Mohon tunggu...
Ulfa Arifah
Ulfa Arifah Mohon Tunggu... Guru - Konselor SMP

Halo. saya suka membaca dan menulis. Mari berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Sakau HP

28 Agustus 2023   11:07 Diperbarui: 28 Agustus 2023   11:09 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Carolus Agus Waluyo

Ketika mendengar kata sakau, maka yang terlintas dalam benak kita adalah seseorang yang mengalami gejala emosional dan fisik akibat dari pemberhentian pemakaian narkoba secara tiba-tiba atau pengurangan dosis. Seperti kecanduan, semakin lama semakin membutuhkan dosis yang lebih banyak lagi.

Gejala fisik yang bisa muncul adalah : gangguan nafsu makan (tinggi atau bahkan hilang), kelelahan ekstrem, kulit pucat, mata dan hidung berair, kontak mata buruk, bicara gagap, badan ngilu, sakit perut, mual, mau muntah, diare, penampilan fisik berantakan, pergerakan lambat, berkeringat, panas dingin, sering menguap, nyeri otot dan tulang kemudian tremor, seringkali bulu kuduk berdiri, jantung berdetak cepat, kejang otot, dan sistem pernafasan kurang stabil, kurang nyambung, kurang nyambung saat diajak bicara, kurang percaya diri. Sedangkan  gejala emosinya meliputi : depresi, mood swing (mudah marah, berbahaya), kesulitan konsentrasi, paranoid, halusinasi, kecemasan, gelisah, tidur terlalu lama dan sering nyenyak tidur sulit dibangunkan, menarik diri, emosi datar, sulit bahagia, sulit tidur, dan kecenderungan bunuh diri (https://news.detik.com).

Tanpa kita sadari, ternyata handphone selain berdampak positif juga memiliki banyak dampak negatif. Seiring perkembangan teknologi, ponsel tidak hanya untuk sekedar sms atau telpon saja. Dengan fitur-fitur yang tersedia, ponsel pintar mampu melakukan banyak hal. Namun, dampak negatifnya juga tidak terduga. Ia mampu mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Masalah kesehatan pun muncul baik fisik lebih-lebih emosi. Fitur-fitur di dalamnya benar-benar memicu adiksi (kecanduan), dan juga mengurangi produktifitas seseorang.

Bagi anak-anak dan remaja di bawah 12 tahun bahaya pemakaian HP lebih besar lagi, karena bisa menghambat tumbuh kembang otak, mental, bahkan fisiknya. Akademi Dokter Anak Amerika dan Perhimpunan Dokter Anak Kanada menegaskan, anak umur 0-2 tahun tidak boleh terpapar oleh teknologi sama sekali. Anak umur 3-5 tahun dibatasi menggunakan teknologi hanya satu jam per hari. Dan anak umur 6-18 tahun dibatasi 2 jam perhari. Anak-anak dan remaja yang menggunakan teknologi melebihi batas waktu yang dianjurkan, memiliki risiko kesehatan serius yang bisa mematikan. Resiko tersebut bisa dirangkum dalam 10 point: 1) Mengganggu pertumbuhan otak anak, yakni menyebabkan keterlambatan koginitif, gangguan dalam proses belajar, tantrum, meningkatkan sifat impulsif, serta menurunnya kemampuan anak untuk mandiri. 2)Tumbuh kembang lambat karena gerak fisik terbatas. 3) Obesitas, diabetes, hingga memiliki risiko tinggi stroke dini atau serangan jantung, serta usia harapan hidup yang rendah. 4) Kurang Tidur, berdampak buruk pada nilai sekolah, karena otak berkembang baik saat tidur. 5) kelainan Mental: meningkatkan depresi, gangguan kecemasan, kurang atensi, autism. 6) Sifat Agresif, menimbulkan kekerasan fisik dan seksual. 7) kecanduan, tidak bisa lepas dari gadjet sehingga menjauhkan hubungan dengan orang tua. 8) Pikun Digital: mengalami attention span yang pendek, tidak bisa focus pada satu hal, mudah berganti focus, menurunkan kemampuan konsentrasi dan memori, kesulitan belajar. 9) Radiasi Emisi: meyebabkan kanker.  10) Proses belajar yang tidak berkelanjutan: teknologi membuat segala menjdi lebih mudah sehingga otak kurang terasah (https://id.theasianparent.com). 

Gadjet Freak

Pernahkah pembaca mendengar istilah ini? Gadjet freak adalah istilah bagi individu yang tergila-gila pada benda yang namanya gadjet (https://m.kapanlagi.com). Semua benda di dunia akan mendatangkan manfaat atau bahaya, tergantung pada penggunanya. Termasuk juga gadjet. Ia akan banyak mendatangkan keuntungan apabila digunakan untuk kebaikan. Sebaliknya, gadjet akan berdampak negatif apabila digunakan untuk hal-hal yang tidak baik.

Kebaikan yang bisa kita dapatkan dari pemakaian gadjet secara bijak antara lain: mengetahui informasi terkini tentang berbagai hal. Selain itu bagi para pelajar, mereka bisa dengan mudah mencari bahan pelajaran tambahan untuk menunjang prestasi akademik. Keuntungan lainnya adalah mudah menambah link networking, artinya mereka akan punya banyak teman baru. Pertemanan yang baik akan mempermudah urusan hidup, dan menjadikan hidup lebih bahagia. Aktivitas hidup dipermudah, komunikasi lebih cepat, dan bisa untuk jasa pemesanan seperti hotel, tiket, atau barang lain. Gadjet juga bisa sebagai ladang bisnis.

Bahaya Mengintai 

Setiap hal di dunia ini pasti memiliki sisi positif dan negatif. Sisi kelam dari gadjet freak adalah mereka bisa lupa waktu dan mengabaikan hal yang lebih penting, misalnya tugas sekolah, atau tugas penting lainnya bagi pekerja, sehingga menurunkan prestasi sekolah dan produktivitas kerja. 

Kedua, mereka jarang berkomunikasi dengan sesama secara langsung. Akibatnya mereka hanya memiliki sedikit teman dengan dunia nyata, atau bahkan tidak punya teman sama sekali. Padahal kelak setelah dewasa mereka harus terjun berbaur dengan lingkungan masyarakat, dan berhubungan baik dengan orang lain.

Ketiga, mereka menggunakan gadjet sebagai sarana kejahatan. Misalnya, nge-date sebelum melakukan seks bebas, transaksi narkoba, game on line yang menjurus kepada hal-hal negatif seperti terpancing untuk berkata kotor, kecanduan berat, dan menguras tabungan, bahkan sampai menyebabkan seseorang nekat mengambil hak orang lain (mencuri, memalak, dll). Pembullian lewat social media juga sering terjadi. Dampak psikologis akibat dari penganiayaan ini tidak bisa dianggap remeh. Bagi pelajar, penganiayaan jenis ini bisa menyebabkan anak takut atau malas berangkat sekolah, bahkan bisa menyebabkan bunuh diri.

Keempat, pemakaian gadget yang tidak bijak juga bisa membahayakan kesehatan seluruh organ tubuh dan psikis, bahkan menyebabkan kematian. Banyak sekali contoh yang bisa kita lihat di televisi, sosial media atau yang lebih real lingkungan sekitar kita. Contoh kasus misalnya anak usia SD yang terlalu lama bermain game sehingga kesehatan matanya terganggu, matanya terus berkedip dan tak tidak bisa berhenti. Atau anak-anak yang marah dan mengamuk tatkala gadjet mereka diambil. Kasus yang paling mengerikan adalah kematian karena mendengarkan musik atau bermain game dengan bantuan headset dalam keadaan HP di-charge, atau berbagai kasus selfi ekstrim yang berujung kecelakaan dan tidak tertolong. Mengalami gangguan tidur, pegal-pegal, mual, mata merah, dan gejala lainnya juga sering terjadi.

 Kelima, gadjet juga bisa menjadi perusak hubungan rumah tangga dan keluarga. Waktu keluarga yang sangat sedikit karena kesibukan kerja dan sekolah tergantikan dengan keegoisan masing-masing anggota keluarga. Mereka pelan-pelan saling membuat pembatas yang ahirnya sulit ditembus. Saat pasangan atau anak membutuhkan perhatian, mereka tidak mendapatkannya. Ahirnya jalan pintas yang merugikan diambilnya sebagai alternatif yang tidak aman. Pasangan mulai mencari perhatian dari orang lain (awal perselingkuhan), dan anak mulai mencari kebahagiaan dengan cara yang lain (bergabung dengan sebuah gank yang kegiatannya kurang bermanfaat). Bagi balita, ia akan tumbuh menjadi anak yang cengeng dan emosional, serta lebih dekat dengan pembantu.

Keenam, sulit tidur. Tidur dengan gadjet tetap online dan berada di dekat tempat tidur, bisa memancing pemiliknya untuk terus menggunakan alat tersebut meski sekedar untuk buka-buka sosial media, chat atau mendengarkan musik, sehingga mata yang tadinya sudah mengantuk mendadak terjaga lagi, dan ahirnya mengalami kesulitan tidur. Padahal selama tidur, tubuh memproduksi hormon pertumbuhan manusia ( Human growth Hormone / HGH ) dan melatonin. Fungsi kedua hormon ini berhubungan dengan kecantikan. Diantaranya untuk memperbaiki sel sel tubuh, pencegahan penuaan dini, dan peremajaan kembali jaringan-jaringan tubuh yang telah aus. Seseorang yang kurang tidur akan kelihatan lebih tua dari umur sebenarnya.

Berikutnya, gadjet bisa menjadi pemicu kegelisahan/kekhawatiran. Dewasa ini gawai semakin tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita. Coba perhatikan, ketika seseorang lupa tidak membawa alat tersebut ke sekolah atau ke tempat kerja, bisa dipastikan mereka akan gelisah, seakan-akan mereka kehilangan sesuatu yang sangat berharga. Ketiadaan gadjet di saku menimbulkan stress bagi penggunanya.

Tidak hanya remaja dan dewasa, ternyata anak-anak bahkan bayipun sudah terjangkit gadjet freak ini. Anak-anak yang setiap saat menunduk dengan gadjet di tangan mereka. Coba perhatikan, para balita yang ketika mereka terjaga dari tidurnya, maka kata-kata yang pertama keluar dari mulut mereka adalah gadjet. Mereka merengek-rengek meminta paksa, dan akan terus menjerit saat gadjet belum ada di tangan. Jiwa-jiwa yang masih murni harus teracuni oleh dampak negatif gadjet.

 

Kenali Penyebab

Ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab seseorang kecanduan gadjet. Di antaranya adalah :

Pola Asuh orang Tua

Menjadi orang tua itu tidak mudah. Saat seseorang menentukan untuk menjadi orang tua berarti ia harus siap dengan berbagai konsekuensinya. Anak adalah calon manusia dewasa yang pemeliharaannya dibutuhkan ilmu sehingga kelak anak-anak menjadi individu yang bermanfaat.  Orang tua di sini bukan hanya ayah dan ibu, namun termasuk juga guru dan orang dewasa lainnya. 

Gadjet merupakan salah satu sarana pendidikan bagi semua usia, terutama anak. Namun, pemakaian yang kurang bijaksana dari orang tua akan berakibat fatal. Cara yang kurang tepat tersebut misalnya: 

Menjadi contoh buruk. 

Orang yang terlalu sering memegang HP di depan buah hatinya yang masih balita, anak-anak dan remaja dalam waktu yang lama, bahkan sampai mengurangi perhatian dan kasih sayang untuk mereka, maka hal ini cenderung akan menular pada anak-anaknya. 

Seperti kita ketahui bahwa sifat anak-anak adalah meniru tingkah laku orang-orang di sekitarnya terutama ibu dan ayahnya. Bagi mereka orang tua adalah sosok yang hebat dan bisa diandalkan, sehingga apapun yang dilakukan orang tua dianggap sebagai hal yang benar dan pantas ditiru. Ketika anak mulai kecanduan gadjet karena ingatan yang begitu kuat (kristalisasi) tentang kebiasaan yang ia saksikan setiap waktu oleh orang tua dan saudara-saudaranya, maka kemudian dampak-dampak negatif akan mulai bermunculan. Misalnya tidak peduli dengan lingkungan sekitar, termasuk apatis dengan penderitaan orang lain. Stress yang ditunjukkan dengan menangis atau mengamuk saat HP diminta atau harus gantian dengan saudara atau orang tua, tidak mau belajar, bermain permainan lain selain game yang ada dalam gadjet, nilainya jelek, membantah orang tua, kesehatan fisik dan mental terganggu bahkan bisa melakukan hal ekstrim  yang dilarang keras agama seperti pelecehan seksual atau seks bebas yang diahiri dengan pernikahan dini.

Termasuk juga seorang guru yang terlalu fokus dengan gadjetnya, sehingga terlalu sering mengabaikan tugas pokoknya. Terlambat masuk kelas pada jam pelajarannya, kurang memperhatikan kebutuhan anak didiknya terlebih di dalam kelas, bahkan malas menganalisa penilaian harian mereka, serta merancang perbaikan dan pengayaan. Ahirnya guru juga enggan mengamati dengan seksama perkembangan peserta didik, apalagi melakukan tindak lanjut, menolong memperbaiki tingkah laku atau mendidik mereka. 

Tidak Ada Aturan. 

Aturan dibuat untuk untuk membentuk perilaku positif anak, di mana dalam aturan tersebut ditetapkan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Kehidupan anak yang tanpa aturan akan memunculkan sikap semaunya sendiri dan tidak peduli dengan kepentingan dirinya maupun orang lain. Anak juga tidak tau mana yang baik dan mana yang buruk akibatnya. 

Orang Tua tidak Konsisten. 

Saat orang tua membuat aturan untuk anak, otomatis aturan tersebut juga berlaku untuk diri mereka sendiri. Jika orang tua melanggar, apapun alasannya maka anakpun akan ikut melakukannya. Fitrah anak adalah meniru orang dewasa di sekilingnya.

 Memanjakan anak. 

Perilaku memanjakan anak sama buruknya dengan perilaku membiarkan. Saat orang tua memenuhi apapun tuntutan anak, terlebih tanpa melalui logika dalam arti anak diajak berpikir apakah permintaannya itu kebutuhan atau keinginan, baik atau buruk, perlu segera atau boleh ditunda, dan juga tanpa melalui proses perjuangan dalam mendapatkannya, hal ini akan menumbuhkan jiwa tidak sabaran dan tidak tahan banting. Padahal, sifat sabar akan sangat dibutuhkan kelak saat anak dewasa, agar hidupnya terhindar dari stress dan mampu memperoleh kebahagiaan. Yang anak butuhkan adalah cinta, buka dimanjakan. Perilaku anak yang dimanja sama seperti anak yang tidak dicintai, yakni suka membuat keributan.

Memiliki gadjet pribadi yang berbasis android sejak usia anak-anak. 

Masa anak-anak dan remaja adalah masa yang penuh pergolakan. Di usia ini mereka memiliki keingintahuan dan daya imajinasi yang tinggi, dan lebih mengedepankan emosi dari pada pikiran rasional. Memiliki gadjet pribadi di usia ini akan memperburuk kondisi kejiwaan anak, terlebih apabila tanpa adanya kontrol dari orang tua dan lingkungan masyarakat, serta tidak diimbangi dengan pendidikan yang baik.

Melakukan kekerasan. 

Tindakan kekerasan baik berupa fisik maupun verbal sangat tidak baik bagi kesehatan mental anak. Saat anak mendapat hukuman dari orang yang disayanginya maka anak akan merasa dilecehkan kehormatannya dan tentu meninggalkan bekas luka hati yang tidak mudah sembuh. Hal ini kemudian menimbulkan kekecewaan, kebencian dan dendam. Jika anak belum bisa membalas saat ini, kemungkinan anak akan membalas ketika sudah merasa kuat. Bisa jadi anak juga akan melakukan pelampiasan kekerasan di luar rumah pada anak lain yang lebih lemah, adiknya atau bahkan menyiksa binatang. 

Tidak menghargai anak.

Perkataan dan perlakuan orang tua (cara mendidik) ternyata berdampak besar bagi masa depan anak, agaimana anak memandang dirinya sendiri dan dunia di sekitarnya. Pola asuh akan membentuk konsep diri, karakter dan akhirnya menentukan nasib. Beberapa perlakuan orang tua yang mengakibatkan anak merasa tidak dihargai antara lain : membandingkan satu anak dengan anak yang lain, mengeluh tentang anak di depan orang lain, langsung menghakimi anak saat mereka berbuat salah, tanpa mencari tahu penyebabnya, tidak pernah memuji atau mengapresiasi anak, bersikap memanjakan anak, dan melakukan tindakan kekerasan baik verbal maupun fisik.

Lingkungan 

Lingkungan mempunyai pengaruh besar bagi perkembangan psikis anak. Lingkungan yang mayoritas menggunakan gadjet akan menimbulkan efek cemburu untuk memilikinya dan bisa mengoperasikannya. Saat anak tidak bisa melakukan hal yang sama, maka yang terjadi adalah depresi. Akibatnya fokus terganggu, malas belajar, malas makan, mengalami gangguan susah tidur, hingga mengalami sakit. Jika tidak diarahkan dengan baik, maka kecemburuan sosial ini akan menyebabkan hilangnya motivasi berprestasi atau berkarya, bahkan motivasi untuk hidup.

 

PENYEMBUHAN

 Dewasa ini gadjet telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari setiap orang. Saat hp ketinggalan, seseorang akan merasa lebih baik untuk pulang dan mengambilnya dari pada tidak membawa hp.  Saat menganggur, sebagian besar orang pun langsung tertunduk dengan hpnya. Bahkan saat terjadi kecelakaan atau pertikaian, mereka lebih memilih merekam dari pada menolong. Anak-anak dan remaja yang seharusnya bermain bebas di alam bersama teman-teman mereka, kini lebih memilih asyik dengan youtube, game online, atau sosmed. Kemampuan sosial, kontrol emosi, dan konsentrasi serta merta menurun karena seseorang berlebihan menggunakan hp.

Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengurangi penggunaaan gadget  adalah: 

Merubah mindset. 

Hal utama yang harus dilakukan saat kita ingin memulai atau menghentikan sesuatu adalah merubah cara berpikir. Kaitannya dengan kecanduan gadjet, maka kita perlu mengaitkan kebiasaan buruk tersebut dengan kepedihan atau rasa sakit atau akibat terburuk yang bisa ditimbulkan dari kecanduan barang tersebut. Hal ini bisa dikuatkan dengan contoh-contoh kasus yang sudah banyak terjadi di belahan bumi mana pun.  Termasuk berapa banyak waktu yang terbuang sia-sia. Waktu yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan karya yang lebih bermanfaat bagi diri dan orang lain. 

Lalu kaitkan juga dengan usia yang kita tidak tau sampai kapan akan kita miliki. Dan yang paling urgen adalah semua yang kita lakukan akan dimintai pertanggung jawabannya kelak di hari perthitungan. Tentang manakah yang lebih banyak kita kerjakan, hal baik ataukah hal buruk. Tentang akibat --akibat buruk yang bisa timbul dari semua yang kita lakukan baik bagi diri kita sendiri ataupun bagi orang lain.

Ganti Tampilan handphone ke grayscale. 

Cara lain supaya kita bisa mengurangi ketertarikan dengan hp adalah mengganti tampilan dari berwarna ke hitam putih. Kita bisa mencarinya di pengaturan. Jika belum ada, kita bisa menggunakan aplikasi. Aplikasi tersebut adalah CF. Lumen.

Menghapus semua aplikasi sosial media yang kurang penting. 

Memang terasa berat melakukannya, mengahapus facebook, instagram, path, twitter, line, whatsapp, dan game. Atau mungkin hanya menyisakan whatsapp. Alasan kita selalu gagal menghilangkan kebiasaan tersebut adalah karena kita masih menyimpan pemicunya. Tekad manusia itu berubah-ubah, kadang kuat namun kadang lemah. Saat tekad melemah, maka kesempatan untuk membuka dan berlama-lamapun akan muncul lagi. Alhasil, kebiasaaan lama akan tumbuh lagi dan sulit dihentikan.

Mengganti kebiasaan buruk dengan kebiasaan baik. 

Salah satu cara menghilangkan kebiasaan buruk adalah menggantinya dengan kebiasaan baik. Menciptakan kebiasaan yang produktif misalnya dengan melakukan hobi lain yang lebih bermanfaat seperti olah raga, membaca, menggambar, menulis, bermain musik atau yang lainnya. Mengawali sebuah kebiasaan baru memang tidak mudah. Dibutuhkan sedikit paksaan dikuatkan dengan niat yang lurus dengan kembali mengingat poin pertama di atas.

Kontrol waktu. 

Menentukan batas waktu bermain hp (bisa juga dengan timer) adalah cara lain yang bisa digunakan untuk mengurangi kecanduan. Saat seseorang memanage waktu, menentukan batasan waktu, membuat komitmen dengan diri sendiri, mengeset ulang otak, tentang durasi bermain hp maka organ akan bekerja sesuai perintah otak. Otak akan mengingatkan bahwa waktu bermain sudah habis. Kemudian kita harus menjauhkan hp dari diri kita. Kita perlu menggunakan waktu bermain tersebut dengan seefektif mungkin. Bisa jadi untuk berbisnis online, menghubungi orang-orang yang perlu dihubungi, mencari ide membuat caption, mengedit foto,  merekap data, atau mendownload materi

Bergaul dengan lingkungan yang tepat. 

Tepat di sini maksudnya adalah memilih lingkungan pergaulan yang bisa mengubah perilaku kita menjadi lebih baik. Lingkungan yang bijak dalam penggunaan gadjet.

Berdo`a. 

Manusia dengan kekuatan akalnya selalu mempunyai banyak rencana, namun terkadang manusia mudah terjebak dalam ketidakberdayaan egonya. Untuk mengatasi kelemahan ini manusia membutuhkan motivasi. Keyakinan akan do`a, bahwa ada kekuatan lain yang lebih besar yang selalu mampu diandalkan/menolong, akan membuat hati manusia menjadi tenang dan kemudian bisa berpikir jernih mencari jalan keluar. Dengan mengingat Tuhan, manusia akan menemukan kedamaian.

Motivasi ekstrinsik. 

Bagi para pendidik (orang tua dan guru), dorongan untuk kesembuhan anak sangatlah penting. Penyampaian yang baik dengan pilihan kata yang tidak menyinggung serta mudah dipahami, apresiasi saat anak berhasil, contoh konsisten, aturan yang jelas, dan dikuatkan dengan do`a memohon petunjuk dan kekuatan, tentu akan mempercepat proses penyembuhan.

PENCEGAHAN

Tanpa kita sadari ternyata bermain gadjet bisa memakan waktu berjam-jam, bahkan bisa menghabiskan seharian penuh jika hari libur. Hal ini membuat seseorang menjadi tidak produktif. Berbagai hal menarik dalam gadjet bisa membuat individu terutama anak-anak dan remaja menjadi ketagihan untuk memainkannya. Jika sudah demikian maka mereka akan cenderung menarik diri dari lingkungan. Selain itu berbagai gangguan fisik dan mental pun akan berdatangan kemudian. Saat orang tua meminta mereka untuk berhenti, mereka akan menolak, marah, bahkan mengamuk. Untuk menghindari hal semacam ini terjadi, maka sebagai orang tua kita perlu melakukan antisipasi dini. 

1) Menjadi contoh yang baik.

       Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa fitrah anak adalah meniru orang dewasa di sekelilingnya. Anak belajar dari sekitarnya. Jika orang tua terlalu sering bermain gadjet, maka anak pun pasti akan mengikuti kebiasaan mereka. Jika orang tua ingin anak-anaknya mengurangi penggunaan gadjet, maka merekapun seharusnya menggunakan barang tersebut secara bijak.

2). Membatasi penggunaan gadjet.

            Orang tua sebagai pemangku kewenangan di rumah perlu mengatur waktu kapan anak-anak dan remaja boleh bermain hp. Orang tua juga harus memberikan batasan waktu berapa lama anak boleh bermain hp. Tentu saja kebutuhan masing-masing usia berbeda. Anak-anak sebaiknya diberikan durasi yang lebih sedikit dari pada remaja, karena usia anak-anak masih perlu diperkenalkan dengan alam bebas dan dilatih bersosialisasi. Anak-anak juga perlu dilatih cara membaca jam, sehingga mereka tahu berapa menit mereka harus bermain sesuai batasan yang ditetapkan. Dengan demikian mereka akan memiliki tubuh dan jiwa yang sehat.

  • Bersikap tegas.

   Orang tua juga harus tegas terhadap anak yang tidak mematuhi batasan waktu dan aturan yang ditentukan. Konsekuensi perlu diterapkan bagi anak dan remaja yang tidak taat, karena apabila dibiarkan maka lama kelamaan mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang suka mencari-cari kesempatan dan alasan (suka memberontak). Ahirnya muncul penyakit malas dan tidak peduli atau masa bodoh terhadap lingkungan sekitar serta masa depan diri sendiri. Mereka cenderung menjadi anak yang semaunya sendiri dan tidak beretika di manapun mereka berada.

  • Konsisten. 

Orang tua seharusnya bisa melaksanakan apa yang menjadi ketetapan bersama, sehingga anak-anak dan remaja dengan mudah dan iklas melaksanakan aturan keluarga tersebut. Aturan yag dimaksud bukan hanya tentang kapan dan berapa lama mereka boleh bermain hp, namun juga tentang bagaimana mereka bermain. Posisi tubuh saat bermain, volume dan pencahayaan, konten yang boleh dibuka, dan lain sebagainya. Jika ada perbedaan dari orang tua antara tutur kata (aturan) dan sikap, maka anak-anakpun akan dengan mudah melanggar aturan tersebut. Aturan tinggal aturan yang tidak pernah dilaksanakan. Hal ini bisa menjadi pemicu anak-anak dan remaja untuk terbiasa melanggar aturan-aturan lain di luar keluarga. 

  • Memberikan gadjet di usia yang tepat.

Pengetahuan orang tua yang minim tentang betapa berbahayanya dampak penggunaan ponsel pintar bagi anak-anak dan remaja, menjadikan mereka dengan mudahnya memberikan ponsel. Hal tersebut diperparah dengan mindset orang tua yang menganggap bahwa ponsel pintar mampu merangsang kecerdasan anak, sehingga orang tua merasa tidak perlu mengontrol mereka atau belajar apapun tentang ponsel pintar. 

Ponsel sebaiknya diberikan saat buah hati telah beranjak dewasa, kira-kira seusia SMA kelas 11. Pada usia dewasa awal ini anak sudah mulai dominan menggunakan akalnya dari pada emosinya, dan mereka telah dirasa cukup belajar bersosialisasi dengan lingkungannya. Meskipun begitu mereka masih tetap membutuhkan kontrol sosial terutama dari orang tuanya, tentang apa yang baik dan tidak baik dari pemakaian ponsel tersebut. 

  • Menghargai anak. 

Seorang anak meskipun secara fisik kecil, namun mereka juga mempunyai jiwa. Mereka butuh diperlakukan seyalaknya orang dewasa. Anak-anak butuh dihormati dan dihargai. Harga diri anak akan muncul saat dia mendapatkan kepercayaan dan pujian untuk tingkah lakunya yang baik. Dan harga diri tersebut akan hancur saat mereka terlalu sering mendapatkan cercaan dan makian. Kekerasan baik verbal maupun tindakan akan membuat anak merasa disia-siakan. Pada ahirnya akan timbul rasa kecewa, sedih, marah dan dendam. Selanjutnya anak-anak bisa melakukan kekerasan kepada orang lain, binatang, bahkan diri sendiri. Anak-anak akan mencari pelampiasan termasuk menghabiskan waktunya untuk berkutat dengan hp tanpa peduli kerugian yang bisa ditimbulkannya.

  •  Memperbanyak aktivitas di luar ataupun di dalam rumah.

Upaya lain untuk bisa mengalihkan perhatian anak dari gadjet adalah meningkatkan aktivitas anak di dalam dan di luar rumah. Orang tua bisa mengajak anak untuk memasak bersama, bermain bersama, menggambar, membaca cerita, bersepeda, bertandang ke rumah saudara, atau apapun yang bisa membuat anak lupa dengan gadjet dan kembali aktif. 

  • Kerjasama antar orang tua di rumah, dan antara orang tua dan guru.

Hal yang sangat baik apabila antar orang tua bekerja sama menyamakan persepsi tentang cara mendidik anak, terutama berkaitan dengan pemanfaatan hp. Kerjasama ini bisa dalam bentuk aturan yang disepakati bersama. Ini berarti harus ada perkumpulan antar orang tua.

Kerjasama antara orang tua dan guru selain dalam bentuk komunikasi efektif dan sosialisasi tentang tata tertib sekolah, bisa juga dengan cara sekolah menyelenggarakan kebebasan penggunaan hp untuk kepentingan pelajaran, namun hp tersebut bisa terhubung langsung dengan guru dan orang tua, sehingga orang tua bisa tetap mengontrol apapun aktivitas anak-anaknya, dan bisa dengan cepat tertangani apabila ada hal-hal yang bisa menimbulkan kerugian. Ini berarti orang tua harus tahu dan belajar penggunaan ponsel pintar.

 

Demikian beberapa tips mengenai pemanfaatan gadget terutama bagi anak-anak dan remaja. Mengatasi anak kecanduan gadget berarti menyelamatkan kualitas hidup anak di masa depan. Walaupun sulit, orang tua harus sabar dalam mengahadapinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun