Mohon tunggu...
Uli Hartati
Uli Hartati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

A wife, mommy of 2 boys, working mom also as a blogger Contact me : WA 089627103287 Email uli.hartati@yahoo.com Blog http://ulihape.com IG dan Twitter @ulihape

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Karena Kompasiana, Saya Punya Suami

11 September 2015   16:30 Diperbarui: 11 September 2015   17:11 1719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judulnya yaaa... tapi mau bilang apa? Memang seperti itu adanya, karena suka menulis kegalauan dunia percintaan (jiiaaah) sampai akhirnya ada makhluk yang berkomentar disalah satu tulisan ku "bolehkah aku tidak munafik didepan mu?", dan beberapa tulisanku di vote "Menarik" oleh makhluk itu meski sebenarnya tak menarik (smile).

[caption caption="Pertama kali bertemu, bodylanguagenya bilang gak suka hehehe"][/caption]

Sebelum berkompasiana, aku sangat suka menulis segala sesuatu yang aku rasakan, entahlah ! dengan kembali menceritakan kisah yang terlewati mampu memberikan space lebih banyak dikepala sehingga aku jarang sekali mumet dan selalu tertawa. Dan saat itu ada seorang pria yang entah kenapa sangat menyukai setiap rangkaian kata yang kutuliskan, lalu dia menyarankan agar aku membuat akun disebuah situs keren, begitu katanya. Situs keren? tanyaku, iya buka saja kompasiana, buat akun disana, lalu menulislah. Lalu akupun membuka kompasiana dan di tahun 2009 aku melihat tulisan-tulisan yang terpublish cukup serius, mulai dari urusan politik, agama dan ekonomi. Lalu aku merasa tak pantas berada disini, karena tulisanku hanya berupa buku diari, tulisan anak muda yang sedang galau semuanya urusan sepele, jadi siapa yang akan membacanya ? Kemudian pria itu berkomentar "bukankah memang itu tujuanmu? menulis semua apa yang dirasa dan tak ada orang yang memperhatikannya ? Maka sudah cocok untukmu. Iya pulak (logat medan keluar dikitlah) pikirku, aku bisa menulis bebas disini, dan akhirnya akupun membuat akun dengan nama ulihape. Ulihape adalah singkatan nama asli ku (Uli Hartati Panggabean). 

4 Oktober 2009 (hampir 6 tahun) aku menulis untuk yang pertama kalinya, dengan cara lama, dengan ejaan yang aku mau, 15 menit setelah published aku kaget, kemana tulisanku ? Kok hilang dan 10 menit kemudian ada pesan yang masuk, permintaan maaf dari admin karena mendelete tulisanku dengan alasan dinilai tidak memenuhi EYD (hakhak), sejak hari itu aku belajar menulis dengan baik dan benar, terima kasih K !

Dan diluar dugaanku ternyata tulisan galau yang dibungkus fiksi ada juga yang membacanya, komentar yang mampir bahkan menjadi penyemangat untuk menuliskan semua kegalauan yang hadir. Dari hanya 3 orang pembaca akhirnya setiap tulisanku tayang dibaca 150 keatas pembaca, angka ini cukup membuat aku bangga , siapa sangka tulisan diari semacam ini bisa mengundang komentar. 

Dan kemudian tahun 2010 aku berkesempatan mutasi ke Jakarta, dan akhirnya untuk pertama kalinya di akhir bulan April 2010 aku mengikuti kegiatan offline kompasiana "Monthly Discussion" (MODIS). Pada kesempatan inilah saya berkenalan dengan beberapa teman kompasiana, dari sini mulai saya peduli untuk saling sapa dengan kompasianer, sebelumnya jujur saya jarang sekali membalas komentar teman-teman ditulisan saya, kebiasaan saya adalah tulis, published dan lupakan. Namun sejak pertemuan itu saya jadi semangat untuk saling berkomentar dan saling mengunjungi tulisan sesama kompasianer.

2 tahun dikompasiana tulisan saya baunya hanya kegalauan, hati terluka, kebingungan seorang wanita dewasa yang masih belum menemukan jodoh. Pertemuan saya dengan laki-laki ini yang hari ini adalah suami saya dan papi dari kedua anak laki-laki saya adalah pada saat acara Modis dipenghujung April 2010, ternyata pria ini suka membaca tulisan kegalauan hati saya dan mulai memberi komentar setelah pertemuan itu. Dibeberapa coretan hati saya terkadang dia hanya memberi nilai "Menarik", atau hanya sekedar menyemangati saya dengan kata-kata "Sabar Mbak".

[caption caption="Pertemuan kedua di kompasianival 2nd anniversary"]

[/caption]

Lalu Desember 2010 di acara second Anniversary Kompasiana, kami kembali bertemu dan bisa saja respon saya karena memang tidak (eh belum) tertarik akan sosoknya, Bagaimana mau tertarik coba, kesan pertama dibulan April tetiba seorang pria meminta saya memoto dirinya dengan Nurul Arifin (ketika itu menjadi nara sumber), 1x saya potokan lalu dia bilang sekali lagi ya mbak, 2x saya potokan lalu masih dimintakan lagi untuk ketiga kalinya, dalam hati saya "yaaa elaaa, lu mah ya narsis ckckckck". Pertemuan kedua diacara ultah Kompasiana tidak berlangsung lama dengannya karena memang saat itu hatiku masih diisi pria lain, dan acara bubar. Kemudian Februari 2011 ada acara MODIS bersama Marzuki Ali, sudah beberapa kali memang kompasianer senior menjodohkan pria itu dengan saya , tapi belum mau krn ada hati lain dihatiku. Sampailah diacara tersebut pria tersebut mendapatkan door prize 2 buah tiket XXI, semua serempak jadi kompor, "ayo donk tiketnya dipakai nonton bareng uli", om thamrin, om dian kelana adalah sosok senior yang saat itu lebih cocok disebut sebagai pak comblang, sahutan pria itu "gak ah mau saya pakai nonton sama ponakan saja". PELIT itu dalam hati saya, meski saya gak suka tapi kalo diajak nonton gratis ya maulah (hahahha). Lalu kompasianer kompakan solat zuhur, sehabis sholat entah kenapa pria tersebut akhirnya mengajak saya nonton dan saya jelas mau toh (hahhaha). Film The King's Speech menjadi pilhanku, karena aku sangat menyukai film-film dengan based on true story, selama menonton ya cuman diam-diam aja menikmati film, selesai nonton berpisah begitu saja. 

[caption caption="Acara MODIS bersama Marzuki Ali, para senior mendudukan kami bersebelahan"]

[/caption]

Diantara kegalauan hatiku dengan pria lain, diakhir istikharahku, dan semakin intensnya pria ini memberi komentar, memberi semangat entah kenapa hatiku bilang bahwa sudah saatnya melepas sesuatu yang tidak pasti, saat ini ada pria yang melalui komentar sudah memberanikan diri untuk mengisi hati yang kosong, untuk menambal luka, dan setelah saling sms dan aku yakinkan bahwa sebagai tambal kapan saja dia bisa aku buang dan dengan keyakinan dia menjawab iya gak papa, akhirnya aku mau menerima tawarannya untuk mengisi atau tepatnya menambal luka hatiku saat itu. Lalu aku bercerita eh tepatnya meminta ijin ke mamak untuk bisa saling mengenal dengan pria ini, seperti sebelumnya aku kirimkan gambar pria yang mendekati ku dan apa yang kuduga terjadi , ada tanya disana " itu rambutnya kenapa? kok bisa habis,kan masih muda? apa pernah sakit? Wah iyapulak pikirku, jangan sakit parah nih cowok hahaha. Dan aku kembali galau saudara-saudara, teman dikantor aku curhatin, gimana ya habis dia rambutnya tipis (tapi waktu itu aku ngomongnya dia botak euuui), dan satu nasehat dari mami fifang yang membuat aku akhirnya menyatakan iya aku mau kau jadi kekasihku "mbak uli, mendingan lu dapat botak dari awal daripada kek gue pas muda cakep benar deh ah, eh sekarang jd botak". Iya pulak pikirku mendingan botak dari sekarang hahaha dan lalu beberapa bulan kemudian kepala dengan rambut sedikit itu sudah tampak seperti kepala yang berambut tebal, ternyata penerimaan ku membuat semuanya berubah dimata hahahha inilah yang kata orang-orang itu "kalo sudah cinta taik pun rasa coklat" wakakakakak.

[caption caption="akhirnya dilamar setelah pulang dari korea"]

[/caption]

Sebelum menikah, maka pertemuan selanjutnya tak lepas dari event-event yang diadakan kompasiana atau komunitas yang ada dikompasiana. Uniknya ketika ditanya kapan saya bersedia dilamar untuk selanjutnya mengadakan pernikahan maka jawaban saya adalah "tunggu waktu pengumuman pemenang lomba CC ya", saat itu saya memang sedang mengikuti lomba di kompasiana yang berhadiahkan jalan-jalan gratis ke korea, entah kenapa saya sangat yakin akan memenangkannya, karena saya selalu menulis apa yang memang saya gunakan bukan hanya sekedar ikut lomba. Dan Alhamdulillah ternyata memang saya menang dan bulan Mei 2012 akhirnya saya menikmati hadiah dari kompasiana untuk jalan-jalan ke korea, disana saya bisa mengunjungi gembok cinta dan saya memasang gembok kami berdua, dan setelah kembali dari korea maka saya meminta Juli 2012 waktu untuk menikah, tentu saja orang tua kerepotan hanya dua bulan waktu untuk mempersiapkannya. Tapi benar kok Allah itu sudah memberikan hal-hal terbaik diwaktu yang tepat, alhamdulillah semua berjalan lancar sampai kami sekarang menikah dan telah memiliki dua anak laki-laki (Tulisan yang membuatku ke Korea)

[caption caption="bersama Revalina S Temat di Korea"]

[/caption]

[caption caption="Ketemu salah satu artis korea "saranghe""]

[/caption]

Kompasiana banyak memberikan kebaikan untuk saya, pernah papa saya berharap HP nya bisa diganti dengan jenis HP yang QWERTY, dan kebetulan lagi kompasiana mengadakan lomba yang mana juara favorit ke tiga berhadiahkan HP QWERTY bermerk N, dan aku mengikuti lombanya dan berdoa semoga aku mendapat posisi juara favorit tiga, dan alhamdulillah lewat kompasiana aku bisa memberikan papa HP QWERTY barunya meski setelah mendapat HP itu papa protes kok hurufnya gak urut A sampai Z ya hehehhe.

Ulang tahun ketiga kompasiana, aku mengikuti lomba video mengucapkan selamat ulang tahun kompasiana bersama mamak dan papa, incaran ku adalah HP android, maklum saat itu baru mulai heboh android dan alhamdulillah meski merknya gak jelas yang penting aku punya HP android hakhakhak :D

Dan lalu aku pernah juga mendapatkan fee karena tulisanku bisa cetak diharian kompas lewat rubrik Freez, hal yang sangat membanggakan untukku dan kedua orang tua, bahkan beberpa teman langsung mementionkan "woooiii kawanku masuk koran"

Kompasiana juga membuat keinginan ku berjumpa dengan jokowi terwujud, meski harus berdesakan dengan perut buncit karena hamil usia 7 bulan saat itu namun tetap itu semua karena kompasiana.

[caption caption="Bersama Jokowi ketika menjadi Gubernur DKI"]

[/caption]

Dan beberapa bulan lalu tulisanku tentang ibu pekerja mendapat sharing terbanyak sepanjang saya menulis dikompasiana, dishare hampir 22 ribu orang dan mendadak saya menjadi seleb, beberapa teman mengirimkan capture tulisan saya yang dishare teman-temannya, bahkan ibu-ibu dikomplek sampai menanyakan apakah saya memang menulis tentang ibu pekerja dan saat saya dibis ada seorang ibu yang menunjukkan tulisan saya, bahwa dia sangat setuju dengan isi tulisan tersebut lalu saya tersenyum "itu saya bu", hah? langsung salaman bak seleb ketemu fans nya, itu semua bisa saya rasakan berkat menulis di kompasiana

[caption caption="Mendapat teman-teman keren berkat ber kompasiana"]

[/caption]

Bahkan dari kompasiana aku jadi bisa bergabung dengan komunitas-komunitas dimana sudah banyak hal yang saya dapatkan, dari menambah teman, mengikuti berbagai event yang berhadiahkan uang tunai, tentu ini semua juga karena kompasiana. Ulang tahun ke lima kompasiana saya masih bisa hadir ketika itu sedang hamil muda anak pertama namun ulang tahun ke 6 yang diadakan di TMII tidak bisa saya hadiri karena usia kandungan sudah delapan bulan untuk anak kedua. Tahun ini kompasiana berulangtahun ke tujuh dan inshaallah saya akan hadir bersama suami dan kedua anak kami.

[caption caption="dua kompasianer itupun menikah"]

[/caption]

 

[caption caption="menyambut anak kedua"]

[/caption]

Selamat ulang tahun ke tujuh kompasiana, terima kasih untuk semua kebaikan yang ada dan semoga bermanfaat untuk kita semua aamiin

[caption caption="here we are now, keluarga kompasiana"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun