Bila anda pernah menonton film "Hotel Rwanda" maka anda akan paham sekali konflik yang terjadi. Ketika kelompok Hutu berkuasa, warga dari suku Tutsi merasa terancam. Kondisi tersebut membuat warga di Rwanda selalu merasa terancam oleh suku lain yang berbeda. Akibatnya, warga Rwanda tidak toleran terhadap orang lain. Suku Hutu membenci Tutsi, dan sebaliknya orang Tutsi membenci Hutu. Nah di Indonesia, contohnya seperti Koalisi Merah Putih versus Koalisi Indonesia Hebat.
Dari penjelasan diatas, hanyalah secuil dari banyaknya teori dan contoh yang ada. Peran negara lah untuk hadir apabila adanya in-toleran dan diskriminasi yang datang berlebihan dari warganya. Negara yang telah menerapkan prinsip demokrasi, seharusnya ditandai oleh warganya yang mempunyai sikap toleransi yang tinggi pula.Â
Semua berawal dari pendidikan yang baik. Berawal juga dari pengajar yang baik pula. Pengajar yang toleran dan anti diskriminasi, akan menjadi role model bagi anak didiknya.Â
Namun, apabila ternyata tingkat toleransi dan diskriminasi terlalu tinggi (di Indonesia), maka sudah sepatutnya ada kurikulum yang mengajarkan pendidikan toleransi dan diskriminasi lebih dalam lagi di tingkat sekolah dan universitas.Â
Salam Toleransi.
Ulan Hernawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H