Mohon tunggu...
Ulfa Khairina
Ulfa Khairina Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Somewhere to learn something. Explore the world by writing. Visit my homepage www.oliverial.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Jodoh Untuk Ais (Part 6: Menepis Api Benci)

21 Oktober 2015   17:26 Diperbarui: 21 Oktober 2015   17:26 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

“Ya, dia teman sekolahku dulu. namanya Rafian, anaknya manis, sholeh dan pintar mengaji. Aku suka senyumannya. Kalau aku pikir-pikir, manis kali ya kalau bisa jadi pacarnya”

“Itu target kamu? Dekatin dong...”

Serius nggak sih si Filly? Kok kesannyya maksa banget ya...?

Ais meulai bercerita tentang Rafian pada Filly. Gadis itu mendengarkan dengan antusias. Tak perlu menganalisis terlalu lama dan jauh. Filly bisa langsung menebak kalau mereka saling suka.

Filly agak terperanjat ketika Ais mengatakan mimpinya terlalu tinggi. Seorang laki-laki seperti Rafian tak mungkin berjodoh dengannya. Bukankah lelaki yang baik untuk perempuan yang baik? Seperti apa diri kita, maka seperti itu pula jodoh kita.

Allah pun telah menjanjikan hal ini dalam Al-Qur’an. Ais sebenarnya tidak tahu hal ini, Rafian pernah mengatakan soal ini kepadanya, QS. ..... yang menegaskan. Bunyinya: ..,

“Menurutku bukan msalah. Kalian pasti berjodoh. Kamu perempuan yang baik, kok Ais” Filly menyemangati Ais.

Ais tersenyum dan berharap apa yang dikatakan oleh Filly menjadi kenyataan.

Malamnya, sepulang Ais dan Filly dari makan es krim, sebuah nama muncul di layar ponselnya. Rafian menghubunginya kembali.

Malam itu mereka bercerita cukup banyak. Tidak hanya nostalgia, tetapi juga tentang masalah agama. Ais merasa sangat dangkal pengetahuan. Ia ingin belajar banyak, sebanyak mungkin. Tiba-tiba jiwanya terasa haus. Haus ilmu agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun