Tulisan ini bisa dianggap sebagai tanggapan atas artikel sebelumnya "Catatan buruk Terminal 3 Soekarno Hatta". Ini saya komenin ala-ala film Rudy Habibie ya "ehem saya memang mengidolakan sekali orang pinter satu ini, bahkan karena produk Indonesia untuk sekelas Beliau masih mampu loh melihat sisi positif dari sinetron Cinta Fitri yang bagi kebanyakan orang dianggap perusak generasi bangsa". Apa sebabnya ? hanya sudut pandang yang berbeda dan tentunya apresiasi terhadap usaha orang lain, kalau bukan kita siapa lagi yang akan bilang bahwa Indonesia ini bangsa yang luar biasa ?
Faktanya adalah : Blogger, Media dan beberapa orang umum diundang untuk melihat kemajuan pembangunan terminal 3 yang sudah mencapai 97% , belum diresmikan dan belum beroperasional.
Permasalahannya adalah : beberapa tulisan menguliti seolah ini bandara sudah digunakan dan sudah melayani penerbangan, bahkan nilai positif yang ditorehkan beberapa blogger dianggap sebagai 'pujian' belaka. atau karena berbayar ? Ehem berarti anda bukan blogger , blogger itu bukan wartawan, blogger itu orang-orang yang suka menulis lalu zaman berubah bahwa banyak brand yang butuh blogger, sementara blogger nggak ada yang kasih gaji so adalah wajar ketika blogger diundang lalu diberi pengganti transportasi, samalah kek para pejabat yang pergi dinas tetap dikasih uang saku #deal !
Solusinya adalah : Bahwa secara prosedur maka bandara yang baru jadi memang harus segera di operasionalkan, dilengkapi persyaratan supaya bisa dioperasionalkan, dilihat kekurangannya untuk penyempurnaan barulah diresmikan, hal yang sama terjadi pada bandara Kualanamu ketika awal beroperasional tak sedikit yang mencibir masih kotor, masih inilah itulah and now what? sudah beroperasional dan terus berbenah, begitu juga dengan Terminal 3 kalau anda lihat sisi bangunan yang belum jadi tentu akan bilang apa ini ? Tapi alihkan pandangan anda, buka tabir mata anda, lihat apa yang sudah separoh jadidan bandingkan dengan terminal yang sudah ada tentulah sepakat bahwa Terminal 3 mempunyai kesan mewah, besar dan lebih baik yang dari yang sudah ada. Dan dari pihak pengundang tak ada titipan pesan agar kami menuliskan hal yang baik-baik saja, justru semua blogger disaat sesi tanya jawab memberikan masukan, menanyakan hal-hal yang masih tak sesuai, seperti Nursery room dimana ? Kenapa air toilet masih keruh ? dan sebagainya, semuanya dijawab masih dalam proses dan tentunya akan kita tagih dikemudian.
Faktanya : Â Kualanamu adalah awal kebangkitan bandara di Indonesia, tapi tak banyak yang tahu proses negoisasi konsep begitu alot, masyarakat setempat menginginkan bandara Kualanamu dibangun dengan konsep melayu dilain sisi sang penguasa wilayah menginginkan konsep suku Bataklah yang diusung,, lalu sebuah ketokan dari Bapak Jusuf Kalla "sudah bangun dengan konsep internasional"
Permasalahannya : Indonesia sangat kaya dengan budaya, sumber dana investasi untuk bandara dari pemerintah tak pernah banyak.
Solusinya : Terminal 3 dibangun dengan konsep internasional namun tetap mengusung tema lokal, dan Terminal 3 merupakan investasi besar senilai 7 trilliun !
Sebagai orang Agronomi di perkebunan maka hitungan bangunan investasi di kebun sering aku lakukan, tentu ada hal-hal yang dikeluarkan dari material bangunan barulah bisa dikatakan itu biaya per meter perseginya. Angka 16 juta per meter persegi iya benar bila termasuk apron, kalau biaya untuk bangunan saja hanya 10 juta per meter persegi. Mahal itu ! iyes kalau buat rumah ini mah sudah cukup mewah, lah kita bicara soal bandara, sebuah bandara baru untuk cakupan yang lebih luas, lebih canggih. Kalao memang suka bangga dengan bangsa lain, harusnya tahu juga berapa anggaran negara itu untuk bangunan mewah bandaranya . Tahun 2012 Changi airport merombak total Terminal 1 mereka untuk luasan dibawah Terminal 3 mereka menghabiskan dana hampir 400 juta US dollar, so wajarlah hasilnya jauh berbeda sebagai orang yang nggak paham arsitek maka aku bisa menyimpulkan tentu secara kualitas dan material sudah berbeda jauh.Â