Kasih yang begitu dalam, tak bisa ku abaikan begitu saja.
Semerbak laksana harum melati, menghiasi hari-hariku yang senantiasa di temani senyum manismu. Begitu putih tanpa pamrih, begitu suci tanp[a asumsi.
cinta yang menggelora, menggema dalam dada.
Merah darah laksana mawar merah, merekah penuh semangat menggapai indah.
Sayang tak terbilang, menerawang menembus batas angan-angan.
Menggairahkan jiwa yang gersang, menenggelamkan dalam pesona keindahanmu.
Andai dapat ku lompati batas ikatanmu, akan ku terjang segala rintangan.
Sayang seribu sayang, Hukum agamaku mengharamkanmu untuk ku rengkuh.
Menjadikanku bertekuk lutut menghadap tuhanku, menengadahkan semua pinta, memasrahkan segala nestapa.
Selalu ku ingin memelukmu, mendekap erat disaat rapuhmu, melindungimu dari semua pengganggu. Walau iktan itu menghalangiku, namun tetap saja rinduku semakin membelenggu.
Semakin lama, semakin ingin rasanya mengawinkan waktu dengan harap.
Berusaha merengkuhmu sebelum yang lain membelenggu.
Berusaha mendekapmu sebelum yang lain membelaimu.
Namun, lagi-lagi hanya kudapati diri ini berteman mimpi-mimpi yang tak pasti.
Akhirnya di akhir kalimat ini, aku pasrahkan diri menerima takdir, menajamkan nurani.
Ku hempaskan semua mimpi-mimpi ini.
Namun yang pasti, cinta suci ini kan abadi tersimpan dalam hati.