Mohon tunggu...
UKHTI MARDIATI
UKHTI MARDIATI Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi saya mendengarkan musik, membaca dan memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Kecerdasan Emosional atau Emotional Intelligence (EI) dan Komponen-Komponen Kunci Emotional Intelligence Menurut Daniel Gollman

12 November 2024   22:22 Diperbarui: 12 November 2024   22:30 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori Kecerdasan Emosional Gollman pertama kali dikembangkan pada tahun 1995 ketika ia menerbitkan sebuah buku berdasarkan penelitiannya. Konsep kecerdasan emosional atau Emotional Intelligence (EI) membantu individu untuk mengarahkan pemikiran dan tindakan mereka. Ia mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai kemampuan individu untuk mengenali perasaan mereka sendiri dan perasaan orang lain untuk motivasi dan pengelolaan emosi bagi diri mereka sendiri dan hubungan mereka dengan orang lain. 

Teori ini berlaku untuk banyak bidang kehidupan yang berbeda termasuk lingkungan pendidikan, untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Konsep kecerdasan emosional pertama kali diperkenalkan oleh John Mayer dan Peter Saloven pada tahun 1997, kemudian psikolog lain, Daniel Gollman (seorang psikolog dan jurnalis sains ternama), mengajukan teorinya. Konsepnya berasal dari pengalaman dan penelitiannya yang berfokus pada perilaku, emosi, dan otak seorang individu. Ia juga menerbitkan buku tentang kecerdasan emosional pada tahun 1995. Buku tersebut diberi judul "Kecerdasan Emosional dan Mengapa hal itu lebih penting daripada IQ" Gagasan tentang kecerdasan emosional dianggap lebih serius secara global setelah buku tersebut diterbitkan, dan berbagai masyarakat menerapkannya dalam budaya mereka. Lalu muncul komponen EI yang dikemukakan oleh gollman. Komponen-komponen Emotional Intelligence (EI) yang dibentuknya dijelaskan lebih lanjut oleh Kendra Cherry dalam sebuah artikel tahun 2018 berjudul "Bagaimana Psikolog Mengevaluasi Kecerdasan." Menurut Cherry, ada beberapa komponen-komponen yang penting bagi individu untuk memahami emosi.  

Komponen Kunci Goleman

A. Kesadaran Diri

Menurut John Mayer , kesadaran diri adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui suasana hati mereka sendiri pada saat itu dan alasannya. Kesadaran diri memungkinkan seseorang untuk memahami kekuatan dan kelemahannya serta memproses pengaruh suasana hati, emosi, dan dorongan pada orang lain.

Kesadaran Diri bergantung pada kemampuan untuk mengidentifikasi dan memantau emosi seseorang/orang lain dengan tepat. Emosi terus berkembang dan dapat dikomunikasikan baik secara verbal maupun non-verbal. Tanpa kesadaran diri, seseorang tidak dapat menilai keadaan emosi secara objektif karena perlu mengetahui alasan di balik setiap keadaan emosi. Individu yang memiliki kesadaran diri menunjukkan kepercayaan diri, terutama ketika mereka menilai kinerja mereka dengan pendapat rekan-rekannya.

B. Motivasi

Motivasi adalah gairah batin yang mendorong aktivitas luar. Ia mempertimbangkan manfaat terlibat aktivitas dalam jangka panjang, bukan keuntungan langsung. Semakin kuat motivasi, semakin besar pula kecenderungan untuk fokus pada tujuan yang ditetapkan oleh individu tersebut. Individu yang termotivasi memiliki dorongan kuat untuk mencapai lebih banyak, dan mereka juga menunjukkan optimisme bahkan jika mereka menghadapi tantangan yang tidak terduga.

C. Empati

Empati merujuk pada kemampuan individu untuk menanggapi orang lain berdasarkan susunan emosi atau reaksi mereka. Ini menunjukkan kepedulian terhadap orang lain saat mereka memiliki pengalaman negatif. Hal ini memerlukan kepekaan terhadap perasaan orang lain, dan besar kemungkinan mereka untuk berbagi apa yang mereka rasakan dan memahami orang lain berdasarkan perspektif mereka sendiri. Komponen ini meningkatkan perasaan seperti kepekaan lintas budaya, pengembangan dan retensi bakat terhadap seseorang.

D. Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial seseorang menentukan sejauh mana hubungan dan jaringan dibangun dan dipertahankan. Keterampilan ini melibatkan kemampuan seseorang untuk menemukan titik temu dengan orang lain dalam situasi yang berbeda dan memanfaatkan pandangan mereka tentang dunia untuk membangun hubungan. Komponen ini penting dalam membangun tim dan membawa perubahan positif dalam berbagai situasi. Komponen ini juga mendorong interaksi di antara orang-orang dengan latar belakang yang beragam melalui komunikasi yang lebih baik.

E. Pengaturan Diri

Pengaturan diri adalah kemampuan untuk mengendalikan emosi atau dorongan yang tidak terduga atau mengganggu dengan mempertahankan pandangan positif bahkan ketika situasi tidak berjalan sesuai rencana, ini membantu mencegah penilaian spontan. Hal ini meningkatkan keterbukaan terhadap perubahan dan kemampuan beradaptasi di antara individu. Hal ini juga memberdayakan individu untuk mengembangkan inisiatif, optimisme, dan integritas yang baik. Individu yang menunjukkan pengaturan diri yang baik tidak akan bereaksi terhadap keraguan tetapi mereka merespons dengan tepat dan mengatur emosi mereka dengan baik.

Beberapa komponen-komponen kecerdasan emosional inilah yang mendukung kesuksesan hidup kelak dikemudian hari setelah mereka dewasa. Bentuk reaksi emosi pada anak akan tampak pada amarah yang muncul, ekspresi rasa takut, rasa malu, khawatir atau cemas, cemburu, rasa ingin tahu yang kuat, iri hati, senang, gembira, sedih dan kasih sayang.

Anak akan lebih mampu mengatasi berbagai masalah yang timbul selama proses perkembangannya. Pengelolaan emosi yang baik merupakan salah satu aspek dari kecerdasan emosional. Seorang anak dalam perkembangan emosinya memiliki banyak keunikan yang mengejutkan. Keunikan tersebut sangat sulit di mengerti oleh dewasa, sehingga banyak kejadian orang tua bersikap kasar kepada anaknya ketika anak memunculkan beberapa sifat khasnya. Anak-anak yang memiliki kecerdasan emosional tinggi artinya memiliki kemampuan  yang terdapat dalam unsur-unsur kecerdasan emosional, yakni kemampuan untuk mengontrol dan mengelola emosi, bersikap empati, memiliki keterampilan dalam hubungan sosial, memotivasi diri, mandiri, bertanggung jawab, tahan terhadap stress, optimis, dan kemampuan memecahkan masalah.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun