Mohon tunggu...
Ulfa Akhmalnihar
Ulfa Akhmalnihar Mohon Tunggu... Lainnya - hello

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Aceh, Fakultas Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Thalasemia Diisukan Penyakit Berbiaya Tinggi Ke 5 di Indonesia, Ini Kebijakan Pemerintah tentang Program Pengendalian

6 April 2022   21:05 Diperbarui: 6 April 2022   21:16 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Meski begitu, angka tersebut masih tergolong murah dibandingkan dengan tingginya risiko terkena thalassemia. WHO merekomendasikan agar negara seperti Indonesia melakukan program skrining talasemia secara rutin. Namun sejauh ini, pemerintah belum memiliki rencana besar nasional untuk melakukan screening untuk memutus mata rantai thalassemia. 

Sementara itu, negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand mewajibkan skrining thalassemia dalam rangkaian tes kesehatan pranikah sebagai bagian dari program pemerintah. 

Thalassemia menjadi perhatian karena thalassemia merupakan salah satu penyakit tidak menular yang paling umum pada anak-anak. Sementara itu, dalam beberapa tahun terakhir, tantangan kesehatan telah bergeser ke penyakit tidak menular yang didominasi oleh penyakit menular pada tahun 1990. 

Sementara itu, secara umum hingga Rp 16,9 triliun atau 29,67% dari biaya asuransi kesehatan digunakan untuk mendanai penyakit tidak menular, dengan penyakit jantung menjadi penyakit pertama dalam daftar penyakit tidak menular dengan porsi 13. Persentase dari total pembiayaan biaya asuransi kesehatan. Untuk mengatasi tantangan tersebut, Nila menjelaskan bahwa pemerintah membutuhkan keterlibatan masyarakat untuk mempercepat pembangunan yang sehat. Alhasil, pemerintah melakukan terobosan atau kebijakan baru. 

Salah satu terobosan tersebut adalah melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dan melalui pendekatan Rumah Sehat di Rumah. Menurut Ruswandi, penderita talasemia terbanyak dari 23 provinsi di Indonesia adalah Jawa Barat (39,1%), diikuti Jawa Tengah (13,6%) dan Jakarta (8,1%). 

Program Warisan Thalassemia Anak Jika salah satu orang tua membawa sifat thalassemia, anak memiliki kemungkinan 50% untuk menjadi normal dan kemungkinan 50% untuk membawa sifat tersebut. Pada saat yang sama, jika kedua orang tua membawa karakteristik thalassemia, anak tersebut mungkin 25% normal, 50% carrier, dan 25% thalassemia mayor.

Tujuan pemerintah adalah tidak lagi mencatatkan kelahiran bayi thalassemia mayor atau nol kelahiran bayi thalassemia mayor. Pj Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Wren Rondonou mengatakan, hal tersebut dapat dicapai dengan meminta semua pihak melakukan tindakan pencegahan sedini mungkin. Pencegahannya adalah melalui skrining atau deteksi dini calon orang tua pembawa thalassemia minor. Menurut manifestasi klinis, talasemia dibagi menjadi talasemia mayor, talasemia sedang dan talasemia minor. 

Penderita thalassemia mayor membutuhkan transfusi darah seumur hidup, hingga sebulan sekali. Pada saat yang sama, pasien thalassemia intermedia juga membutuhkan transfusi darah, tetapi frekuensinya lebih rendah dibandingkan pasien thalassemia mayor. Sebaliknya, penderita talasemia minor biasanya tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan transfusi darah. 

Untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di masyarakat, upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh berupa upaya kesehatan perseorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM). Upaya kesehatan berupa kegiatan dengan metode promotif, preventif, kuratif dan kuratif Rehabilitasi secara terpadu, menyeluruh dan berkelanjutan.
Saat ini tidak ada obat untuk thalassemia mayor, jadi pendekatan yang biasa dilakukan adalah dengan mencegah kelahiran baru thalassemia mayor. Ada 3 jenis pencegahan thalassemia, yaitu: pencegahan primer, pencegahan sekunder, pencegahan tersier. 

Program pencegahan di negara lain seperti Inggris, Italia, Yunani, Siprus dan lain-lain telah berhasil mengurangi tingkat kelahiran pasien thalassemia dan beban keuangan pemerintah setelah skrining nasional. Yayasan Thalassaemia Indonesia (YTI) bekerjasama dengan Eijkman, Prodia, PMC dan laboratorium patologi klinik untuk screening. 

Kalangan, keluarga/kerabat, meningkatkan pelayanan rumah sakit bagi penderita thalassemia, meningkatkan upaya optimalisasi penggalangan dana, meningkatkan sosialisasi dan pencegahan di kalangan generasi muda dan masyarakat sosial lainnya, di tingkat pusat dan daerah dengan instansi atau instansi pemerintah terkait Meningkatkan pengobatan dan pencegahan thalassemia secara efektif . 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun