Tanda-tanda atau gejala lain mungkin termasuk:
- Upaya untuk menghindari pengabaian yang nyata atau yang dirasakan, seperti terjun langsung ke dalam suatu hubungan-atau mengakhirinya dengan cepat.
- Pola hubungan yang intens dan tidak stabil dengan keluarga, teman, dan orang yang dicintai.
- Citra diri atau perasaan diri yang terdistorsi dan tidak stabil.
- Perilaku impulsif dan sering kali berbahaya, seperti berfoya-foya, seks yang tidak aman, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, mengemudi secara ugal-ugalan, dan makan berlebihan. Harap diperhatikan: Jika perilaku-perilaku ini sering terjadi pada saat suasana hati atau energi sedang tinggi, maka perilaku tersebut mungkin merupakan gejala gangguan suasana hati dan bukan gangguan kepribadian ambang.
- Perilaku melukai diri sendiri, seperti mengiris atau selfharam.
- Pikiran yang berulang tentang perilaku atau ancaman bunuh diri.
- Suasana hati yang intens dan sangat bervariasi, dengan episode yang berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari.
- Perasaan hampa yang kronis.
- Kemarahan yang tidak pantas dan intens atau masalah dalam mengendalikan kemarahan.
- Perasaan disosiasi, seperti merasa terpisah dari diri sendiri, mengamati diri sendiri dari luar tubuh, atau perasaan tidak nyata.
Tidak semua orang dengan gangguan kepribadian ambang mungkin mengalami semua gejala ini. Tingkat keparahan, frekuensi, dan durasi gejala tergantung pada orang dan penyakitnya.
Jika kamu memiliki tanda-tanda seperti diatas segera periksa ya, ingat jangan selfdiagnos ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H