Jadi keingat deh usia 17 tahun , usia remaja, usia dimana mencari jati diri, usia dimana organ reproduksi sedang bergejolak, usia dimana nyaris susah membedakan antara larangan dan kebebasan, psikolog bilang usia remaja itu usia galau, usia dimana orang tua menghadapi karakter anak dengan perjuangan, harus hati-hati menyikapinya karena bisa jadi salah arah maka akan menghasilkan generasi yang tak tahu arah.
Menikah itu bukan hanya urusan nafsu, memang alasan takut zinah bisalah kita apresiasi, tapi jangan lupa guys! Banyak cara kok untuk bisa terhindar dari zinah, banyak hal positif yang bisa dilakukan remaja untuk terhindar dari perbuatan seksual dini dan yang pasti yakinlah menikah muda itu bukan untuk semua orang !Â
BKKBN sedang melakukan roadshow untuk mengajak para remaja indonesia melek tentang Usia Nikah Ideal Raih Masa Depan Cemerlang, pada akhir Juli 2016 lalu Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bapak Surya Chandra Surapaty, BKKBN mengajak remaja untuk terlibat aktif dalam kampanye GenRe " Generasi Berencana", saat ini tak dipungkiri banyak remaja yang mencuri perhatian, contohnya belum lama ini kita dikagetkan oleh sosok Awkarin, sosok remaja yang menjadi idola karena sisi kreatif negatifnya, inilah yang harus dibina bagaimana remaja harus bisa memanfaatkan usia produktifnya secara optimal dengan hal yang positif. Menyikapi keberadaan Awkarin pun bisa dilihat dari dua sisi dan tentu harapan kita para remaja bisa mengambil sisi positifnya, jangan kebalikan ya nggak mau kuliah hanya karena nggak bisa nemanin pacar hehehe.Â
So Apa Sih GENERASI BERENCANA (GenRe)
Yang pasti Generasi sehat itu adalah generasi yang berencana, Remaja diharapkan memiliki karakter dan nilai kompetensi , kalian bisa memulainya adari sekarang seperti :
- Mempunyai pola hidup sehat dalam kesehariannya, dimulai dari mengkonsumsi makanan bergizi, hidup teratur dan disiplin. Hal ini tentu membutuhkan peranan keluarga dan lingkungan yang baik pula.
- Menempuh pendidikan setingi-tingginya, selagi muda maka gunakan kesempatan untuk meraih pendidikan terbaik, kalau sudah berkeluarga mungkin bisa saja sambil kuliah tapi tentu sudah tak 100% fokus.
- Mempunyai daya saing di dalam dunia pekerjaan
- Merencanakan pernikahan sebaik mungkin
- Mempunyai peranan sosial di lingkungannya.
Nah kira-kira kalau remaja menikah muda apakah kelima hal diatas bisa berjalan maksimal, no way ! Aku aja masih punya cita-cita sekolah lagi, memang kendala yang paling aku rasakan adalah biaya kalaupun ada apa iya aku bisa egois meninggalkan anak dan suami ? Sama halnya dengan pekerjaan aku selayaknya bisa menuju posisi yang lebih baik, nyatanya aku mengutamakan anak dan suami, sedangkan untuk berperan aktif dilingkungan dekat rumah masih susah karena ada anak kecil, so apa lagi yang bisa membuat menikah muda itu sebuah nilai positif ? Pernikahan dini sudah pasti membuat ruang gerak mu terbatas, bisa jadi pasangan memberi ruang tapi nurani mu sebagai orang tua atau sebagai suami/istri akan membatasi gerak mu, apapun ceritanya masa remaja itu indah bila dilewati sesuai fungsi usia dan penuh dengan rencana.
Aku dulu berpikir akan menikah di usia ideal, ya bagiku 25 tahun adalah ideal, sudah lulus minimal strata 1, sudah bekerja minimal 4 tahun, sudah bisa memberikan sedikit rupiah kepada orang tua, paling tidak ketika 25 tahun aku sudah bisa mandiri dan menjadi seorang istri. Rencana tinggal rencana, Allah yang berkehendak toh sudah direncanakan begitupun tetap saja aku menikah di usia kepala tiga tapi pada akhirnya aku sadari dengan rencana memang jauh lebih baik , kita lebih bertanggung jawab terhadap diri kita dan otomatis membawa pengaruh yang baik di sekitar kita.
Buruknya Pernikahan DiniÂ
- Perempuan biasanya kaget loh, lah aku saja yang sudah 33 tahun langsung kaget hahaha, capek tadinya bisa leyeh-leyeh sambil creambath eh setelah kawin malah nyisir rambut saja susah hehehe. Nah buat yang nggak bisa adaptasi bisa dibayangkan pasti mengalami stres dan kebosanan.
- Biasanya kalau nikah muda nantinya akan merasa tiba-tiba kehilangan masa muda, lah yang suruh kawin siapa? kok nuntut masa muda disaat sudah punya momongan ? akhirnya rumah tangga berantakan
- Usia dibawah 20 tahun sangat labil, bisa-bisa kamu akan merasa tiba-tiba tidak mengenal pasanganmu padahal tadinya menikah atas nama cinta
- Mengurus anak, suami itu nggak gampang, butuh emosi yang matang suapaya bisa menjadi istri sekaligus ibu bagi anak-anak.
- Pernikahan dini banyak berujung perceraian, banyak kesempatan untuk menikah lagi sehingga berefek ke kesehatan reproduksi dan terkena penyakit menular.
- Bagi priapun sama, kebanyakan tidak siap dengan tuntutan kehidupan berumah tangga, merasa terganggu ketika tidak diijinkan kongkow dengan teman, merasa terbebani dengan pekerjaan yang tak mapan dan banyak masalah lainnya.
Kenapa pemerintah memberi batasan usia ideal menikah ?Â
Perempuan dianjurkan menikah ketika berusia diatas 20 tahun (bila dilihat dari ilmu kedokteran secara epidemiologi minimal usia seorang perempuan untuk menikah adalah usia 20-21 tahun pada usia inilah perempuan secara reproduksi sudah dianggap siap untuk memiliki anak) dan pria diatas 25 tahun. Secara undang-undang usia 17 tahun itu masih kategori anak-anak, bisa jadi memang mapan secara materi tapi belum dewasa dalam mengambil keputusan, usia remaja itu labil, usia galau istilahnya.Â
Pemerintah membuat sebuah peraturan karena memang tidak menutup mata ada beberapa budaya yang mengharuskan pernikahan muda, ah saya jadi teringat sebuah serial India Andini, dimana sudah menjadi kebiasaan disana menikah kan anak bahkan masih sangat kecil, boro-boro 17 tahun ini anak usia 7 tahun loh ya, tapi itupun tak lantas melepas mereka menjadi pasangan, anak-anak ini hidup dalam satu rumah, belum tidur layaknya suami istri, dan dari film ini pula diketahui pada akhirnya menuju kedewasaan banyak hal yang mempengaruhi tumbuh kembang mereka bahkan akhirnya mengetahui bahwa dia tak menyukai seseorang yang menjadi istrinya sejak kecil. Apa yang terjadi ? Perceraian? Perempuan menjadi janda dan akhirnya nanti akan menikah pula dengan yang lainnya, gonta ganti pasangan selama masih muda, efeknya? Jelas tak baik bagi keduanya, selain faktor psikis tentu penyakit pun mengancam keduanya.