Mohon tunggu...
Ulfa Khairina
Ulfa Khairina Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Somewhere to learn something. Explore the world by writing. Visit my homepage www.oliverial.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Warna-warna Angin

9 Oktober 2015   10:33 Diperbarui: 9 Oktober 2015   11:13 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hembusan putih beraroma bunga bakung menghampirinya. Tap hanya sekejap. Lalu terbang kembali secepat kilat.

“Ini anak saya satu-satunya. Anastasia. Dulu dia memang pernah punya adik, tapi tidak bernasib baik. Kami hanya sesaat memilikinya. Lalu Tuhan mengambilnya kembali. Kasihan sekali...” Suara lelaki bermata merah tadi terdengar di kupingnya.

“Kasihan sekali. Tentu kalau adik Anastasia masih ada dia akan secantik Anastasia bukan?" Puji suara lelaki yang lain.

“Oh, tidak. Dia biasa-biasa saja. Adik Anastasia tak lebih cantik darinya” Bantah lelaki bermata merah itu.

Imelda menahan isakannya. Ia menatap keluar jendela. Daun-daun tampak tak bergerak. Begitupun dengan mawar-mawar dengan warna berbeda. Mawar jingga tampak layu, menatap wajah Imelda pun ia tak mampu lagi. Mawar itu merasakan kesedihan Imelda.

***

“Aku akan menikah. Jadi kumohon jangan membuat ulah” Anastasia masuk ke kamar Imelda. Untuk pertama kalinya ia mengantar sarapan kepada adiknya. Imelda menatapnya tajam.

“Bayu akan membawaku pergi. Lalu kami akan menikah di alam bebas” Tukas Imelda. Ia menatap Anastasia tajam. Gadis itu tertawa terbahak-bahak.

“Teruslah bermimpi, adikku tersayang.... Bayu? Angin? Hahahahaha....” Suara tawa Anastasia semakin keras dan tak berhenti. Bahkan saat ia mengunci kembali pintu kamarnya dari luar, Imelda masih mendengar suara tawa menyeramkan itu.

Hembusan beraroma bunga kamboja putih membelai hidung Imelda. Ia merasakan hembusan itu memeluknya dari belakang. “Bayu, kamu datang?”

Aku telah berjanji akan datang di setiap kesedihanmu, Imelda sayang....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun