Mohon tunggu...
Ofi Sofyan Gumelar
Ofi Sofyan Gumelar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Warga Kota | Penikmat dan rangkai Kata

Today Reader Tomorrow Leader

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Kisah Sederhana Menjaga Makroprudensial Negeri

31 Agustus 2020   23:50 Diperbarui: 31 Agustus 2020   23:56 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rekening tabungan sudah terkoneksi dengan fitur keuangan lainnya (sumber: tangkapan layan akun youtube Kompasiana)

Stereotip bahwa saat ini orang sudah tak bisa lepas dari gawainya mungkin ada benarnya. Jujur saja, saya sendiri salah satu yang tak bisa lepas dari smartphone. Bukan soal maniak media sosial, ketergantungan saya lebih kepada uang yang tertanam di perangkat pintar yang saya miliki tersebut.

Waktu menunjukkan pukul 04.30 saat mata saya terbuka. Alarm yang berbunyi nyaring serta tepukan lembut istri di pipi membangunankan saya dari lelap tidur.  Saya segera beranjak mandi dan berwudhu. Persiapan pergi ke masjid untuk sholat shubuh.

Selepas sholat, saya membuka-buka ponsel dan scrolling timeline di facebook. Saya biasanya mencari postingan terbaru dari laman Kita Bisa, Sebuah crowdfunding untuk membantu mereka yang terkena musibah. Entah itu sakit, terkena bencana ataupun mereka yang berjuang untuk kesembuhan kerabatnya. Lewat Kita Bisa, saya mencoba merutinkan kebiasaan baru saya, sedekah shubuh.

Setelah beberapa kali menggeser tampilan layar, mata  saya tertumbuk pada kampanye membantu Jordan, balita penyintas kanker darah. Tak berpikir panjang, Segera saya mengetik sejumlah nominal untuk berdonasi. Selepas notifikasi tagihan masuk lewat SMS, saya segera membuka m-banking. Dengan beberapa kali klik, saya mentransfer sejumlah dana untuk berdonasi ke Kita Bisa. Dalam hitungan detik, notifikasi penerimaan sedekah saya segera masuk ke ponsel saya. Alhamdulillah!

Kemudahan bersedekah shubuh dengan memanfaatkan media sosial dan fasilitas m-banking (sumber: dokpri)
Kemudahan bersedekah shubuh dengan memanfaatkan media sosial dan fasilitas m-banking (sumber: dokpri)
Pukul 06.30 WIB, saya sudah berada dibalik kemudi mobil menuju kantor. Untuk memangkas waktu tempuh, saya biasanya menggunakan tol. Kartu uang elektronik otomatis sudah tersedia di dashboard siap digunakan untuk membayar tol setiap pagi.

Sekitar jam 07.30 WIB saya sudah mendarat di kantor. Ritual pagi sebelum bekerja biasanya saya awali dengan membuka email yang masuk. Benar saja, ada email pemberitahuan dari kompas.id perihal jatuh tempo biaya langganan bulanan saya.

Kartu uang elektronik sudah menjadi bagian dari keseharian saya (sumber: dokpri)
Kartu uang elektronik sudah menjadi bagian dari keseharian saya (sumber: dokpri)
Saya raih smartphone saya. Biar lebih praktis, saya membayar dengan menggunakan fasilitas QRIS. Sekali memindai kode QRIS, pembayaran langsung terlaksana.  Oh ya, QRIS atau Quick Response Code Indonesian Standard adalah standarisasi pembayaran menggunakan metode QR Code dari Bank Indonesia, dimana satu QR Code dapat dipindai oleh seluruh aplikasi yang menyediakan pembayaran dengan QR Code.

Proses pembayaran tagihan kompas.id memanfaatkan fasilitas QRIS (Sumber: Dokpri)
Proses pembayaran tagihan kompas.id memanfaatkan fasilitas QRIS (Sumber: Dokpri)
Tak lama kemudian saya pun asyik dengan rutinitas pekerjaan yang rasanya tak pernah usai. Mau bagaimana lagi, karyawan mah memang begini. Baru selesai yang ini sudah ada yang itu, belum beres yang itu , sudah parkir lagi pekerjaan baru. Dinikmati saja!

Di sela bekerja, sebuah pesan masuk ke whatsapp saya. "Pak, mohon dicek rekening. Honor kegiatan yang kemarin sudah ditransfer." rupanya rekan dari instansi sebelah memberi kabar gembira. Bergegas saya buka kembali aplikasi m-banking untuk mengecek transferan tersebut. Benar saja, ada sejumlah uang masuk ke rekening saya. Saya tersenyum. Ah, rejeki nomplok di akhir bulan.  

Sebelum lupa, saya segera mentransfer sebagian uang tersebut ke rekening lain untuk simpanan saya. Saya memang memiliki rekening lain sebagai rekening tabungan untuk dana simpanan saya. Ini sudah jadi Komitmen saya dan istri untuk menyisihkan sebagian pendapatan untuk dana simpanan yang tak boleh diutak atik kecuali darurat.

Kemudahan menabung emas lewat aplikasi Findtech Tamasia (sumber: dokpri)
Kemudahan menabung emas lewat aplikasi Findtech Tamasia (sumber: dokpri)
Selain dialihkan ke rekening simpanan, saya juga mentransfer sebagian honor ke akun fintech yang terpasang di gawai saya. Ada aplikasi tamasia untuk tabungan emas serta Fundtastic untuk investasi reksa dana. Kedua aplikasi ini membantu saya untuk memberi kemudahan berinvestasi meskipun dengan nominal yang sedikit. Prinsip sedikit demi sedikit menjadi bukit benar-benar saya praktekkan di aktivitas investasi ini.

Lewat aplikasi Fintech Fundtastic, saya belajar berinvestasi reksa dana dengan modal yang sangat minim (sumber: dokpri)
Lewat aplikasi Fintech Fundtastic, saya belajar berinvestasi reksa dana dengan modal yang sangat minim (sumber: dokpri)
Tak terasa, hari sudah menjelang siang. Jam menunjukkan angka 12.00, perut pun sudah keroncongan. Ah, mumpung ada transferan masuk, sesekali saya ingin makan enak dan memberi kejutan makan siang untuk empat rekan satu ruangan. Pesan makanan lewat aplikasi ojek online bisa nih,...

Sebelum memesan, saya harus top up dulu saldo di aplikasi ojek daring saya. Gampang saja sih, cukup mentransfer uang dari -banking otomatis sejumlah nominal saldo pun bertambah di aplikasi ojek online tersebut. Habis itu, saya tinggal memilih menu yang diinginkan dan tinggal tunggu makanan datang. Lima bungkus nasi padang komplit dipilih untuk saya dan keempat partner satu ruangan. Sedapp!!

Disela-sela makan, tiba-tiba istri mengirim pesan singkat. Ia mengingatkan agar saya tak lupa membayar tagihan cicilan rumah. Iya, rumah kami memang dibiayai lewat skema KPR dari bank Pemerintah yang khusus mengelola pinjaman perumahan. Dengan skema cicilan selama 10 tahun, kami bisa memiliki hunian sendiri. Lagi-lagi jemari ini lincah menari di aplikasi m-banking saya. Dengan mengetikkan sejumlah dana dalam waktu singkat tagihan KPR bisa saya penuhi.

Pukul 16.00 saatnya saya melangkah pulang. Sebelum menuju rumah, saya mampir dulu ke super market yang biasa dilewati . Jadi ingat kalau istri berpesan untuk membeli beberapa isi kulkas yang habis.

Di masa pandemi ini pengelola supermarket menganjurkan untuk membayar secara non tunai. Ini dimaksudkan agar meminimalisir kontak fisik, termasuk dengan uang tunai yang bisa saja menjadi media penularan virus. Don't worry, saya belanja pakai kartu debit kok!

Berbelanja menggunakan kartu debit (Sumber: dokpri)
Berbelanja menggunakan kartu debit (Sumber: dokpri)
Beres berbelanja segera saya menjalankan mobil untuk pulang. Selepas magrib saya sudah leha-leha di rumah. Tak ada yang lebih nikmat dibanding rebahan di rumah seusai bekerja selain sambil menikmati secangkir teh hangat, bercengkerama dengan keluarga kecil di rumah dan sesekali mengintip baju-baju yang didiskon di marketplace. Duh, jangan sampai saya mentransfer uang untuk belanja online deh!

***

Kalau ditanya produk keuangan apa yang paling banyak saya gunakan, saya akan menjawab rekening tabungan. Bukan hanya untuk simpanan saja, tapi rekening tabungan kini sudah menjadi alat pembayaran utama untuk transaksi keuangan harian saya. Apalagi kini tabungan sudah difasilitasi fitur mbanking dan kartu debet/atm yang semakin memudahkan saya menjalani aktivitas harian saya. Perannya dirasa lebih mendominasi dibanding uang cash untuk transaksi Keuangan saya.

Sekelumit cerita harian saya di atas mungkin menjadi fakta bagaimana saya sangat tergantung pada penggunaan rekening tabungan saya. iya, rekening tabungan dengan ketiga fasilitas yang disematkannya tersebut benar-benar membantu saya dalam mengelola prioritas keuangan saya, mulai dari kebutuhan sehari-hari, tabungan/investasi, membayar kewajiban kredit serta sedekah.

Tak heran sih, pasalnya di era digitalisasi ini rekening keuangan ini sudah terkoneksi dengan beragam fitur keuangan lainnya, seperti uang elektronik, pembayaran tagihan, fitur belanja, dan investasi saham di pasar modal. Boleh dibilang, di era cashless ini, transaksi keuangan lebih banyak dilakukan dengan transfer rekening tabungan.

Rekening tabungan sudah terkoneksi dengan fitur keuangan lainnya (sumber: tangkapan layan akun youtube Kompasiana)
Rekening tabungan sudah terkoneksi dengan fitur keuangan lainnya (sumber: tangkapan layan akun youtube Kompasiana)
Selain tabungan, saya juga menjadi kreditur KPR. Sebagai abdi negara dengan gaji yang tak seberapa, KPR membantu saya untuk untuk mewujudkan mimpi memiliki rumah sendiri dengan cicilan yang relatif kecil setiap bulannya. Meskipun harus mencicil dalam jangka waktu yang lama (10 tahun), bagi saya ini sepadan mengingat nilai properti yang terus melambung setiap tahunnya.

Sebagai anak milenial, saya juga tak ketinggalan memanfaatkan aplikasi fintech untuk kebutuhan investasi saya. Seperti yang saya ceritakan diatas, saya memanfaatkan aplikasi fintech untuk menabung emas serta berinvestasi di reksa dana pasar uang. Prosesnya sendiri sangat mudah, karena kita cukup mentransfer dana investasi lewat virtual account. Keuntungan lainnya, investasi bisa dilakukan dengan nominal yang kecil dan dicicil.

Awalnya, tujuan saya memanfaatkan produk Keuangan ini adalah hanya untuk memenuhi kebutuhan dan prioritas saya saja. Akan tetapi, lebih jauh dari itu, ternyata bisa mendampak lebih besar.

Secara tak sadar, aktivitas saya dalam menggunakan produk Keuangan ini membawa kontribusi terhadap Stabilitas Sistem Keuangan. Istilah kerennya, berdampak positif membuat Makroprudensial Aman Terjaga. Ini saya ketahui selepas mengikuti Webinar yang diselenggarakan Kompasiana dengan Bank Indonesia beberapa waktu lalu.

Misalnya nih, uang tabungan yang saya simpan sebagai dana darurat bisa menjadi sumber pembiayaan kredit produktif korporasi maupun individu. Ketepatan pembayaran kredit KPR saya ternyata bisa disalurkan pembiayaan usaha property maupun pemberian kredit bagi orang lain yang sama-sama mengajukan kredit KPR. Investasi reksa dana saya dapat menjadi sumber pembiayaan jangka panjang bagi dunia usaha. Semua aktivitas ini dapat membuat perekonomian kita semakin menguat. 

Simpelnya, ternyata untuk berkontribusi pada negeri ini bisa dimulai dengan melakukan hal-hal yang terbilang sederhana. Cukup rajin menabung, giat berinvestasi walaupun kecil-kecilan dan tepat waktu membayar tagihan kredit akan membantu kelancaran sistem kekuangan bangsa ini. Bisa kan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun