Namun, dampak terbesar dari Kompasiana bukan hanya soal tulisan yang viral atau hadiah lomba. Satu momen yang paling membekas adalah ketika aku membantu seorang teman yang menjadi korban penipuan kartu kredit. Lewat artikel yang kutulis, aku beri ke si penipu link dan lagi dia berpikir aku wartawan lalu dia mengembalikan uang temanku. Aku belajar bahwa Kompasiana bukan hanya wadah untuk menulis, tapi juga tempat untuk mencari solusi bersama.
Tak sampai di situ, artikelku yang mengkritisi pelayanan Kantor Imigrasi Tangerang juga membawa keberkahan tersendiri. Masalah paspor suami yang sebelumnya tersendat, tiba-tiba selesai tanpa perlu repot-repot bayar lagi. Tulisan yang aku tujukan sebagai protes segera ditanggapi karena tulisan itu tayang di kompasiana sebagai platform yang sudah dikenal luas sebagai platform menulis terpercaya. Pun begitu ketika almarhum adik ipar meninggal dengan sisa tagihan kartu kredit akhirnya diberi solusi terbaik berkat aku menyuarakan keberatan di kompasiana.
Dan satu momen yang paling manis---di Kompasiana, aku menemukan jodohku. Siapa yang menyangka, dari tulisan dan interaksi sederhana, aku bertemu seseorang yang kini menjadi pendamping hidupku. Kompasiana telah menjadi bagian dari setiap langkahku, dbahkan ketika kami memiliki anak sebagai pengingat bahwa kami bertemu lewat kompasiana maka huruf awal nama anak-anak kami mulai dengan K yaitu Kanda dan Kayama hehe, coba kurang cinta apa aku?
Banyak orang yang mengirinkan pesan kepada ku bagaimana bisa menghasilkan cuan di Kompasiana dan artikel ku tentang cara menghasilkan cuan di Kompasiana cukup mendapat banyak respon bahkan sampai hari ini ada saja yang bertanya. Belum lagi artikel kesehatan anak-anak alhamdulillah bisa menjadi sumber informasi bagi banyak orang, bahkan ada artikel ku tentang Ibu Pekerja saat itu sudah dishare lebih dari 20K dan suatu ketika di dalam omprengan ada dua orang wanita membicarakan artikel itu dan bangga banget rasanya.
Dampak lain yang aku rasakan dari menulis di Kompasiana adalah ketika anakku dipilih menjadi model dalam brosus penerimaan siswa baru, pemilik Yayasan langsung memintaku karena merasa aku membantu mempromosikan sekolah lewat tulisan di Kompasiana, sebuah dampak yang membawa manfaat bagi banyak orang ternyata.
Selama 16 tahun ini, Kompasiana telah membuktikan bahwa tulisan bisa membawa perubahan. Tak hanya bagiku, tapi juga bagi banyak orang di luar sana. Kompasiana adalah rumah di mana suara kita didengar, ide-ide berkembang, dan yang terpenting, keajaiban terjadi di balik setiap cerita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H