Bapak : ya ibu bisa lulus semua dan gak repot isi formulir
Aku : ahh sudah pak, saya urus sendiri saja. Akhirnya berkas saya dikembalikan dan si Bapak menitipkan pesan bahwa dia tidak tahu apa-apa dan hanya menerima amanah dari petugas (dalam hati yaela pak)
Jam istirahat belum usai, masuklah seorang calo, ramah menanyakan keperluan mau dibantu atau tidak? ternyata saya iseng menanyakan biayanya, dan lumayan calo tak berseragam ini masih bisa dinego meski hanya berkurang 20 ribu tapi bisa goyanglah, tidak seperti calo berseragam tadi yang sudah punya hitungan harga pas tak boleh ditawar! Dan ada seorang petugas berceletuk "eh ada kasat loh berani juga lu masuk ke sini, keluar aja deh gak enak".
[caption id="attachment_357392" align="aligncenter" width="540" caption="Formulir yang tidak sulit untuk diisi, ini yang jadi alasan diisi petugas sipemohon nyantai aja"]
Well akupun akhirnya tertarik dan nekad ingin mengurus pembuatan SIM C baru dengan sendiri, aku bilang ke suami "mami rela deh rugi 100 ribu (pendaftran resmi) buat membuktikan bahwa mengurus sendiri tidak direkomendasikan, mami yakin nanti pasti tidak diluluskan. Dan dengan begini mami bisa membuat tulisan untuk perbaikan kedepannya. Suami setuju dan ketika jam istirahat usai maka akupun mendatangi loket pembayaran
Aku : perpanjangan SIM C, sembari memberikan berkas suami
Petugas : biayanya 75 ribu ditambah admin foto 50 ribu jadi 125 ribu
Aku : admin foto? ahh sudahlah bayarkan saja ini karena aku urus sendiri, karena disebelah ku seorang calo tadi menyerahkan uang dan tidak dimintai biaya admin foto. Sekalian saya mau buat SIM C baru ya. Sebelumnya aku dan suami sudah mengeluarkan biaya 100 ribu untuk 2 asuransi kecelakaan dan dua surat keterangan dokter. Yang lucu surat keterangan dokter itu kita dapat dengan mudah bayar 20 ribu tanpa disentuh apa-apa sebagai bukti kita diperiksa.
Petugas : untuk daftar buat baru 100 ribu dan ibu langsung ke loket  pendaftaran, lalu nanti tes teori.
Semua administrasi sudah selesai, suami sudah menunggu untuk difoto, tidak ada isi formulir lagi. Dan giliranku menunggu di ruang tunggu tes teori. Ada 5 orang disana , 3 pria dan 2 wanita. setelah 15 menit menunggu dan belum ada panggilan untuk tes maka seorang wanita bertanya kepada ku "Mbak dibantu atau sendiri ?Aku jawab sendiri. Diapun tidak terima karena dia bayar lebih kenapa kita barengan ya tanyanya? tadi saya bayar 500ribu supaya cepat. Akupun menjawab bahawa saya hanya ingin menguji firasat saya saja , mbak kita akan sama-sama ujiannya tapi mbak dipastikan lulus dan saya yakin sayatidak akan lulus nantinya. Oh begitu ya mbak tanyanya, lalu dia menelpon calonya untuk memastikan bahwa dia akan langsung lulus, dan calo itu menghampiri nya dan meyakinkannya untuk tenang saja.
Diantara 5 itu, ada 1 orang pria yang sama denganku karena keterbatasan uang dia mengurus sendiri namanya Firdaus, dari dia pula aku tahu biaya perjalanan dari domisili kami sampai ke TKP sekali jalan 50 ribu artinya PP habis 100 ribu. "Mbak andai saya punya uang baiknya tadi diurus calo saja, tapi saya tidak ada dan saya yakin pasti tidak lulus" Iya pak saya juga punya pendapat yang sama, tapi saya memang sengaja supaya saya bisa punya catatan harian dengan faktanya bukan hanya sekedar menulis kata orang dan marah-marah gak jelas. Akhirnya tespun berjalan, hanya 20 menit untuk 30 soal.