Mohon tunggu...
Uli Hartati
Uli Hartati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

A wife, mommy of 2 boys, working mom also as a blogger Contact me : WA 089627103287 Email uli.hartati@yahoo.com Blog http://ulihape.com IG dan Twitter @ulihape

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Obral Kata Maaf di Hari Lebaran

13 Mei 2021   19:51 Diperbarui: 13 Mei 2021   19:53 1941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maafin Kami ya! , Dokpri

Alhamdulillah sudah lebaran ya sob! Aku ingat betul suasana lebaran di rumah ketika aku kecil, shubuh kami sudah dibangunkan lalu kami makan aneka hidangan khas lebaran setelahnya kami akan berjejer untuk saling bermaafan.

Momen bermaafan akan dimulai Mamak kepada Papa, adegan bermaaf-an ini selalu membuat kami menangis. Mamak dengan sesenggukan memohon maf lalu Papa pun demikian meneteskan air mata meminta maaf kepada Mamak. Kami anak-anak ikutan menangis tanpa tahu apa yang Mamak Papa rasakan. Giliran kami anak-anak menyalam Papa Mamak sambil cecengesan karena biasanya Mamak Papa akan memberi uang sebagai hadiah telah menjalankan ibadah puasa.

Saling bermaafan membuat aku menjadi 'bersih' ada niat untuk tak membuat 'noda' kembali, tapi selalu saja berulang dan saat lebaran kembali menunggu momen saling bermaafan

Lalu era internet tiba, meminta maaf bukan lagi perkara sulit karena tinggal ketik template lalu kirimkan ke banyak kontak, isi balasannyapun sama makanya nggak jarang aku hanya membalas "sama-sama ya"

Maafin ya | dokpri suami saya
Maafin ya | dokpri suami saya

Kini saat semua orang bisa mengakses aplikasi design secara gratis, maka ucapan maaf dibuat sekeren mungkin dengan latar belakang foto keluarga, semua melakukan hal yang sama dan semua akan jawab "sama-sama ya" maafkan aku juga.

Minta maaf saat lebaran menurutku hanya sebatas tradisi, begitu juga memaafkan rasanya seperti kalimat biasa saja. Bahkan ketika aku mengirimkan pesan ke seseorang yang aku nggak suka isinya adalah permintaan maaf, dan beberapa saat lalu dibalas hanya dengan kata "sama-sama ya". Rasanya aku tak tulus diapun demikian, entahlah apakah pesan maaf itu memang mampu menghapuskan dosa atau hanya menambah prasangka lainnya?

Ketika aku meminta maaf harapannya mendapatkan maaf, ketika aku mengirim pesan maaf dan tak dibalas ya sudahlah yang penting aku sudah minta maaf.

Sosial media juga menjadi shortcut untuk meminta maaf, satu status mampu membuat kami saling bermaafan. Template permintaan maaf itu juga banyak banget, namun apapun templatenya yang harus diperhatikan apakah kita benarn mendapat maaf?

Lebaran adalah saat dimana kata maaf diobral, mengucapkan nya ringan dan menuliskannya juga mudah. Hari ini mungkin aku mengirim ratusan kalimat permintaan maaf hasil copas, baru beberapa detik sudah di reply dengan untaian kalimat permintaan maaf juga yang aku percaya juga hasil copas.

Aku pribadi lebih senang mengirimkan permintaan maaf menggunakan kalimat sendiri daripada menulis macam-macam tapi aku nggak paham maknanya.

Saling bermaafan memang khasnya Idul Fitri, dulu senang berjabat tangan dan kini cukup lambaikan tangan dan saling bermaafan.

Semoga saja obral kata maaf di hari lebaran bukan hanya sekedar kebiasaan, sungguh berat memaafkan andai memang ada yang salah, sungguh mudah meminta maaf dengan berharap dosa dihapuskan.

Lantas seberapa layak kita dimaafkan? Itulah alasan Mamak Papa dulu saling bertangisan, mereka berpikir tak layak mengucap permintaan maaf, namun nggak punya kekuatan untuk langsung minta maaf kepada Allah, karena memang harus saling bermaafan dulu baru Allah ridha.

Jangan sampai makna saling bermaafan hanya sebagai aksesoris lebaran ya, ketika memberi maaf maka berikan maaf dengn ikhlas,demikian juga ketika memohon maaf lakukan dengan ikhlas sehingga kita benar bahwa maaf yang kita ucapkan memang karena kita sadar bukan manusia sempurna.

Saling bermaafan jangan tunggu lebaran, lakukan setiap saat sehingga kita bebas dari beban mendendam.

So sudahkah kalian memaafkan dan menerima permintaan maaf dari ku?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun