Mohon tunggu...
Ulan Hernawan
Ulan Hernawan Mohon Tunggu... Guru - I'm a teacher, a softball player..

Mari berbagi ilmu. Ayo, menginspirasi!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perlukah Pendidikan Toleransi dan Diskriminasi di Indonesia?

17 September 2017   20:01 Diperbarui: 17 September 2017   21:39 2047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila anda pernah menonton film "Hotel Rwanda" maka anda akan paham sekali konflik yang terjadi. Ketika kelompok Hutu berkuasa, warga dari suku Tutsi merasa terancam. Kondisi tersebut membuat warga di Rwanda selalu merasa terancam oleh suku lain yang berbeda. Akibatnya, warga Rwanda tidak toleran terhadap orang lain. Suku Hutu membenci Tutsi, dan sebaliknya orang Tutsi membenci Hutu. Nah di Indonesia, contohnya seperti Koalisi Merah Putih versus Koalisi Indonesia Hebat.

Dari penjelasan diatas, hanyalah secuil dari banyaknya teori dan contoh yang ada. Peran negara lah untuk hadir apabila adanya in-toleran dan diskriminasi yang datang berlebihan dari warganya. Negara yang telah menerapkan prinsip demokrasi, seharusnya ditandai oleh warganya yang mempunyai sikap toleransi yang tinggi pula. 

Semua berawal dari pendidikan yang baik. Berawal juga dari pengajar yang baik pula. Pengajar yang toleran dan anti diskriminasi, akan menjadi role model bagi anak didiknya. 

Namun, apabila ternyata tingkat toleransi dan diskriminasi terlalu tinggi (di Indonesia), maka sudah sepatutnya ada kurikulum yang mengajarkan pendidikan toleransi dan diskriminasi lebih dalam lagi di tingkat sekolah dan universitas. 

Salam Toleransi.

Ulan Hernawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun