Mohon tunggu...
ulfi shofiya fadhila
ulfi shofiya fadhila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Teknik Kelautan 2021, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Negeri Indah nan Sempurna, Kahyangan-Paradis-Indonesia: On The Fast Lane to Hell

2 November 2023   17:15 Diperbarui: 2 November 2023   17:17 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Negeri indah nan sempurna, Kahyangan - Paradis - Indonesia: On the Fast Lane to Hell

Ditulis Oleh : Akmal Nagib, Jhosua Hutagaol, Shidiq Ramdhani, Syafiq Fadli, Ulfi Shofiya, Nazwa Salsabila

Indonesia, negeri seribu warna, budaya, dan panorama

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah perairan yang sangat luas dan indah. Wilayah perairan Indonesia terdiri dari tiga bagian, yaitu landasan kontinen, laut teritorial, dan laut zona ekonomi eksklusif (ZEE). Luas wilayah perairan Indonesia mencapai 5,8 juta km2 atau sama dengan ⅔ dari luas wilayah Indonesia. 

Laut Indonesia juga merupakan primadona dunia. Selain dikenal dengan potensi komoditas kelautan serta perikanan yang melimpah, laut indonesia juga kaya akan terumbu karang yang cantik serta beragam spesies koral dan ikannya. Tidak heran jika laut Indonesia juga memiliki potensi dalam daya tarik wisata. Indonesia memiliki ribuan pulau dan pantai yang mengagumkan. Mulai dari pasir putih yang lembut hingga pantai berbatu yang dramatis. Beberapa pulau di Indonesia memiliki ciri panoramanya masing-masing, seperti Pulau Weh di Aceh yang memiliki keindahan melalui spot diving-nya, Kepulauan Mandeh di Sumatera Barat yang menawarkan panorama indah dari puncak bukit. Indonesia juga mempunyai pulau-pulau terpencil yang masih alami, seperti Pulau Komodo yang mana merupakan rumah bagi komodo, hewan purba yang langka dan memiliki pemandangan pesisir yang menakjubkan. Selain pulau dan pantai yang indah, Indonesia juga mempunyai gua-gua laut di beberapa wilayah seperti Raja Ampat. Untuk melihat keindahan gua-gua laut serta terumbu karang yang ada di wilayah tersebut biasanya dengan snorkeling atau menyelam. Tidak hanya pulau, pantai dan gua-gua laut saja, Indonesia juga memiliki banyak terumbu karang. Terumbu karang yang ada di Indonesia secara kasar terdapat lebih dari 600 jenis terumbu karang dan yang umum ditemukan di perairan Indonesia yaitu Terumbu Karang Batu, Terumbu Karang Lembut, Terumbu Karang Padang Lamun, Terumbu Karang Pasir. Terumbu karang ini menjadi rumah bagi ribuan spesies ikan, makhluk laut, dan organisme lainnya yang menjadikan satu daerah dengan keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia.

Ideal Sustainable Development Goals–pembangunan berkelanjutan.

Keindahan laut Indonesia telah memberi banyak orang kesadaran akan pentingnya melestarikan lingkungan. Keajaiban alam yang harus dijaga adalah terumbu karang yang megah dan keanekaragaman hayati laut yang luar biasa. Kesadaran akan dampak perubahan iklim dan kerusakan lingkungan telah meningkat, dan banyak upaya konservasi telah dilakukan untuk menjaga kelestarian ekosistem laut. Keindahan panorama laut Indonesia telah menjadi alat penting untuk meningkatkan kesadaran lingkungan dan pelestarian sumber daya alam.

Ekosistem laut yang unik di Indonesia dapat dirusak oleh pemanasan global, pencemaran, dan overfishing. Kenaikan suhu laut dan aktivitas manusia yang tidak berkelanjutan dapat merusak terumbu karang yang telah ada selama berabad-abad. Hewan laut dan perairan dapat rusak karena pencemaran limbah dan minyak. Oleh karena itu, untuk menjaga keseimbangan antara ekonomi dan lingkungan di tengah keindahan panorama laut Indonesia, perencanaan pembangunan berkelanjutan dan pengelolaan yang bijak menjadi kunci.

Pemanfaatan keberlanjutan terhadap panorama dan laut Indonesia dapat memberikan dampak positif pada sektor pariwisata, ekosistem, dan sosial budaya. Salah satu contoh pemanfaatan keberlanjutan terhadap panorama dan laut Indonesia yang berhasil adalah pariwisata bahari berbasis konservasi dan keberlanjutan ekonomi masyarakat Raja Ampat. Pemanfaatan keberlanjutan terhadap panorama dan laut Indonesia juga dapat memberikan manfaat pada lingkungan dan hayati. Dengan menjaga keberlanjutan sumber daya alam dan ekosistemnya, maka dapat menjaga keberlangsungan hidup satwa dan tumbuhan yang ada di dalamnya. Hal ini juga dapat membantu dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut dan mengurangi dampak negatif dari aktivitas manusia pada lingkungan laut. Selain itu, pemanfaatan keberlanjutan terhadap panorama dan laut Indonesia juga dapat memberikan manfaat pada sektor ekonomi dan sosial budaya, seperti meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan. Pemanfaatan laut Indonesia juga harus dilakukan dengan prinsip berkelanjutan agar dapat menjaga laut tetap berkelanjutan. Dalam hal ini, pemanfaatan sumber daya laut secara lestari dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial budaya, seperti meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan. Oleh karena itu, pemanfaatan keberlanjutan terhadap panorama dan laut Indonesia sangat penting untuk menjaga keberlangsungan hidup manusia dan lingkungan di masa depan. Nyatanya, pembangunan ekonomi dan perlindungan terhadap lingkungan tidak melihat eye-to-eye.

Panorama Indonesia, Locked Out of Heaven.

Keindahan panorama laut Indonesia sangat mempengaruhi banyak aspek kehidupan. Kecantikan alam Indonesia, sebagai destinasi pariwisata terkenal di dunia, telah menjadi bagian penting dari ekonomi negara. Dengan ribuan pulau dan pantai berpasir putih, Indonesia menarik wisatawan dari seluruh dunia untuk menikmati keindahan alamnya. Keindahannya terhadap lautan Indonesia telah menyebabkan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi di sektor pariwisata. Operator tur, pedagang lokal, dan pengelola resort wisata adalah beberapa contohnya. Melansir Statista, sebelum masa pandemi industri wisata divaluasi senilai lebih dari Rp900 triliun. 

Tentunya, ketika menghadapi ‘Panorama’ yang secara alami pemberdayaannya meliputi pembukaan gerbang pariwisata, tidak akan luput pada isu pengelolaan yang baik. Banyak yang ingin kaya, tapi berapa banyak yang berusaha? Sama halnya dengan pengelolaan panorama yang baik, banyak yang memonetisasinya sebagai tujuan wisata. Namun, seberapa banyak yang mengelolanya dengan baik dengan prinsip-prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) yang berlaku? Kerap kurang perhatian dari pemerintah dalam penegakan peraturan yang berlaku ataupun tidak diajaknya stakeholder warga sekitar untuk pengelolaan serta pembagian hasilnya yang baik. Seringkali juga, potensi panorama Indonesia yang indah pun ditutupi oleh pembangunan rumah-rumah liar. Misalnya, pada Desa Wisata Sungsang, terdapat pemukiman kumuh yang menjorok ke sungai, yang menghalangi indahnya panorama daerah tersebut dan menggantikannya dengan rasa kecemasan akan keselamatan pembangunan tersebut. Terlebih lagi, apabila kita melihat kasus di Nusa Dua Bali, yang daerahnya sangatlah terkomersialisasi dengan berbagai macam wahana serta atraksi wisata seperti speedboating, paragliding, banana boat, dll., menyebabkan daerah pesisir serta bawah laut tidak menjadi asri lagi. Hancurnya terumbu karang akibat seringnya lalu-lalang kapal turis merupakan hal yang sangatlah disayangkan. Pemerintah harus memiliki suatu rancangan tentang bagaimana cara mencapai keseimbangan pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan sekitar. Terlebih lagi, kebanyakan dari wisata ini dimiliki oleh pihak swasta, maupun internasional yang tidak begitu patuh dengan peraturan pemerintahan setempat. 

Sama kasusnya dengan banyak negara berkembang lain di dunia, terkadang pemerintah sulit sekali mengedepankan pembangunan berkelanjutan ketika disandingkan dengan pertumbuhan ekonomi. Ketika kita mengaplikasikan nilai-nilai Integrated Coastal/Ocean Zone Management, yang sangat seirama dengan Sustainable Development Goals, nilai-nilai ini seringkali gagal terealisasi. Dalam nama pembangunan, misalnya reklamasi di daerah PIK, Surabaya Timur–utara, ataupun Kepulauan Seribu, pembangunan di daerah pesisir tidak memperhatikan keberlangsungan ekosistem sekitar. Tumbuhan pesisir seperti mangrove pun harus menghilang dari pandangan. Pasir putih nan indah dikeruk untuk mengisi pantai di depan hotel berbintang lima. Dengan ekosistem yang rusak, pergi pula biota laut dan menurunlah hasil tangkapan. Privatisasi tidak hanya menyebabkan kerusakan lingkungan dan keindahan panorama, namun juga dapat menghilangkan mata pencaharian warga setempat.

Permasalahan yang ditimbulkan akibat panorama Indonesia dapat diatasi dengan upaya bersama dari pemerintah dan masyarakat, serta dibutuhkan tindakan yang terkoordinasi dan berkelanjutan. Berikut adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan bahari yang ada di Indonesia:

  1. Pelatihan vokasional warga sekitar; Mempersiapkan warga sekitar lebih awal dengan rencana pembukaan objek wisata untuk meningkatkan kualitas SDM sekitar demi lancarnya partisipasi masyarakat dan penyerapan SDM. Pelatihan ini dilakukan dengan beberapa tahap:

    1. Sosialisasi, pengadaan pengumuman potensi ketersediaan lapangan kerja secara transparan,

    2. Pelatihan inti, merupakan sesi pelatihan secara cuma-cuma seputar wawasan mengenai lingkungan serta pariwisata, serta kemampuan yang diperlukan untuk diasah dengan memfasilitasi warga sekitar dengan pelatihan pengayaan seperti sejarah, potensi kewirausahaan, dll;

  2. Pengelolaan perikanan berkelanjutan, hal ini dapat dilakukan dengan cara memperkuat peraturan mengenai penangkapan ikan, mengawasi aktivitas penangkapan ikan, dan mendukung aktivitas penangkapan ikan secara berkelanjutan. Hal ini dapat dilakukan dengan penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan dan penetapan kuota penangkapan yang sesuai dengan kapasitas regenerasi sumber daya ikan.

  3. Mendorong sektor keberlangsungan lingkungan,

    1. Sosialisasi dampak lingkungan diperuntukkan untuk memberikan transparansi kajian lingkungan terhadap warga, khususnya sektor-sektor masyarakat yang akan terdampak akibat pembukaan wisata panorama, serta rangkaian perencanaan untuk meminimalisir serta memanajemen resiko yang ada. Sosialisasi ini dapat dilakukan dengan beberapa sarana:

      1. Sarana forum sosialisasi terbuka,

      2. Marketing melalui himbauan awareness-raising,

      3. Pengadaan hotline serta pembukaan aduan dampak lingkungan terintegrasi;

    2. Pelestarian terumbu karang, yaitu dengan cara perlindungan dan pemeliharaan terumbu karang melalui program pendirian taman laut. Selain itu, perlu dilakukan pemberhentian praktik penambangan pasir.

    3. Pengembangan mangrove, dengan cara melindungi dan memulihkan hutan mangrove, menjadikan hutan mangrove sebagai lokasi wisata,

    4. Pengurangan pencemaran, hal ini dapat dilakukan dengan cara memperketat pengelolaan limbah industri, melakukan pengembangan sistem pengelolaan limbah rumah tangga yang lebih baik, serta mengurangi penggunaan sampah plastik sekali pakai.

  4. Pengelolaan wilayah pesisir yang berkelanjutan, dengan cara melakukan perencanaan tata ruang yang bijak di wilayah pesisir yang diharapkan dapat mengatur perkembangan dan penggunaan lahan yang berkelanjutan, serta meminimalisir dampak negatif pada ekosistem laut.

Dengan upaya tersebut diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan yang ada pada sektor bahari Indonesia. Upaya ini perlu dibarengi dengan kerja sama yang baik antar beberapa sektor yang terlibat seperti pemerintah, masyarakat, sektor swasta, dan sektor non pemerintah. Pendekatan melalui isu pariwisata panorama ini haruslah diselaraskan dengan prinsip bottom-up, Good Governance, yang mengikutsertakan serta menitikberatkan partisipasi masyarakat sekitar agar terasa dampak positif pembangunan pada seluruh aspek sosial. Melindungi panorama Indonesia merupakan tanggung jawab semua warga Indonesia untuk menjaga ekosistem laut supaya panorama yang ada di laut Indonesia dapat dinikmati oleh generasi  selanjutnya.

Pulau Biawak, Indramayu: Menuju Paradis?

Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Pulau Biawak dan sekitarnya yang berlokasi di Kabupaten Indramayu memiliki potensi terumbu karang yang cukup signifikan dimana luasan daerah yang ditutupi oleh terumbu karang mencakupi 1.225 ha. Saat ini, telah terjadi laju degradasi pada KKLD tersebut yang diakibatkan oleh beberapa faktor seperti penggunaan alat tangkap destruktif dan tidak ramah lingkungan seperti trawl (pukat harimau) oleh nelayan luar Indramayu (pulau Madura dan pulau Seribu), penangkapan dengan bom Kalium Sianida (KCN) dan pencemaran yang berasal dari industri minyak. Selain itu, permasalahan penyebab kerusakan terumbu karang dipengaruhi oleh beberapa faktor demografi, seperti adanya pertambahan penduduk, kemiskinan masyarakat pesisir,rendahnya pemahaman tentang pentingnya kelestarian terumbu karang yang disebabkan kurangnya sosialisasi dan pembinaan, rendahnya kualitas SDM, lemahnya pengawasan dan penegakan hukum, degradasi habitat di wilayah pesisir, pencemaran (sedimentasi), serta belum optimalnya pemanfaatan jasa-jasa lingkungan sebagai sumber mata pencaharian alternatif yang ramah lingkungan bagi masyarakat lokal.

KKLD memiliki wilayah dengan keindahan panorama laut yang tinggi, situs budaya dan sejarah berupa mercusuar dan Makam Syekh Syarif Hasan, serta upaya konservasi terhadap terumbu karang dan jenis ikan yang dilindungi. Namun, pengoptimalan berbagai potensi tersebut masih terhambat oleh sumber daya manusia yang tersedia hingga belum tercapainya pengelolaan sentra konservasi yang berkelanjutan.

Maka dari itu, beberapa solusi yang dapat diterapkan untuk mewujudkan KKLD Pulau Biawak terkelola secara berkelanjutan dengan memperhatikan aspek potensi dan kendala yang ada, dapat berupa; 

  • pengembangan pengelolaan terumbu karang yang ramah lingkungan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti penting nilai ekologis dan ekonomis terumbu karang

  • Meningkatkan koordinasi antara masyarakat dan stakeholder melalui program-program pengelolaan berbasis masyarakat sebagai upaya penurunan laju degradasi

  • Peningkatan kelembagaan dan sarana prasarana pengawasan demi terwujudnya penegakan hukum

Menuju Negeri Kahyangan

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan berbagai keindahannya. Perairan Indonesia sangat luas hingga mencapai â…” wilayah Indonesia. Keindahan panorama laut Indonesia sangat mempengaruhi banyak aspek kehidupan. Kecantikan alam Indonesia, sebagai destinasi pariwisata terkenal di dunia, telah menjadi bagian penting dari ekonomi negara. Dengan ribuan pulau dan pantai berpasir putih, Indonesia menarik wisatawan dari seluruh dunia untuk menikmati keindahan alamnya. Keindahannya terhadap lautan Indonesia telah menyebabkan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi di sektor pariwisata. Keindahan panorama tersebut harus dimanfaatkan secara berkelanjutan yang berdampak positif. Dalam hal ini, pemanfaatan sumber daya laut secara lestari dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial budaya, seperti meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan. Oleh karena itu, pemanfaatan keberlanjutan terhadap panorama dan laut Indonesia sangat penting untuk menjaga keberlangsungan hidup manusia dan lingkungan di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun