brosus penerimaan siswa baru, pemilik Yayasan langsung memintaku karena merasa aku membantu mempromosikan sekolah lewat tulisan di Kompasiana, sebuah dampak yang membawa manfaat bagi banyak orang ternyata.

Selama 16 tahun ini, Kompasiana telah membuktikan bahwa tulisan bisa membawa perubahan. Tak hanya bagiku, tapi juga bagi banyak orang di luar sana. Kompasiana adalah rumah di mana suara kita didengar, ide-ide berkembang, dan yang terpenting, keajaiban terjadi di balik setiap cerita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun