Menerapkan batasan usia dapat mengabaikan kreativitas, kualitas konten, dan pandangan unik yang bisa datang dari influencer dari berbagai kelompok usia.
Pengkotakan dan Stereotip
Praktik ini dapat memperkuat pemisahan kelompok usia, menciptakan stereotip, dan mengabaikan keragaman yang ada dalam setiap kelompok.
Potensi Menguatnya Diskriminasi
 Ageisme dalam pemilihan influencer dapat menjadi contoh yang merugikan dalam memerangi diskriminasi berdasarkan usia di masyarakat secara lebih luas.
Ageisme dalam industri influencer mengundang kita untuk merenungkan nilai sebenarnya dari pengalaman, kreativitas, dan pandangan yang beragam yang bisa datang dari berbagai kelompok usia. Meskipun memahami preferensi audiens adalah penting, mempersempit ruang bagi influencer berdasarkan usia saja dapat mengorbankan potensi untuk konten yang lebih kaya, inklusif, dan berdampak.Â
Oleh karena itu, penting bagi brand dan agensi untuk mempertimbangkan kualitas konten, visi, dan kepribadian saat memilih influencer, tanpa harus terlalu terfokus pada angka usia.
Nah bagaimana pendapat kalian? Aku sih No untuk pembatasan usia, kalo kamu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H