Terapi nutrigenomik dilakukan dengan 3 metode pendekatan, yaitu berbagi kalori (monounsaturated fat dan karbohidrat kompleks), diet tinggi karbohidrat-rendah lemak dan suplemen tinggi karbohidrat-rendah lemak disertai olahraga.Â
Jadi kita boleh mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein dan lain-lain dengan porsi yang normal dan ditambah dengan aktivitas fisik seperti olahraga, karena berkaitan pula dengan kalori atau lemak dalam tubuh yang harus kita keluarkan dan menjaga kesehatan jantung.Â
Kembali lagi ke penyakit diabetes mellitus tipe 2. Diketahui hubungan antara karbohidrat dengan diabetes mellitus tipe 2 sangat kompleks, sehingga banyak penelitian telah dilakukan untuk menentukan diet yang tepat untuk menurunkan glukosa darah.Â
Salah satunya adalah diet serat tinggi yang bekerja lebih baik dalam mengontrol diabetes dibanding dengan diet lain yang direkomendasikan American Diabetes Association (ADA). Diet tinggi serat sangat efektif untuk memperlambat penyerapan glukosa ke dalam sirkulasi darah sehingga mengurangi sekresi insulin.
Kombinasi dari diet karbohidrat dan serat yang tinggi dapat mengurangi kebutuhan akan insulin.Â
Dengan bantuan teknologi microarray, kita dapat mengetahui, apakah gen penyakit dalam tubuh sudah berkurang dan kembali normal, akibat diet serat dan karbohidrat yang sudah dilakukan.Â
Nutrisi berbasis genomik individu ini dapat berkontribusi untuk studi tentang nutrisi manusia pada berbagai level dari bayi, anak-anak, dewasa dan manula. Sebagai contohnya, nutrigenomik dapat membantu untuk menentukan batas atas dan bawah untuk nutrisi esensial dan mikronutrien. Nutrigenomik juga dapat memberikan beberapa indikasi dari suatu gen yang polimorfisme dengan mengidentifikasi gen kunci yang mempengaruhi dietary responses.Â
(Penulis Anissa Febriana Susanti, Siti Awalia Nur Fadillah dan Ulaya Hanifah)
REFERENSI
Â
ADA. 1999. Review: Position Statement: nutrition recommendations and principles for people with diabetes mellitus. Diabetes Care 22:S42-5