Bangunan berbentuk kotak berukuran sekitar 80 meter persegi itu berdiri di Sebuah lahan di pojokan kampus University of Miyazaki, Jepang. Karena bentuknya yang kotak ini, saya biasa menyebutnya masjid kotak.
Sejatinya bangunan ini adalah bangunan Islamic Center dan difungsikan sebagai pusat kegiatan bagi para mahasiswa muslim di universitas ini, pusat dakwah dan kajian keislaman. Islamic Center juga termasuk juga bagi para mahasiswa Jepang maupun warga Jepang yang tertarik mempelajari Islam. Ada banyak lho warga Jepang di sana yang tertarik mempelajari Islam.
Islamic Center ini diresmikan pada tahun 2014. Kebetulan saat itu saya sedang belajar di universitas tersebut. Senang rasanya bisa menjadi salah satu saksi sejarah berdirinya Islamic Center ini. University of Miyazaki sendiri mengklaim bahwa mereka adalah satu-satunya universitas di Jepang yang memiliki fasilitas  Islamic center. Bangunan ini diresmikan langsung oleh Presiden (rektor) University of Miyazaki saat itu.
Sebelum ada Islamic center ini, kami cukup kerepotan untuk menjalankan ibadah sholat. Untuk sholat lima waktu sehari-hari pihak kampus memberi ruangan lab kecil yang bisa memuat 5-6 orang Jemaah. Sementara untuk jum'atan, biasanya kami menyewa community hall di sekitaran perumahan kampus.
Karena komunitas kami terbatas, biasanya untuk jadwal shalat jum'at kami digilir menjadi khatib dan imam shalat Jum'at. Saya yang seumur-umur di Indonesia belum pernah menjadi khatib kebagian giliran juga. Seingat saya, selama setahun bermukim di sana, saya kebagian empat kali menjadi khatib dan imam masjid. Khutbahnya pun memakai pengantar Bahasa inggris. Sungguh pengalaman yang amazing.
Di masa Ramadhan, aktivitas di sini akan terasa hidup sekali. Nafas pusat kegiatan keislaman begitu kental terasa. Setidaknya gerak aktivitas ini akan terasa menjelang buka puasa hingga malam tiba. Rangkaian kegiatan dilaksanakan secara marathon, mulai dari buka puasa bersama, shalat tarawih hingga tadarus.
Semua pengalaman tersebut masih terekam jelas di ingatan ini. Tak terasa kini sudah enam tahun berlalu. Bayang-bayang kehangatan interaksi di masjid kotak tersebut masih berkelebat di benak ini. Ah, entah kapan saya kembali ke sana lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H