Satu kebiasaan baru selama WFH adalah rapat online. Kamu termasuk yang terkena demam aplikasi zoom nggak? kalau saya sih iya. Hampir seminggu sekali kantor mengadakan meeting tatap muka lewat aplikasi ini. Belum lagi saya jadi hobi ikut beragam webinar yang mendadak menjamur. Banyak pelatihan online digelar selama masa pandemi ini.
Persoalan muncul saat data internet yang saya pakai tidak mendukung aktivitas tersebut. Pernah ngerasain ketinggalan materi meeting gara-gara koneksi internet yang sering hilang? Saya sering. Ketika di tengah meeting  saya kerap bolak balik sign out dari aplikasi. Reconnecting terus!
Gara-gara sering left saat zoom meeting, saya pernah ditegur atasan. Dianggap enggan hadir pada rapat virtual tersebut. Rekan kantor menganggap saya pelit, fakir kuota dan gak modal. Duh, kalau sudah begini bisa mentok karir nih,....
Selidik punya selidik, biang keroknya ternyata sinyal internet yang tidak stabil. Rupanya selama ini saya tidak menyadari kalau akses internet yang saya pakai tidak sekencang yang saya perlukan, dan ini baru terasa sewaktu harus banyak streaming demi rapat virtual.
Satu lagi persoalan yang saya temui selama pandemi adalah betapa borosnya kebutuhan kuota internet. Selain buat nge-zoom dan lalu lintas data urusan kantor,saya jadi hobi menonton video youtube, memutar film di aplikasi smartphone dan bermain game online demi tetap nyaman berdiam diri di rumah dalam jangka waktu yang panjang. Hal ini  memerlukan back up kuota internet yang melimpah.
Sementara itu, istri juga banyak menggunakan internet untuk keperluan bisnis onlinenya. Setiap hari ia harus mendesain konten gambar melalui situs canva, lalu mengunggahnya di akun media sosialnya. Rutinitas lainnya, ia juga harus mengelola interaksi dengan costumer maupun supplier jualannya. Semua dilakukan secara online.
Saya cuma menggerutu mendapati kenyataan ini. Iya, harga data internet dari provider yang saya pakai tergolong mahal. Jika setiap minggu harus isi ulang kuota internet terus menerut tentunya lumayan juga alokasi biayanya.
Lalu apa solusinya?
"Pindah ke Tri aja!" begitu saran istri ketika saya curhat soal ini. Pakai Tri? Hmm, dulu sih sempat terpikir untuk migrasi ke Tri. Hanya saja selain karena sudah lama menggunakan provider lain serta keraguan akan jangkauan sinyalnya di kota saya, saya urungkan niat itu.