Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan yang sempurna, sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. (Al-Imran 92)
Ada banyak amalan yang dianjurkan oleh para ulama untuk dilakukan pada bulan ramadan ini. Wajar sih, bukankah di bulan mulia ini semua amal kebaikan dilipatgandakan pahalannya? Salah satu amalan yang dianjurkan tersebut adalah bersedekah.
Bahkan di luar bulan Ramadhan pun, amalan sedekah ini sangat dianjurkan karena memiliki berbagai keutamaan. Sebut saja, menghapus dosa dan kesalahan di masa lalu, menambah kecukupan harta benda, menghilangkan gelisah, dan membahagiakan diri sendiri dan orang lain.Â
Soal keutamaan yang terakhir ini, boleh dibilang ini yang paling spesial dari amalan sedekah. Kenapa? Karena amalan ini berhubungan dengan hubungan antar manusia.Â
Sedekah itu menjadi semacam perantara connecting happiness kita dengan orang lain. Ini berbeda dengan sholat yang urusannya hanya antara kita (individu) dengan Allah langsung.
Karena itu, Allah menegaskan kalau bersedekah tuh harus dengan harta yang kita cintai, atau yang terbaik, sebagaimana tertuang dalam surat Al-Imran ayat 92 di atas.
Sebaliknya, Allah melarang kita untuk bersedekah dengan barang yang buruk. Ini juga sudah ditegaskan oleh Allah pada surat Al- Baqarah ayat 267.
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (Al Baqarah 267)
Soal sedekah, begini-begini juga Insya Allah saya sudah mengamalkannya dengan apa yang dirasa semaksimal mungkin. Kebanyakan dilakukan dengan menyisihkan sebagian pendapatan untuk sedekah, setelah zakat tentunya. Implementasinya beragam, bisa secara langsung diberikan pada kencleng masjid ataupun pengemis yang lewat, maupun berdonasi melalui Lembaga atau Yayasan amal.
Termasuk pada Ramadhan ini, saya berusaha merutinkan beramal sedekah setiap hari di waktu shubuh. Ada keterangan yang menyebutkan keutamaan bersedekah di waktu shubuh ini, karena itu saya programkan untuk melaksanakannya di bulan Ramadhan ini secara rutin.
Tadinya saya ingin menyumbang lewat kencleng masjid selepas sholat shubuh. Akan tetapi karena ada pandemi corona, saya tak bisa beribadah sholat shubuh di masjid karena masjid di lingkungan saya di tutup. Alternatifnya, saya salurkan secara mentransfer ke rekening Lembaga amal.
Akan tetapi, saya tergelitik untuk mencoba menelisik maksud dari surat Al-Imran 92 tersebut di atas. Gara-garanya sih beberapa hari lalu saya membaca surat ini pada salah satu postingan teman saya di akun instagramnya. Dari sini saya mencoba mencari tahu, apa saya sudah melakukan yang diperintahkan ayat tersebut?
Apa maksud  dengan harta yang kamu cintai dalam ayat di atas? Saya sudah bersedekah dengan uang saya, dan pastilah semua orang cinta pada uang mereka termasuk saya. Tapi kok berasa masih ada yang kurang. Apa sebenarnya barang yang saya miliki yang begitu saya cintai. Â
Ketika saya mencoba berdiskusi dengan istri, dengan enteng dia bilang, "barang yang kamu cintai tentu saja buku-buku yang kamu koleksi itu." Hmm, setelah dipikir-pikir, bisa jadi sih koleksi bukulah yang menjadi barang special saya selama ini.
Sejak kecil saya memang senang baca. Saya sudah mengkoleksi buku setelah mampu membeli dengan uang sendiri. Dari sini saya punya obsesi untuk memiliki perpustakaan sendiri di rumah, dimana saya bisa menikmati koleksi saya tersebut kapan saja saya mau.Â
Saya tak pernah berhitung berapa banyak buku koleksi saya, tapi indikator berlebihnya sih Ketika rak buku di rumah sudah tidak muat menampung buku-buku baru yang saya beli.
Niat ini sebenarnya sudah tercetus sejak lama ketika melihat postingan teman tersebut yang menunjukkan foto keceriaan anak-anak membaca koleksi perpustakaannya.Â
Saya punya koleksi komik, buku bacaan novel, ensiklopedia ilmu popular yang rasanya bisa dibaca untuk anak-anak. Sementara untuk orang dewasanya pun, tentu ada banyak lagi koleksi saya yang rasanya bakal bermanfaat juga untuk mereka.
Tahukan kamu apa yang paling berat untuk melaksanakan sedekah ini? keikhlasan untuk melepas harta yang kita cintai. Sungguh, saya sempat maju mundur untuk melepas sebagian koleksi yang saya punya tersebut. Ternyata untuk ikhlas itu berat yaa?
Tapi niat saya sudah bulat, bayang-bayang keceriaan anak-anak dan mereka yang menjadi pengunjung setia perpustakaan warga tersebut menjadi semacam energi yang menguatkan saya untuk melepas koleksi buku saya tersebut. Saya ingin buku-buku ini menjadi connecting happiness bagi banyak orang.
Demi mengalahkan ego sendiri, saya bahkan memasukkan buku-buku yang punya tempat lebih di hati saya untuk masuk list yang disumbangkan. Buku-buku yang menjadi 'tropi' atas kemenangan saya dalam mengikuti beberapa lomba menulis. Sebut saja, buku Sudut Istana karya Sunardi Rinangkit, adalah salah satu hadiah dari lomba flash blogging yang diadakan kemenkominfo beberapa waktu lalu. Kemudian, buku Hidup Yang Lebih Berarti adalah salah satu hadiah dari blog competition Kompasiana beberapa waktu lalu.Â
Trust me, sedekah itu gak bikin rugi, yang ada bikin hepi!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H