Menjadikanku bertekuk lutut menghadap tuhanku, menengadahkan semua pinta, memasrahkan segala nestapa.
Selalu ku ingin memelukmu, mendekap erat disaat rapuhmu, melindungimu dari semua pengganggu. Walau iktan itu menghalangiku, namun tetap saja rinduku semakin membelenggu.
Semakin lama, semakin ingin rasanya mengawinkan waktu dengan harap.
Berusaha merengkuhmu sebelum yang lain membelenggu.
Berusaha mendekapmu sebelum yang lain membelaimu.
Namun, lagi-lagi hanya kudapati diri ini berteman mimpi-mimpi yang tak pasti.
Akhirnya di akhir kalimat ini, aku pasrahkan diri menerima takdir, menajamkan nurani.
Ku hempaskan semua mimpi-mimpi ini.