SEL bukanlah pelajaran satu kali tetapi proses yang berkelanjutan. Dan itu tidak terjadi secara terpisah. Kadang-kadang, pendidik harus secara eksplisit mengajarkan konsep atau keterampilan SEL . Di lain waktu, pendidik bertindak sebagai fasilitator untuk mendukung siswa saat mereka mempraktikkan keterampilan SEL. Misalnya, pertemuan pagi atau periode ruang kelas mungkin merupakan kesempatan yang sempurna untuk mengajarkan keterampilan SEL tertentu, sedangkan, di kemudian hari, saat siswa bekerja dalam kelompok pada suatu proyek, pendidik dapat memeriksa kelompok dan siswa secara individu untuk mendukung praktik keterampilan SEL mereka selama waktu itu. SEL solusi membantu membangun pola pikir berkembang, di mana individu menyadari bahwa pengembangan pribadi adalah perjalanan seumur hidup. Pembelajaran berkelanjutan, refleksi diri, dan adaptasi terhadap tantangan baru merupakan aspek integral dari SEL. Dengan memupuk keterampilan SEL, individu lebih siap untuk menavigasi kompleksitas hidup dan mengembangkan ketahanan dalam menghadapi kesulitan. Ini bermanfaat bagi kesejahteraan pribadi dan berkontribusi pada komunitas dan masyarakat yang positif dan inklusif.
Lebih jauh lagi, mengintegrasikan SEL ke dalam kurikulum pendidikan dapat memberikan dampak yang bertahan lama pada prestasi akademik dan pertumbuhan sosial serta emosional siswa. Penelitian telah menunjukkan bahwa program SEL dapat menghasilkan sikap yang lebih baik terhadap sekolah, peningkatan motivasi akademis, dan tingkat kompetensi sosial serta emosional yang lebih tinggi. Bertahun-tahun setelah siswa berpartisipasi dalam SEL, kinerja akademis mereka rata-rata 13 poin persentil lebih tinggi daripada siswa yang tidak berpartisipasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H