Episode 2
Pria Kemeja Biru
Di kelas tampaknya ricuh sekali, seperti biasanya kebudayaan mahasiswa di kelas. Ada yang sibuk bahas tentang pacar dan sistem perpacaran. Ada yang sibuk bahas gadjet dan belanja online, ada yang sibuk bahas kosmetik, sibuk bahas pelajaran atau tugas dan masih banyak lagi yang tak dapat terkatakan.
Vero selalu duduk disamping Rahel jika satu kelas. Karena jika saat Vero mengantuk, maka Rahel siap menampar mukanya dengan buku. Lalu seketika ruangan hening karena melihat pria tampan dengan kemeja biru memasuki kelas. Sekarang mahasiswa sibuk membahas pria kemeja biru tersebut. Sambil berbisik-bisik mereka saling bertanya satu dengan yang lain. Pria kemeja biru tersebut mulai memperkenalkan dirinya. Namun Rahel tidak memperhatikan karena sibuk sms an dengan ayahnya.
“Gubraaaak”, pukulan keras tangan pria kemeja biru itu kemeja yang ada di depannya. Semua mahasiswa mulai terperanjat. Rahel masih tetap sibuk dengan hp nya. Dia tidak perduli dengan kondisi apa pun disekitarnya jika saat sms an dengan orang tuanya. Vero memperhatikan Rahel karena mata pria baru itu tertuju pada Rahel.
“Hel...Hel...lu diliatin tuh”, bisik Vero.
“Haa?...”, seketika Rahel menatap di depannya dan pria itu tepat berdiri di depannya. Pria itupun berkata dengan wajah datar, “Kamu terlalu sibuk dengan hp, sampai-sampai kamu tidak tahu saya sudah di sini dari tadi?”. Rahel menelan ludahnya, bukan karena dia takut, tapi melihat kharisma yang terpancar dari wajah pria itu. Rahel spontan menjawab, “bapak ganteng”.
Alvero dan teman-temannya yang lain senyum-senyum sendiri. Namun pria itu tetap dengan wajah datarnya dan pergi meninggalakan Rahel.
“Gila lo Hel, emang lu cewe aneh”, bisik Vero kepada Rahel.
“Hihi biarin, emang begitu caranya biar gak canggung”
“Saya dosen statistika baru kalian, oke pelajaran kita mulai”
“Buseeet, keren banget nih Dosen perkenalannya singkat banget cuma sembilan kata Ro!. Eh ntar temani gue ke Fakultas”, bisik Rahel ke Vero.
“Ngapain Hel?”
“Mau nanya sekaligus nyari biodata Dosen itu hihi”.
Namun Vero hanya memandang Rahel dan terdiam.
Kelaspun berakhir, pada saat awal tampaknya banyak mahasiswi yang jatuh hati pada pria tampan tadi, namun ketika pria itu mulai menunjukkan sikap pertamanya yang datar dan spertinya sombong. Dengan begitu Rahel merasa bahwa saingannya mulai berkurang. Ini adalah pertama kalinya Rahel menaruh perhatian yang dalam kepada seorang adam (eaakk).
Satu bulan pertama Rahel tidak pernah absen di kelas Statistika dan selalu setia mengerjakan tugas bahkan yang berat sekalipun. Itulah caranya untuk mendapat perhatian sang dosen yang tampan dan berkharisma. Jika ada diskusi kelas dia selalu banyak bertanya dan jika Dosen itu bertanya, Rahel selalu berusaha menjawab dengan benar, ya meskipun kadang kebanyak salah dan lari dari pertanyaan. Tapi tampaknya Dosen itu tetap saja datar dan tidak menaruh perhatian pada Rahel. Dosen itu mengganggap semua mahasiswanya sama dan tidak ada yang spesial, tidak ada yang pintar dan tidak ada yang bodoh.
“Vero, temani gue dong ke Gramed”
“Tapi gue masih ada kuliah lagi Hel ntar jam tiga sore”
“Udah lu gak usah kuliah Ro”
“Enak aja, ini gue ngulang mata kuliah lu suruh gak usah kuliah. Engga ah ntar gue dapat c lagi, sayang 3 SKS. Gue udah kebanyakan nilai c, kayaknya hampir setengah lusin”
“Gaya lu mbaah, itu IPK lu udah 3.5 sekiaaan. Ciih jijik gue”
“Iya...iya ntar gue nyusul lu deh jam empat lewat ya, mudah-mudahan”
“Oke gue tunggu lu aja di KFC dekat Gramed”
“Siap Komandan....”
"Telat gue bantai lo huahaha"
"............................."
To be continued
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H