Mohon tunggu...
Ulfa Arifah
Ulfa Arifah Mohon Tunggu... Guru - Konselor SMP

Halo. saya suka membaca dan menulis. Mari berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Sistem Kekebalan Anak

6 September 2024   16:07 Diperbarui: 6 September 2024   16:11 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

           Memahami karakter anak sangat penting bagi pendidik terutama orang tua dan guru. Pemahaman tersebut bisa sebagai dasar pertimbangan untuk memberikan pendidikan dan layanan yang efektif, membuat program-program yang tepat. Hal ini sangat membantu dalam mengembangkan potensi anak secara optimal. Sehingga kelak anak tumbuh menjadi generasi unggul yang siap menghadapi tantangan global.

          Untuk mengenali karakter anak, guru maupun orang tua sebagai pendidik bisa melakukan asesmen non kognitif dengan indikator dan teknik tertentu, atau bisa juga meminta bantuan ahli, baik itu psikolog atau jasa tes kepribadian.

          Selain itu, pendidik juga bisa menggunakan teknik observasi, yakni mengamati perilaku mereka di setiap harinya, baik di rumah, sekolah, maupun lingkungan bermain. Karena itu perlu kolaborasi antara orang tua, guru, dan masyarakat sekitar, termasuk para ahli.

Ketiga, Menerima Penuh Kondisi Anak

          Acceptance atau menerima keberadaan anak merupakan faktor penting dalam keberhasilan pendidikan. Seorang ibu yang menerima keberadaan anaknya sejak dari dalam kandungan akan melakukan yang terbaik demi pertumbuhan yang optimal bagi janinnya (juga sang ayah, secara tidak langsung dengan membahagiakan sang ibu dengan perhatian dan do'a). Kemudian ketika janin itu lahir kedua orang tuanya mulai mempersiapkan dan menerapkan dengan lebih serius pola asuh dan pola pendidikan yang baik sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki orang tua, hingga anak tersebut dewasa. Saat orang tua menerima kondisi anak dengan baik, dengan segala kelebihan dan kekuarangannya, maka mereka akan menemukan berbagai solusi utuk mendidik anak dan mengembangkan potensinya. Apapun keadaan anak, dia harus diterima sebagai bagian dari keluarga. Orang tua harus yakin bahwa Tuhan pasti memberikan kelebihan pada tiap bayi yang lahir ke dunia. Bahkan ketika anak tersebut cacat secara fisik atau mental, pasti ada keunikan atau bakat yang bisa digali dan dikembangkan hingga menjadi kemampuan yang membanggakan/bermanfaat.

           Begitu juga seorang guru, dia harus menerima anak didiknya seperti apapun kondisinya, supaya tumbuh keihlasan dan semangat dalam mentransfer ilmu terbaiknya beserta nilai-nilai universal. Guru harus yakin bahwa kelak anak didik tersebut akan menjadi kepanjangan tangan Tuhan untuk kemakmuran bumi, dan apa yang diusahakan kelak menjadi jalan pengampunan dan rahmat-Nya.

Keempat, Mengenalkan Anak kepada Sang Pencipta

          Salah satu kewajiban orang tua terhadap anak adalah memberikan dasar hubungan yang harmonis dengan Tuhannya. Hal ini bertujuan supaya kelak anak mampu menjadikan Tuhan sebagai sumber kebahagiaannya. Orang tua seharusnya memberikan pemahaman bahwa hanya dengan mentaati kehendak Tuhanlah manusia bisa mencapai ketenangan batin. Bahwa Tuhan membuat aturan bertujuan untuk kebaikan dan kebahagiaan manusia. Dengan demikian, kelak anak akan menjadi pribadi yang optimis, gigih dan hanya bergantung kepada Allah.

          Cara yang bisa dipakai orang tua dan guru dalam memperkenalkan anak kepada Tuhan adalah dengan keteladanan (modelling) baik melalui bercerita (story telling) maupun melalui contoh langsung, dan melaui pemahaman materi sesuai usia dengan berbagai metode.

Kelima, Memberikan Perhatian Penuh

          Orang tua yang baik adalah mereka yang berusaha memenuhi kebutuhan anak. Kebahagiaan anak sangat tergantung pada apakah kebutuhan primer hidupnya tercukupi penuh atau hanya setengah, atau bahkan tidak sama sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun