Mohon tunggu...
ujung iriantowibowo
ujung iriantowibowo Mohon Tunggu... Sejarawan - pelajar

pelajar

Selanjutnya

Tutup

Bola

Pembinaan Usia dini Sepak Bola Indonesia di Negeri Orang 1990-2019

14 Desember 2020   19:42 Diperbarui: 9 November 2021   21:45 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bola (Sumber: pexels/Micheal Chea)

Abstrak: sepakbola di indonesia merupakan olahraga yang sangat di gandrugi meski pasang surut prestasi yang di peroleh Indonesia di cabang olahraga ini. 

Dari tahun 1930 asosiasi sepak bola indonesia didirikan yakni PSSI merupakan suatu bentuk keinginan adanya suatu kerjasama dengan negara asing sehingga dapat meningkatkan potensi sepakbola yang ada di Indonesia. 

Dari program mengikuti banyaknya turnamen yang di adakan melalui kerjasama antar asosiasi-asosiasi sepakbola hingga proggram pembinaan usia dini guna meningkatkan potensi yang ada. 

Program Primavera merupakan program pembinaan usia dini sepakbola pertama yang di adakan dan menjadi awal era baru bagi sepakbola Indonesia.

Kata kunci: Sepak Bola, Pssi, Kerjasama, Pembinaan usia dini.

Pendahuluan

Sepakbola merupakan salah satu olahraga yang sangat di gemari bagi masyarakat Indonesia yang mana sepakbola dimainkan dari usia muda hingga tua, baik yangmiskin maupun kaya. 

Sepakbola indonesia dalam bidang prestasi memanglah sangat mengherankan karena pasang surut prestasi yang dialami negeri ini di bidang sepak bola yang mana ketika kita memilik jumlah penduduk yang sangat banyak akan tetapi tidak di imbangi dengan prestasi yang ada. 

Asosiasi sepakbola di indonesia yang bernama Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia sendiri di bentuk tahun 1930 yang tentunya bertujuan untuk mewadahi potensi-potensi pemuda-pemuda yang memiliki bakat di olahraga Sepakbola. 

Selain sebagai wadah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia juga digunakan sebagai Organisasi yang menampung kerjasama di bidang Sepakbola. 

Dalam perkembangan sepakbola di indonesia sendiri dinamika prestasi banyak sekali catatan prestasi yang dapat kita lihat dari pernah mengikuti gelaran kejuaran dunia sepak bola atau world cup hingga gelaran turnamen antar neggar Asean. 

Ikut berpartisipasi dalam gelaran Kejuaraan dunia atau world cup merupakan prestasi yang dapat di banggakan pasalnya Indonesia adalah negara satu-satunya dari wilayah Asean yang pernah mengikuti gelaran World Cup meski dulu ketika mengikuti gelaran Kejuaraan Dunia masih mengunakan nama Hindia Belanda. 

Di jaman sebelum tahun 70-an, banyak sekali pemain sepakbola Indonesia yang bisa bersaing di tingkat internasional sebut saja diantaranya era Ramang dan Tan Liong Houw, kemudian era Sucipto Suntoro dan belakangan era Ronny Pattinasarani. 

Hal itu karena kesetaraan pembinaan usia dini di dunia dalam hal sepak bola masih dalam tahap dasar yang mana dalam pelaksanaanya semua orang bisa melakukanya. Dalam masa -- masa itu prestasi Indonesia dibilang sangat masyhur di negeri orang. 

Akan tetapi setelah era 1990an entah masalah apa yang ada di persepakbolaan indonesia sekan-akan prestasi engan dan tak mau menghampiri sepakbola Indonesia. 

Di era prestasi yang tak mau menghampiri ini banyak sekali program-program untuk memajukan prestasi persepakbolaan Indonesia salah satunya kerjasama pembinaan Usia muda dengan negara yang di anggap sedang maju di masa nya. 

Negara yang pernah bekerjasama guna pembinaan usia mudia salah satunya Uruguay yang mana dikirimkan anak-anak usia dibawah 20 tahunan yang dinamai dengan SAD Uruguay. 

Selain itu masih ada beberapa negara yang diangap sebagai pusat sepakbola dimasanya dan dilakukan kerjasama pembinaan usia muda sepakbola Indonesia. 

Di anatara program pengiriman anak-anak muda ini guna untuk menimba ilmu di luar negeri, program ini bisa dianggap sukses dan ada yang tidak dengan melihat beberapa faktor seperti perkembangan perindividu dan prestasi yang diraih setelah program ini selesai itu seperti apa.

Pembahasan

Sepak bola mempunyai andil dalam sejarah panjang peradaban hidup manusia. Termasuk dalam hal kesehatan, budaya dan gaya hidup masyarakat dunia, tak terkecuali negra kita Indonesia. Indonesia menjadi salah satu negara yang masyarakatnya sangat menggemari olahraga sepak bola dari banyaknya negara yang masyarakatnya mencintai sepakbola baik dari anak kecil hingga orang tua dari yang miskin hingga kaya di Indonesia sangat mengemari sepakbola. asosiasi sepakbola indonesia kemudian di dirikan di tahun 1930 guna untuk mewadahi olahraga ini yang mana dulunya pangaruh politik sangat terasa dalam badan organisasi ini. 

Pada awal berdirinya Pssi ini diinisiasi oleh soeratin sosrosoegondo dan ia juga menjadi ketua pertama Pssi. Di era awal Pssi ini banyak sekali torehan prestasi yang patut kita bangakan salah satunya menjadi negara asia pertama yang ikutserta dalam gelaran kejuaraan dunia yakni World Cup meskipun dulu mesih mengunakan nama Hindia Belanda.

Akan tetapi di kala mengikuti turnamen itu Indonesia sudah mengunakan bendera merah putih. dalam perkembangan sepakbola di indonesia sendiri dinamika prestasi banyak sekali catatan prestasi yang dapat kita lihat sebelum tahun 70-an, banyak pemain sepakbola Indonesia yang bisa bersaing di tingkat internasional diantaranya yang kala itu bersinar antaralain Ramang, Tan Liong Houw, kemudian Sucipto Suntoro dan Ronny Pattinasarani. 

Selain sebagai wadah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia juga digunakan sebagai Organisasi yang menampung kerjasama di bidang Sepakbola. 

Salah satu kerjasama yang digalangkan demi miningkatkan prestasi adalah pembinaan usia dini dengan mengiri anak-anak usia muda ke negara-negara yang diangap sebagai pusat dari sepakbolah di eranya. Beberapa kerjasama dalam pembinaan usia dini ini antara lain

Primavera

Program pembinaan ini dilakukan di tahun 1993-1994 Proyek yang didanai oleh pengusaha Nirwan Bakrie ini bekerja sama dengan Sampdoria, klub elite Italia saat itu. 

Bekerjasama dengan tim Sampdoria, tim muda Indonesia dapat bertanding di kompetisi Primavera musim 1993-1994. yang masuk dalam angkatan pertama guna dikirim ke italia untuk menimbh ilmu antara lain sebagai kiper Kurnia Sandi dan Ari Supriarso di posisi pemain blakang ada Gusnedi Adang, Anang Maruf, Eko Purjianto, Yeyen Tumena, Dwi Prio Utomo, Fauzi Irfan dan Supriono mengisi posisi tengah Bima Sakti, Nurul Huda, Frido Yuwanto, Trimur Vedayanto, Dedy Umarella, Ismayana, Ilham Romadhona dan Arisandi sedangkan di posisi depan ada Dian Irsandi, Ferry Taufik, Kurniawan Dwi Yulianto, Indriyanto Nugroho, Asep Dayat, Irwan Fahrezie. 

Kemudian pelatih PSSI Primavera, Romano Matte yang didampingi Danurwindo, memangil pemain tambahan seperti Aples Tecuari dan Alex Pulalo di posisi belakang kemudian Chris Yarangga di posisi tengah dan seorang kiper Andi Iswantoro hal karena menyiasati adanya hal-hal yang tidak di ingginkan seperti cidera ketika menimba ilmu di italia. 

Putaran final Piala Asia U-19 1994 merupakan ajang perdana tim ini dengan kostum merah putih akan tetapi hasil yang dirahi belum semaksimal yang diharapkan Dari empat laga, PSSI Primavera mencatatkan hasil satu kali kemenangan, duakali imbang dan satukali kalah. 

Setahun berikutnya setelah pelatihan, PSSI Primavera kembali unjuk kemampuan dengan mengikuti ajang Kualifikasi Olimpiade Atlanta pada tahun 1996. Indonesia ketika itu berada satu grup dengan Hongkong serta Korea Selatan. Hanya juara grup yang berhak lolos ke babak fase gugur. Indonesia hanya mampu melewati Hongkong. Tapi, gagal menghadapi keperkasaan Korea Selatan. 

Dalam dua pertemuan, Kurniawan dan kawan-kawan yang mewakili Indonesia kalah 1-2 dan 0-1. Meski kalah permainan PSSI Primavera yang mayoritas di isi pemain berusia 19 tahun tetap mendapat aplaus dan apresiasi dari masyarakat Indonesia yang mana perlu di ketahui Korea Selatan memang lebih matang dan siap dengan materi pemain berusia 21-22 tahun. Dua musim berlatih serta mengikuti  Kompetisi Primavera di Italia membuat mental dan teknik pemain PSSI Primavera berkembang dengan baik. 

Hal ini jadi modal bagi mereka pemain muda timnas primavera menembus skuat senior. pemain Timnas primavera yang di isi Kurnia Sandy, Aples Tecuari, Eko Purjianto, Anang Ma'ruf, Yeyen Tumena, Bima Sakti, Supriono, Bima Sakti, Alex Pulalo, Indriyanto Nugroho dan Kurniawan Dwi Yulianto masuk daftar panggilan untuk membela tim nasional senior sejak 1996 sampai awal 2000-an.

 Secara teknikal beberapa individu penampilan anak-anak PSSI Primavera sempat mencuri perhatian klub-klub Eropa. Kurniawan Dwi Yulianto jadi pemain yang pertama di lirik tim eropa dimana dikala itu kurniawan sebagai alumni program pembinaan pesepakbola usia muda antara pssi dan sampodoria mendapatkan kesempatan untuk trial di klub eropa dan mejadi orang yang mendapatkan trial dari semua orang yang tergabung di tim primavera pssi. 

Dikala mengikuti turnamen primavera Kurniawan berhasil masuk dalam daftar top scorer Kompetisi Primavera tahun 1993-1994, yang mana kemudian  Sampodria memasukkan namanya dalam daftar pemain yang menjalani tur Asia pada 1994, termasuk ke Jakarta. 

Kurniawan duwi yulianto dinilai oleh pelatih Sampdoria, Sven Goran Erikson sangat diminati oleh klub elit Italia kala itu. Peluang Kurniawan DJ bergabung dengan Sampdoria sangatlah  besar, mengingat Primavera dilatih oleh asisten pelatih dari Sampodoria yakni Erikson, Tord Grip. Selain itu Kurnia Sandy, pernah tercatat sebagai kiper ketiga Sampdoria (Italia). 

Usai menimba ilmu di Italia bersama tim Primavera, kiper yang kelahiran 24 Agustus 1975 ini kemudian menandatangani kontrak bersama Sampdoria tim Italia di musim kompetisi 1996-1997 sebagai penjaga gawang ketiga. Namun, nasibnya sama dengan Kurniawan yang ingin cepat-cepat pulang kampung. Bima Sakti juga menjadi gelandang yang dikontrak untuk FC Helsingborg (Swedia). 

Kapten Primavera Bima Sakti uyang berasal dari Kalimantan ini, sebetulnya punya keistimewaan sebagai seorang penembak jarak jauh yang akurat. Akan tetapi ketidak betahan tingal jauh dengan keluarga menjadi faktor utama mereka untuk inggij segera pulang.

Bareti

Sebelumnya untuk pembentukan tim Primavera dan juga Baretti ini di lakukan oleh Danurwindo, Sartono Anwar dan Harry Tjong. Para pemain ini diambil dari seleksi hasil Piala Haornas yang diselengarakan oleh pssi. Para pemain ini rata-rata berasal dari tim-tim yang lolos ke semfinal piala Hornas, seperti PSSI Jateng, Jatim, Papua dan dan PSSI Jabar. 

Hal ini sama dengan dibentuk nya tim Primavera yang mayoritas berasal dari PSSI Jateng sebagai 'bonggolan' tim utamanya, seperti Kurnia Sandy, Eko Purjianto, Dwi Priyo Utomo, Supriyono, Kurniawan DJ, dan Indriyanto Setyo Nugroho. 

Sedangkan, tim Baretti ini juga hampir sama dengan tim primavera kembali dikuasai pemain-pemain dari PSSI Jateng, seperti Aris Indarto, Trimur Vedayanto, Haryanto Tommy Prasetyo, Fredo Yuwanto, Berta Yuwana Putra, Tugiyo dan Nova Arianto. Memanglah pemain-pemain dari daerah jawa barat dikala itu sangatlah mendominasi daripada daerah-daerah lain di indonesia. 

Pemain -- pemain dari pssi Bareti yang dikirim juga kembali ke inter ini adalah Kiper : Andi Iswantoro, Ngadiono, Ketut Gde Dharma Putra. Belakang : Aris Indarto, Alexander Pulalo, Agus Supriyanto dan juga Charis Yulianto. Kemudian untuk pemain Tengah : Trimur Vedayanto, Haryanto Tommy Prasetyo, Uston Naw awi, Fredo Yuwanto, Berta Yuwana Putra, Imran Nahumamury, Deddy Umarella. Depan : Tugiyo, Nova Arianto, Kusdianto, Emmanuel Korey dan dengan Pelatih Romano Matte. 

Timnas Baretti merupakan progam dari Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) dimana program ini mengirimkan Timnas U-16 ketika itu untuk berkompetisi di Italia. 

Progam pelatihan yang dijalankan pada tahun 1995 hingga 1996 ini merupakan lanjutan progam dari program yang lama yakni Timnas Primavera bentukan PSSI sebelumnya. Saat itu, program tersebut digadang-gadang membentuk bakat-bakat muda pesepak bola Tanah Air demi mengisi kekuatan Timnas Indonesia dimasa mendatang. 

Akan tetapi, progam ini dihentikan dan tidak sesukses program yang lama yakni Primavera serta hanya segelintir pesepak bola Indonesia yang menjadi bintang lapangan hijau Tanah Air. Karir individu pemain hasil timnas bareti ini juga tak se masyhur dari timnas primavera yang mana para pemain dari hasil binaan program ini hanya dapat bermain di liga kasta nasional saja.

SAD Uruguay

Setelah kegagalan di era bareti Pssi tidak kapok dalam melakukan kerjasam dibidang pembinaan usia muda dengan mengirim talenta-talenta berbakat kenegeri orang  guna menimba ilmu. Ya SAD Uruguay merupakan program yang sama setelah kegagalan program pembinaan usia muda yang dilakukan di italia. Kali ini program pembinaan usia dini ini dilakukan di Uruguay. 

Pada program yang dilakukan di uruguay ini merupakan program terlama yang dilakukan oleh asosiasi sepakbola indonesia yakni PSSI dimana program ini dilakukan di tahun 2008 hingga 2012 Para pemain Indonesia yang mengikuti program ini tak hanya sekadar berlatih, melainkan juga ambil bagian di kompetisi junior Uruguay, yakni Quinta Division. namun dari banyaknya angkatan tim SAD hanya sedikit yang masih tetap kelihatan di level teratas sepakbola Indonesia. 

Mereka antara lain Rizky Pellu, Manahati Lestusen, Hansamu Yama Pranata, hingga Alfin Tuasalamony hal itu membuat prefektif bahwasanya programini dapat dikatakan gagal.

Garuda Select

Program ini dilakukan di indonesia dimana program ini dilakukan dengan kerjasama untuk pembinaan antara Pssi dan juga premierligue atau liga Inggris program ini sendiri berjalan pada tahun 2018 hinga 2019 yang mana program ini dirasa paling efektif ketika para pemain mengkuti sutu turnamen cara bertanding mereka memilikipeningkatan dan ber kompe tisi. Tim ini sendiri dalam pemilihan dilakukan secara seleksi langsung oleh pelatih yang hadir dari Inggris denis wish. 

Selain itu kebanyakan pemain yang terpilih merupakan pemain hasil dari tim nasional yang habis berprestasi di kanca internasional kisaran umur dibawah U-17 bersama Indrasafri. 24 Pemain yang lolos dalam sekuad grauda Select ini yakni Ahludz Dzikri Fikri (Persib Bandung), Risky Muhammad Sudirman (Persija Jakarta), Ernando Ari Sutaryadi (Persebaya Surabaya), Amiruddin Bagas Kaffa Arrizqi (Barito Putera), Kartika Vedhayanto Putra (PPLP Jawa Tengah), Liba Valentino (Perseru Serui), Mochamad Yudha Febrian (Barito Putera), Muhammad Reza Fauzan (Tanpa klub), Komang Teguh Trisnanda (Diklat Ragunan), Fadilah Nur Rahman (Diklat Ragunan), Vito Rendy Candra (Persebaya Surabaya), Muhammad Salman Alfarid (Diklat Ragunan), Brylian Negiehta Dwiki Aldama (Persebaya Surabaya), David Maulana (Barito Putera), Sandi Arta Samosir (PSMS Medan), Alif Jaelani (Barito Putera), Andre Oktaviansyah (PS Tira), Braif Fatari (Tanpa Klub),Mochammad Supriadi (Diklat Ragunan), Yadi Mulyadi (Persib Bandung), Muhammad Fajar Fathur Rachman (Persib Bandung), Amiruddin Bagus Kahfi Alfikri (Barito Putera), Sultan Zico (Persija Jakarta), Amanar Abdillah (Persib Bandung).

Secara prestasi timnas indonesia setelah dilakukanya program- program diatas memang tidak begitu banyak dapat dilihat hal itu bisa menjadi patokan dalam penilaian kesuksesan kerjasama internasional di bidang olahraga ini. 

Dalam pembinaan usia dini, program ini memanglah sangat bagus akan tetapi pembinaan usia dini ini tidak dibarengi dengan peningkatan atau pembaharuan dalam tubuh organisasi wadah sepak bola indonesia yakni Pssi dan juga peningkatan kualitas Liga Indonesia.

Kesimpulan

Sepakbola indonesia di bidang prestasi memanglah sangat mengherankan karena pasang surut prestasi yang dialami negeri ini di bidang sepak bola yang mana ketika kita memilik jumlah penduduk yang sangat banyak akan tetapi tidak di imbangi dengan prestasi yang ada. 

Pssi Selain sebagai wadah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia juga digunakan sebagai Organisasi yang menampung kerjasama di bidang Sepakbola. dalam perkembangan sepakbola di indonesia sendiri dinamika prestasi banyak sekali catatan prestasi yang dapat kita lihat dari pernah mengikuti gelaran kejuaran dunia sepak bola atau world cup hingga gelaran turnamen antar neggar Asean. 

Ikut berpartisipasi dalam gelaran Kejuaraan dunia atau world cup merupakan prestasi yang dapat di banggakan pasalnya Indonesia adalah negara satu-satunya dari wilayah Asean yang pernah mengikuti gelaran World Cup meski dulu ketika mengikuti gelaran Kejuaraan Dunia masih mengunakan nama Hindia Belanda. 

Di jaman sebelum tahun 70-an, banyak sekali pemain sepakbola Indonesia yang bisa bersaing di tingkat internasional sebut saja diantaranya era Ramang dan Tan Liong Houw, kemudian era Sucipto Suntoro dan belakangan era Ronny Pattinasarani. 

Hal itu karena kesetaraan pembinaan usia dini di dunia dalam hal sepak bola masih dalam tahap dasar yang mana dalam pelaksanaanya semua orang bisa melakukanya. 

Dalam masa -- masa itu prestasi Indonesia dibilang sangat masyhur di negeri orang. Akan tetapi setelah era 1990an entah masalah apa yang ada di persepakbolaan indonesia sekan-akan prestasi engan dan tak mau menghampiri sepakbola Indonesia. 

Di era prestasi yang tak mau menghampiri ini banyak sekali program-program untuk memajukan prestasi persepakbolaan Indonesia salah satunya kerjasama pembinaan Usia muda dengan negara yang di anggap sedang maju di masa nya. 

Di anatara program pengiriman anak-anak muda ini guna untuk menimba ilmu di luar negeri, program ini bisa dianggap sukses dan ada yang tidak dengan melihat beberapa faktor seperti perkembangan individu dan prestasi yang diraih setelah program ini selesai itu seperti apa Selain sebagai wadah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia pssi juga digunakan sebagai Organisasi yang menampung kerjasama di bidang Sepakbola. 

salah satu kerjasama yang digalangkan demi miningkatkan prestasi adalah pembinaan usia dini dengan mengiri anak-anak usia muda ke negara-negara yang diangap sebagai pusat dari sepakbolah di eranya.

Beberapa kerjasama dalam pembinaan usia dini ini antara lain Primavera yakni menimba ilmu di italia dengan mengiri pemain dibawah usia 17 tahun guna menimba ilmu di Italia dengan mengikuti turnamen yang ada.Putaran final Piala Asia U-19 1994 merupakan ajang perdana tim ini dengan kostum merah putih akan tetapi hasil yang dirahi belum semaksimal yang diharapkan Dari empat laga, PSSI Primavera mencatat hasil satu kali menang, dua imbang dan satu kalah. 

Setahun kemudian dikirim lagi tim yang bernama Bareti yang mana tim Baretti dikuasai pemain-pemain dari PSSI Jateng, seperti Aris Indarto, Trimur Vedayanto, Haryanto Tommy Prasetyo, Fredo Yuwanto, Berta Yuwana Putra, Tugiyo dan Nova Arianto. Kemudian ada program pembinaan usia dini yang dilakukan di Uruguay. 

Pada program yang dilakukan di uruguay ini merupakan program terlama yang dilakukan oleh asosiasi sepakbola indonesia yakni PSSI dimana program ini dilakukan di tahun 2008 hingga 2012 Para pemain Indonesia yang mengikuti program ini tak hanya sekadar berlatih, melainkan juga ambil bagian di kompetisi junior Uruguay, yakni Quinta Division. 

Setelah itu ditahun 2017 ada program Garuda select, Program ini dilakukan di inggris dimana program ini dilakukan dengan kerjasama untuk pembinaan antara Pssi dan juga premierligue atau liga Inggris program ini sendiri berjalan pada tahun 2018 hinga 2019 yang mana program ini dirasa paling efektif ketika para pemain mengkuti satu turnamen cara bertanding mereka memiliki peningkatan.

Selain itu kebanyakan pemain yang terpilih merupakan pemain hasil dari tim nasional yang habis berprestasi di kanca internasional kisaran umur dibawah U-17 bersama Indrasafri. Secara prestasi timnas indonesia setelah dilakukanya program- program diatas memang tidak begitu banyak dapat dilaht hal itu bisa menjadi patokan dalam penilaian kesuksesan kerjasama internasional di bidang olahraga ini. 

Dalam pembinaan usia dini, program ini memanglah sangat bagus akan tetapi pembinaan usia dini ini tidak dibarengi dengan peningkatan atau pembaharuan dalam tubuh organisasi wadah sepak bola indonesia yakni Pssi dan juga peningkatan kualitas Liga Indonesia.

Daftar Pustaka

Jefri, Putra Perdana. BIOGRAFI GUSNEDI ADANG: PEMAIN DARI BUKITTINGGI YANG BERLAGA DI PENTAS LIGA SEPAKBOLA NASIONAL TAHUN 1993-2017. Diss. Universitas Andalas, 2019.

Hadiman, Arif. Analisis Berita Liga Primer Indonesia (LPI) dan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI)(Analisis Framing LPI dan PSSI dalam Surat Kabar Jawa Pos Periode Januari-Maret 2011). Diss. Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2011.

INDONESIA, PRESTASI TIM NASIONAL SEPAKBOLA. "PEMBINAAN PEMAIN USIA MUDA LANDASAN MEMBANGUN INDUSTRI SEPAKBOLA DAN PRESTASI TIM NASIONAL INDONESIA Oleh Sulistiyono Abstrak."

Prawira, Rengga Ryandah Zudha, and Tjahja Tribinuka. "Pembinaan pemain muda melalui akademi sepak bola." Jurnal Sains dan Seni ITS 2.5 (2016): 13-17.

JEFRI, Putra Perdana. BIOGRAFI GUSNEDI ADANG: PEMAIN DARI BUKITTINGGI YANG BERLAGA DI PENTAS LIGA SEPAKBOLA NASIONAL TAHUN 1993-2017. 2019. PhD Thesis. Universitas Andalas.

RAHARDJO, Agustinus Eko. Olahraga dan Makna Nasionalisme dalam Perspektif Media. Sociae Polites, 2010, 11.30: 91-98.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun