Mohon tunggu...
Ukonpurkonudin S. Hum
Ukonpurkonudin S. Hum Mohon Tunggu... buruh -

Arti Sebuah Nama..... Ketika cahaya hati bertambah bersinar. Cahaya kepalapun menjadi padam. Ketika cahaya hati menjadi sempurna. Cahaya kepala akan kembali berkilau. Hati ialah cerminan jiwa. Sedangkan jiwa adalah ruh. Ruh merupakan sesuatu yang ghaib. Dialah yang maha ghaib. Akal ialah sesuatu yang berharga. Yang dimiliki setiap insan manusia. Yang membedakan antara hak dan batil. Itulah Al-Furqan sebagian dari namanya. Furqon adalah namaku. Quran adalah jalan hidupku Muhamad adah nabi dan imamku Ka’bah adalah kiblat agamaku Allah adalah tuhanku Islam adalah agamaku Aku berserah diri Islam menjadi agama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Luka

31 Oktober 2014   04:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:06 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

sebuah tulisan singkat itu muncul bernada
aku berharap itu adalah kamu yang menjelma sebagai kata,
kata bahwa kau mencinta.

entahlah apa yang terjadi, aku tidak tau mengapa?
meski kebersamaan kita sangat singkat, aku merasa
ada rasa ingin memiliki dan hidup bersama.

aku hanyalah manusia biasa yang tak berdaya
untuk berdiri tegap ketika angin kencang itu membawa
butiran debu yang menjadi luka.

aku tak percaya terhadap susunan kata yang tertera
bahwa kau sudah tak ingin lagi bersama
kata itu seperti angin berdebu yang membawa luka

aku adalah seorang manusia yang sakit karena terluka
tetapi tidak ada seorangpun yang bisa melihat itu luka
bahkan aku sendiri tidak tahu kenapa luka ini ada

sang waktu datang untuk berjumpa
dengan seorang manusia yang sakit dan terluka
dibalik keharibaanya yang mulya ia bersabda:

luka itu datang masuk menuju dua bola mata
lalu jatuh menuju lubang di dalam dada
jatuh cinta pada pandangan pertama, diakhiri dengan air mata

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun