Eco-enzym adalah produk hasil fermentasi limbah bahan-bahan organik yang multifungsi. Â Menurut Waste4Change, Eco-enzym adalah cairan serba guna yang dihasilkan dari fermentasi sampah organik. Bahan organik yang dimaksud adalah sampah sisa makanan seperti kulit buah dan sisa sayuran. Eco-enzym yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman, cairan pembersih serbaguna, dan pengusir hama.
Eco-enzym dipelopori oleh Dr. Rosukan Poompanvong yang merupakan pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand. Dr. Rosukan Poompanvong telah melakukan penelitian mengenai Eco-enzym  selama bertahun-tahun sejak 1980-an. Produk ini kemudian dikembangkan secara luas oleh Dr. Joean Oon, seorang ahli Naturopathy asal Penang, Malaysia.
Lalu, apa saja manfaat dari Eco-enzym?
1. Mengurangi sampah organikÂ
Sampah organik merupakan limbah yang paling banyak dihasilkan oleh manusia. Dengan memanfaatkan limbah organik menjadi Eco-enzym yang memiliki banyak kegunaan, maka kita telah mengurangi dampak buruk proses pembusukan limbah organik yang dapat mencemari lingkungan misalnya berupa gas metana dan cairan berbahaya lainnya.
2. Produk alternatif pupuk tanaman
Mengutip dari Novianto (2022) dalam publikasinya yang berjudul Response of Liquid Organic Fertilizer Eco Enzyme (Ee) On Growth And production of Shallot (Allium ascalonium. L), Eco-enzym mengandung asam organik yang memiliki peran penting dalam memperbaiki struktur fisik dan kimia tanah, serta mikroba didalamnya mampu menjadi fertilizer yang menyediakan substansi nutrien bagi tumbuhan.Â
3. Â Cairan pembersih serbaguna
Meskipun Eco-enzym mengalami reaksi kimiawi dalam proses pembuatannya, namun produk akhirnya tidak mengandung substansi kimia yang berbahaya bagi lingkungan. Dilansir dari penelitian Mavani dkk. (2020) dalam publikasinya berjudul Antimicrobial Efficacy of Fruit Peels Eco-Enzyme against Enterococcus faecalis: An In Vitro Study, cairan Eco-enzym mengandung agen antimicrobial melawan bakteri Enterococcus faecalis.Â
Banyak sekali  penelitian-penelitian yang telah dilakukan untuk membuktikan kemampuan Eco-enzym membunuh patogen. Sesuai dengan namanya, cairan ini memiliki banyak kegunaan seperti dapat dimanfaatkan sebagai pembersih lantai, pembersih toilet, cairan pencuci piring, detergen, pestisida, insektisida, dan lain sebagainya. Namun diingat, meskipun tidak berbahaya bagi lingkungan, Eco-enzym tidak untuk dikonsumsi.Â
Tertarik untuk membuat?Â
Dilansir dari Sai Study Group Indonesia ternyata caranya mudah sekali, simak prosedur pembuatannya berikut ini.Â
1. Siapkan sampah organik berupa kulit buah dan sisa sayuran ke dalam wadah plastik misalnya botol atau dirigen.
2. Tambahkan gula merah dan air ke dalam wadah dengan perbandingan 1:3:10 untuk gula: sampah organik: air. Misalnya terdapat 3 kg sampah organik, maka mengggunakan 1 kg gula merah dan 10 kg air. Gula merah dapat diganti menggunakan molase atau yang biasa dikenal sebagai tetes tebu.
3. Aduk rata seluruh komponen yang telah dimasukkan lalu tutup rapat.
4. Diamkan selama 3 bulan, apabila sampah organik mengapung di atas air maka kita dapat menekannya hingga terendam air agar fermentasinya lebih sempurna.Â
5. Bagi Anda yang menggunakan wadah dengan lubang tutup yang kecil, disarankan untuk membukanya setiap hari selama dua pekan pertama untuk mengurangi gas yang dihasilkan dari fermentasi. Jika terlalu merepotkan, maka Anda dapat mengganti wadah menggunakan drum, ember, dan toples dengan lubang tutup yang lebih luas.Â
Nah, itu dia manfaat dan cara membuat Eco-enzym dari rumah. Semoga bermanfaat, ya.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H