Halo Kompasianer!
Masa depan Indonesia ada pada pemikiran kita, tak perlu menjadi Menteri atau Presiden untuk bisa memberi kontribusi lewat hal sederhana nyatanya mampu membawa perubahan dan hal ini lah yang dilakukan Astra lewat Program Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards.
Sejak lama aku sudah mengetahui adanya Program Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards which is merupakan tonggak penting dalam upaya memajukan masyarakat Indonesia melalui pengakuan dan penghargaan terhadap individu maupun organisasi yang memberi manfaat bagi banyak pihak. Program ini merupakan salah satu inisiatif dari Astra International, salah satu perusahaan terbesar dan paling berpengaruh di Indonesia, yang telah berperan aktif dalam pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial negara ini.
Program SATU Indonesia Awards diluncurkan pada tahun 2011, dengan visi yang jelas untuk menginspirasi dan memotivasi lebih banyak orang untuk berkontribusi dalam membangun Indonesia yang lebih baik. Inisiatif ini muncul sebagai respons terhadap semangat Astra dalam memajukan masyarakat Indonesia melalui berbagai bidang seperti pendidikan, lingkungan, kesejahteraan sosial, dan inovasi.
Dengan adanya program SATU Indonesia Awards aku bisa membaca kisah dari banyak sosok-sosok inspiratif dan salah satunya adalah kisah dari seorang bidan muda bernama Hardinisa Syamitri yang berasal dari Talang Anau Sumatera Barat. Beliau memenangkan kategori di bidang Kesehatan pada Tahun 2013 dengan kisah menjadi Sahabat Lansia.
Kebetulan di depan rumah orang tua saya di Palembang adalah sebuah Panti Jompo berisikan belasan Lansia mereka berada di panti jompo dengan beragam alasan yang tetap saja menimbulkan rasa pilu di hatiku. Melihat kedua orangtuaku yang kini sudah berada pada kategori Lansia memang sering menimbulkan "kerepotan" bukan secara materi tapi ke mental.Â
Sebagai anak aku paham betul bagaimana sabarnya orang tua dalam membersamai kita, namun sebaliknya bukan hal mudah Ketika membersamai lansia, karena inilah aku kagum akan kisah dari Hardinisa Syamitri, tahun 2013 sudah membaca isu lansia dimana kini semakin banyak keberadaan lansia dengan sederet cerita pilu.
Butuh banyak sosok seperti Hardinisa supaya lansia punya sahabat, mereka laying diperjuangkan menuju masa tuanya, bukan hanya anak menuju dewasa yang patut diperhatikan. Kalau keluarga tak lagi bisa menjadi tempat mereka berteduh maka sosok seperti Hardinisa perlu dikloning supaya ketika tak kembali ke rumah lansia tetap bahagia.
Mengapa Lansia Harus Diperhatikan
- Penuaan Penduduk : Populasi lansia di banyak negara terus bertambah seiring dengan peningkatan harapan hidup. Oleh karena itu, penting untuk memberikan perhatian dan perawatan yang memadai.
- Kesehatan Fisik dan Mental : Lansia sering menghadapi tantangan kesehatan fisik dan mental yang berbeda, seperti penyakit kronis, demensia, dan isolasi sosial. Perhatian yang baik dapat membantu meningkatkan kualitas hidup mereka.
- Kekayaan Pengalaman : Lansia memiliki pengalaman hidup yang berharga dan pengetahuan yang dapat dibagikan kepada generasi muda. Merawat mereka adalah bentuk penghormatan atas kontribusi mereka dalam masyarakat.
Keberadaan lansia tak bisa dipisahkan dari Masyarakat lainnya, hal inilah yang disoroti oleh seorang bidan muda bernama Hardinisa Syamitri, tugasnya membawa perubahan dalam masyarakat yang skeptis terhadap tenaga kesehatan khususnya wilayah Talang Anau Sumatera Barat.
Mengenal Sosok Inpiratif Hardinisa Syamitri
Bagi banyak dari kita, istilah seperti jarum suntik, pil, vaksin, atau check-up medis adalah hal yang biasa. Namun, di Jorong Luak Begak, pilihan utama saat sakit adalah pergi kepada dukun kampung, bukan tenaga kesehatan. Bahkan ketika ada tenaga kesehatan yang ditugaskan di daerah ini, mereka seringkali meragukan kemampuannya. Karenanya keberadaan tenaga Kesehatan pada tahun 2006 masih kalah pamor daripada dukun beranak. Saat itu, persalinan juga sering dibantu oleh dukun beranak daripada tenaga kesehatan. Ini telah menyebabkan tingkat kematian ibu dan anak yang cukup tinggi di daerah tersebut karena kurangnya bantuan medis yang tepat.
Bagi Hardinisa Syamitri, menjadi tenaga kesehatan di daerah terpencil seperti ini adalah tantangan besar. Di samping lokasinya yang terpencil, bahkan listrik dan jaringan internet belum mencapai daerah ini pada saat itu. Hardinisa adalah satu-satunya tenaga kesehatan yang tersedia di daerah tersebut selama tiga tahun pertama.Â
Tak hanya menghadapi tantangan geografis, Hardinisa juga harus menghadapi pola pikir masyarakat yang tidak mempercayai tenaga medis dan tenaga kesehatan, terutama karena usianya yang masih muda. Meskipun demikian, dia memandang tugasnya sebagai panggilan untuk merubah pola pikir dan kebiasaan berobat warga setempat.
Hardinisa Menciptakan Perubahan
Salah satu momen bersejarah dalam perjalanannya adalah ketika dia berhasil membantu seorang ibu yang akan melahirkan, yang awalnya ditolak oleh dukun beranak karena mendatangi Hardinisa. Ketika proses persalinan berjalan tidak sesuai rencana, Hardinisa dipanggil untuk membantu, dan dia berhasil menyelamatkan ibu dan bayinya. Keberhasilan ini mengubah pandangan masyarakat dan bahkan dukun beranak di daerah tersebut. Mereka mulai mempercayai kemampuan Hardinisa dan menyarankan orang untuk berobat kepadanya.
Hardinisa tidak bekerja hanya pada jam kerja biasa. Dia siap membantu kapan saja masyarakat membutuhkannya, bahkan tengah malam. Sebagai satu-satunya tenaga kesehatan di daerah tersebut, dia merasa panggilan untuk selalu siap membantu.
Membentuk Perkumpulan Lansia dan Mengedukasi Masyarakat
Selain melayani kesehatan fisik, Hardinisa juga berusaha untuk merubah pola pikir masyarakat tentang kesehatan. Dia membentuk perkumpulan lansia dan memberikan edukasi tentang pentingnya berobat ke tenaga kesehatan. Perkumpulan ini juga memberikan kesempatan bagi para lansia untuk menyalurkan hobi mereka dan menjaga kesehatan mereka dengan senam dan aktivitas sosial.
Lansia adalah bagian berharga dari masyarakat yang seringkali menghadapi tantangan yang unik dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bertambahnya usia, mereka mungkin mengalami isolasi sosial, masalah kesehatan fisik dan mental, serta kehilangan orang-orang yang mereka cintai. Dalam kondisi seperti itu, sahabat dan dukungan dari komunitas menjadi sangat penting.
Hardinisa Syamitri merupakan contoh yang luar biasa dari individu yang peduli terhadap lansia dan telah memberikan kontribusi besar dalam membantu mereka. Ia terpilih sebagai pemenang kategori Lansia dalam SATU Indonesia Awards 2013 karena upayanya yang luar biasa dalam mendorong kesejahteraan lansia.
Keterlibatan Aktif : Hardinisa Syamitri telah secara konsisten terlibat dalam kegiatan sosial yang mendukung lansia. Ia aktif dalam berbagai komunitas yang berfokus pada kesejahteraan lansia, memberikan waktu dan energinya untuk membantu mereka yang membutuhkan.
Inovasi dalam Pelayanan : Ia telah mengembangkan program-program inovatif untuk meningkatkan kesejahteraan lansia, termasuk program pendidikan kesehatan, dukungan psikososial, dan kegiatan sosial yang memperkaya kehidupan mereka.
Pengaruh Positif : Hardinisa Syamitri telah memberikan pengaruh positif terhadap komunitas sekitarnya. Ia adalah teladan bagi banyak orang dalam memberikan perhatian dan dukungan kepada lansia, memotivasi orang lain untuk ikut berkontribusi.
Dalam perbandingan dengan negara-negara maju, seperti Swedia atau Jepang, kesejahteraan lansia di Indonesia masih menghadapi tantangan besar. Negara maju umumnya memiliki sistem perawatan kesehatan yang lebih baik, jaringan dukungan sosial yang lebih kuat, dan tingkat kemiskinan yang lebih rendah di kalangan lansia. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap negara memiliki tantangan unik dalam merawat populasi lansia mereka, dan Indonesia memiliki potensi untuk memperbaiki kondisi lansia melalui upaya kolaboratif dari pemerintah, organisasi masyarakat, dan individu seperti Hardinisa Syamitri.
Hardinisa Syamitri adalah contoh nyata seorang pahlawan kesehatan yang gigih dan peduli akan kesehatan masyarakatnya. Melalui dedikasinya yang tinggi, dia berhasil merubah pola pikir dan kebiasaan masyarakat, mengarahkan mereka untuk mempercayai tenaga kesehatan dan merawat kesehatan mereka. Pengabdian tanpa pamrihnya dan semangat untuk memajukan kesehatan masyarakatnya adalah inspirasi bagi kita semua, mengingatkan bahwa siapapun bisa menjadi pahlawan dalam melayani kepentingan bersama dan kesejahteraan masyarakat.
Tips Merawat Lansia
1. Ketahui Kebutuhan Mereka : Setiap lansia memiliki kebutuhan yang berbeda. Penting untuk memahami kondisi kesehatan, preferensi, dan keinginan mereka.
2. Perhatikan Kesehatan Fisik : Pastikan mereka mendapatkan asupan nutrisi yang seimbang, rutin berolahraga sesuai kemampuan, dan kunjungan medis teratur.
3. Dukungan Emosional : Dengarkan mereka dengan sabar, beri perhatian, dan hindari merasa frustrasi ketika mereka kesulitan.
4. Kegiatan Sosial : Fasilitasi interaksi sosial dengan mengajak mereka bergabung dalam kegiatan komunitas atau mengundang teman-teman mereka untuk berkunjung.
5. Keamanan Lingkungan : Pastikan rumah atau lingkungan mereka aman, bebas dari bahaya jatuh, dan sesuai dengan kebutuhan mobilitas mereka.
Merawat lansia adalah tanggung jawab bersama kita sebagai masyarakat. Penting untuk memberikan perhatian, cinta, dan dukungan yang mereka butuhkan agar mereka dapat merasakan kualitas hidup yang layak. Panti jompo juga memiliki peran penting dalam memberikan perawatan bagi mereka yang membutuhkannya. Dengan tips yang tepat, kita dapat merawat lansia dengan penuh kasih sayang dan hormat. Semua ini merupakan langkah penting dalam menjaga kualitas hidup lansia di masyarakat kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H