Mohon tunggu...
Uli Hartati
Uli Hartati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

A wife, mommy of 2 boys, working mom also as a blogger Contact me : WA 089627103287 Email uli.hartati@yahoo.com Blog http://ulihape.com IG dan Twitter @ulihape

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Urus SIM Tanpa Ujung

5 September 2014   18:16 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:32 1712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_357401" align="aligncenter" width="540" caption="bukti biaya2 yang tidak seragam "][/caption]

Bismillahirrahmanirrahiim,

Semoga isi tulisan ini tidak dianggap menjelekkan sebuah instansi, menjelekkan seseorang sehingga berakibat nasib seperti Florence Sihombing (kebetulan awak ini batak juga, Panggabean kelleus). Tulisan ini dibuat sebagai harapan untuk sebuah perbaikan kedepan, khususnya revolusi mental siapapun makhluk dimuka bumi ini.

==========================================================

Sudah 10 tahun aku memiliki SIM, baik A maupun C, SIM A cuman sekali saja, tak diperpanjang karena uang tak kunjung tiba membeli sebuah unit kendaraan roda empat. SIM C sudah dua kali memliliki didua kota yang berbeda dan pengurusannya mengandalkan jasa calo, kenapa? Karena gak mau repot dengan kegagalan tes yang mengharuskan bolaka balik polres dan niscaya akan menghabiskan dana lebih banyak daripada membayar calo. Februari 2014 SIM C ku sudah expired dan baru kemarin mempunyai kesempatan untuk mengurus perpanjangannya sekalian dengan SIM suami yang kebetulan akan habis masa berlakuknya minggu depan #klop.

Maka ijin cuti dari kantor sehari kemarin diprioritaskan untuk mengurus SIM, sebagai warga negara yang taat hukum, tentu inilah alasannya saya mau repot dan mengeluarkan dana, meski sudah 6 bulan, saya bisa mengendarai motor dengan SIM kadaluarsa dan walau dicegat polisi, tetap bisa lolos, bukan nyogok melainkan pinjam SIM adik atau teman yang sama-sama menggunakan kerudung. :p

Ternyata karena domisili kami di Kabupaten Tangerang maka tempat mengurus SIM sangat jauh dari lokasi kami tinggal, apalagi Kabupaten Tangerang membuat Pusat Pemerintahan terpadu jadi semua instansi pemerintahan berada dalam satu kawasan ditiga raksa, butuh wakyu 90 menit untuk ke TKP menggunakan kendaraan roda dua, bokong sudah panas mana dengan perut yang sudah menonjol lumayan besar (usia kehamilan 24 minggu) membuat pinggang juga terasa ngilu. Well sampai juga dengan selamat, langsung menuju parkiran begitu roda dua kami terparkir sempurna si abang tukang parkir langsung bertanya

Abang Parkir : "urus apa bu?"

Aku :  Perpanjangan SIM bang

Abang Parkir : "mau dibantu bu?"

Aku : "gak usah bang, terima kasih

Buset dah masih di parkiran sudah ada calo, and then, kami memasuki kawasan polres kembali di dalam pagarnya, kami disamperin seorang bapak:

Bapak : " Dibantu aja ya bu"

Aku : (dengan langkah buru-buru) gak usah pak makasih

[caption id="attachment_357387" align="aligncenter" width="470" caption="Yang duduk kalau tidak salah juga salah seorang calo karena sempat menawarkan jasa"]

14098902171765574776
14098902171765574776
[/caption]

Fiuuuhhh calo kedua menggoda hati. Lalu kami akhirnya pun masuk kedalam ruangan tempat mengurus SIM, kehadiran kami langsung disambut Bapak Petugas berseragam :

Petugas Berseragam : sini bu, pak kami bantu, ada yang bisa kami bantu?

Suami : saya dan istri mau perpanjangan SIM C

Petugas Berseragam : ok pak, mana KTP dan SIM lamanya, (suami menunjukkan SIM kami). Oh yang Bapak bisa diperpanjang. Yang ibu, karena dari luar kota maka harus buat baru, kecuali sudah cabut berkas dari tempat lama bisa diperpanjang.

Suami : OK pak, berapa biayanya

Petugas : perpanjang 200 ribu belum termasuk asuransi kecelakaan 30 ribu, surat keterangan dokter 20 ribu jadi total 250 ribu. Buat baru 450 ribu pak, diluar asuransi dan surat dokter , total 500 ribu. Jadi berdua 700 ribu

Suami : waa duit kami cuman ada 500 ribu, segini aja ya pak

Petugas : belum masuk hitungan pak

Aku : ya sudah pi perpanjang punya papi ajalah, mami  ngapain juga lah punya SIM (maklumlah hitungan emak-emak, 500 ribu sudah bisa buat beli popok sebulan)

Petugas : ok pak biaya bapak 200 nanti kami bayarkan kekasir, yang asuransi dan surat dokter silahkan kesana (menunjuk lokasi)

[caption id="attachment_357388" align="aligncenter" width="540" caption="Biaya Resmi"]

1409890281872904545
1409890281872904545
[/caption]

Setelah itu jam istirahat pukul 12.00 WIB, si petugas menitipkan berkas suami ke seseorang "nanti bapak ini yang akan bantu bapak, saya tinggal dulu". Dari sebuah ruangan yang ada judul "KASAT" muncul seorang bapak yang sepertinya merupakan atasan dikantor ini, beliau langsung menuju musholla diikuti beberapa anak buahnya, melihat postur badannya dan feeling ku sebagai ibu dan istri bahwa bapak ini In Sya' Allah, lempeng, lurus dan baik, bahkan uban sudah terlihat jelas dikepalanya. Namun bisa jadi sebagai atasan, Bapak ini tidak mengetahui kondisi sebenarnya, bahwa calo di lingkungan polres ini ada di semua titik. Bahkan setelah berbincang dengan petugas berseragam itu aku jadi terhenyak bahwa calo berseragam ini jauh lebih mahal.

[caption id="attachment_357389" align="aligncenter" width="540" caption="Loket Pembayaran"]

1409890309227245711
1409890309227245711
[/caption]

[caption id="attachment_357390" align="aligncenter" width="615" caption="Kartu Asuransi yang sudah harus dibeli didepan, buat saya yang tidak lulus dan tak berniat mengurus ini bisa buat kenang2an saja :D"]

14098903492115754726
14098903492115754726
[/caption]

Akhirnya aku bilang ke suami, gila ya kita sudah menolak dua calo di luar kantor tapi ternyata kita disambuat petugas yang sama saja calo. Di ruangan itu jelas terpampang biaya pengurusan resmi bagi masyarakat yang ingin memiliki SIM atau memperpanjang. Lalu saya bilang ke suami "pi kitakan memilih Jokowi, kenapa kita masih bermental begini, apa-apa pengen cepat dan mudah, apa susahnya sih kalau urus sendiri? Yah memang tau sama tau kalaulah mental semua petugas disini masih seperti lama memang malas urus sendiri karena pasti hasilnya buat sedih. Tapi ini sudah 10 tahun aku memiliki SIM masa iya tidak ada perubahan? Masa iya saat ini aku harus memiliki SIM dengan cara lama? Pi, ayolah kita urus sendiri saja, sudah saatnya kita revolusi mental (ceiiileee) jangan-jangan gara-gara orang seperti kita inilah para petugas ini berbuat seperti ini? Well suami akhirnya manut, dan aku pun mendatangi orang yang dititipi berkas tadi ,

Aku : Pak, saya mau urus sendiri ajah deh, itu biaya perpnajngan cuman 75 ribu, kenapa tadi kami diminta 200 ribu?

Bapak : Yah kan ibu mau dibantu, kalo mau urus sendiri ya silahkan

Aku : emang bedanya apa ?

Bapak : ya ibu bisa lulus semua dan gak repot isi formulir

Aku : ahh sudah pak, saya urus sendiri saja. Akhirnya berkas saya dikembalikan dan si Bapak menitipkan pesan bahwa dia tidak tahu apa-apa dan hanya menerima amanah dari petugas (dalam hati yaela pak)

Jam istirahat belum usai, masuklah seorang calo, ramah menanyakan keperluan mau dibantu atau tidak? ternyata saya iseng menanyakan biayanya, dan lumayan calo tak berseragam ini masih bisa dinego meski hanya berkurang 20 ribu tapi bisa goyanglah, tidak seperti calo berseragam tadi yang sudah punya hitungan harga pas tak boleh ditawar! Dan ada seorang petugas berceletuk "eh ada kasat loh berani juga lu masuk ke sini, keluar aja deh gak enak".

[caption id="attachment_357392" align="aligncenter" width="540" caption="Formulir yang tidak sulit untuk diisi, ini yang jadi alasan diisi petugas sipemohon nyantai aja"]

14098904102000816511
14098904102000816511
[/caption]

Well akupun akhirnya tertarik dan nekad ingin mengurus pembuatan SIM C baru dengan sendiri, aku bilang ke suami "mami rela deh rugi 100 ribu (pendaftran resmi) buat membuktikan bahwa mengurus sendiri tidak direkomendasikan, mami yakin nanti pasti tidak diluluskan. Dan dengan begini mami bisa membuat tulisan untuk perbaikan kedepannya. Suami setuju dan ketika jam istirahat usai maka akupun mendatangi loket pembayaran

Aku : perpanjangan SIM C, sembari memberikan berkas suami

Petugas : biayanya 75 ribu ditambah admin foto 50 ribu jadi 125 ribu

Aku : admin foto? ahh sudahlah bayarkan saja ini karena aku urus sendiri, karena disebelah ku seorang calo tadi menyerahkan uang dan tidak dimintai biaya admin foto. Sekalian saya mau buat SIM C baru ya. Sebelumnya aku dan suami sudah mengeluarkan biaya 100 ribu untuk 2 asuransi kecelakaan dan dua surat keterangan dokter. Yang lucu surat keterangan dokter itu kita dapat dengan mudah bayar 20 ribu tanpa disentuh apa-apa sebagai bukti kita diperiksa.

Petugas : untuk daftar buat baru 100 ribu dan ibu langsung ke loket  pendaftaran, lalu nanti tes teori.

Semua administrasi sudah selesai, suami sudah menunggu untuk difoto, tidak ada isi formulir lagi. Dan giliranku menunggu di ruang tunggu tes teori. Ada 5 orang disana , 3 pria dan 2 wanita. setelah 15 menit menunggu dan belum ada panggilan untuk tes maka seorang wanita bertanya kepada ku "Mbak dibantu atau sendiri ?Aku jawab sendiri. Diapun tidak terima karena dia bayar lebih kenapa kita barengan ya tanyanya? tadi saya bayar 500ribu supaya cepat. Akupun menjawab bahawa saya hanya ingin menguji firasat saya saja , mbak kita akan sama-sama ujiannya tapi mbak dipastikan lulus dan saya yakin sayatidak akan lulus nantinya. Oh begitu ya mbak tanyanya, lalu dia menelpon calonya untuk memastikan bahwa dia akan langsung lulus, dan calo itu menghampiri nya dan meyakinkannya untuk tenang saja.

Diantara 5 itu, ada 1 orang pria yang sama denganku karena keterbatasan uang dia mengurus sendiri namanya Firdaus, dari dia pula aku tahu biaya perjalanan dari domisili kami sampai ke TKP sekali jalan 50 ribu artinya PP habis 100 ribu. "Mbak andai saya punya uang baiknya tadi diurus calo saja, tapi saya tidak ada dan saya yakin pasti tidak lulus" Iya pak saya juga punya pendapat yang sama, tapi saya memang sengaja supaya saya bisa punya catatan harian dengan faktanya bukan hanya sekedar menulis kata orang dan marah-marah gak jelas. Akhirnya tespun berjalan, hanya 20 menit untuk 30 soal.

Sebagai warga yang sudah memiliki SIM C untuk dua kali lima tahun tentu saya sudah bisa tahu tesnya dan jujur tak ada yang susah . Tes selesai dan kami berbincang sesama peserta, bapak dan mbak yang dibantu pasti lulus ucapku, seorang bapak menyeletuk iyalah mbak wong teman aja yang buta huruf bisa lulus kok karena dibantu, lihat saja saya dan pak firdaus pasti dinyatakan tidak lulus ucapku. Dan tiba pengumuman seorang petugas memanggi "Uli Hartati" dan Bapak Firdaus, ini adalah nama dua orang yang tes tanpa bantuan calo, benar saja petugas tersebut bilang "Bapak dan Ibu maaf tidak lulus tes, standard kelulusan nilai 6 sementara bapak dan ibu hanya benar 15 soal dibagi 3 hasilnya cuman 5, selanjutnya bapak dan ibu silahkan datang 7 hari kemudian untuk tes ulang. Lalu saya iseng yahh dibantu aja deh mas, si petugas bilang "bu kalau mau dibantu harusnya dari awal".

Pak Firdaus masih bertanya kenapa dia tidak lulus dan bagaimana andai nanti tidak lulus kedua kalinya? Petugas bilang ada 3 kali kesempatan. Sebenarnya 5 tahun lalu aku juga mengalami hal ini, tanpa KTP karena saat itu aku baru pindah ke pontianak, aku bisa memiliki SIM C , tes teori lulus, tes praktek (hanya formalitas) karena disaksikan peserta lain kaki ku jatuh menyentuh lantai, petugas bilang tidak lulus dan disuruh mengulang 7 hari lagi.

Namun calo ku memainkan mata artinya itu basa-basi saja. Dan akupun langsung disuruh menunggu diruang foto, disaat itulah seorang bapak menyapaku "bukankah tadi ibu dinyatakan tidak lulus? kok bisa ngantri foto. Saat itu aku menjawab "pak..inikan Indonesia masak bapak gak paham? Si Bapak bilang bahawa ini adalah kedatangan dia ketiga kalinya karena dua kesempatan sebelumnya dia tidak lulus. Lalu saya bilang berapa biaya yang sudah habis pak untuk sampai ketahap foto ini setelah 3 kali kedatanga? Dia bilang habis 300 ribu lebih bu karena saya jauh. Dan saat itu aku merasa tidak rugi membayar calo sebesar 250ribu (tahun 2009) karena ternyata mengurus sendiri memang jauh lebih mahal.

[caption id="attachment_357394" align="aligncenter" width="540" caption="Prosedur resmi"]

1409890467965245875
1409890467965245875
[/caption]

Namun kemarin rasanya cerita 5 tahun lalu berulang kembali dengan pemeran utamanya saya, lalu aku pun melangkahkan kaki keluar karena dari awal hanya ingin membuktikan bahwa andai benar harus 3 kali kedatangan baru beres maka biaya calo sudah OK dengan 500 ribu, hitungannya begini 3 kali kedatangan artinya 3 x 100 ribu (biaya PP) = 300 ribu ditambah biaya pendaftaran 100 ribu dan biaya asuransi serta keterangan dokter 50 ribu, total biaya 450 ribu sedangkan untuk sekali datang hanya 500 ribu tentu ini jauh lebih murah. Untuk karyawan seperti saya rasanya tidak mungkin tiap minggu mengajukan cuti untuk urusan yang penting gak penting ini.

Dan ternyata di saat yang bersamaan, teman suami update status di FB bahwa dia juga sedang memperpanjang SIM di Kabupaten Lebak namun dengan nada puas bahwa proses mudah dan cepat tanpa calo. Dari sini pula aku tahu bahwa belum ada standarisasi biaya untuk tempat pengurusan SIM. Di Lebak biayanya hanya 105 ribu terdiri dari admin perpanjangan 75 ribu dan surat keterangan dokter 30 ribu. Ketika aku komen bilang apa disana tidak ada biaya admin foto sebesar 50 ribu ? diapun menjadi aneh, admin foto untuk apa tanyanya? kan 75 ribu itulah kita dapat SIM yang sudah ada fotonya. So makin tersenyum aku, dan semoga tulisan ini bisa menjadi perbaikan bagi tempat pengurusan SIM, dan terbukalah hati semua petugas untuk bisa benar-benar melayani tanpa harus ada uang lebih.

Lokasi : SATPAS 1222, tiga raksa , pusat pemerintahan kab. Tangerang, tiga raksa

[caption id="attachment_357400" align="aligncenter" width="540" caption="Status teman yang proses perpanjangan di lebak"]

14098911061121991343
14098911061121991343
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun