Beragam kegiatan dan rencana pembangunan seperti disebut diatas tentu saja sangat terasa dampaknya bagi  kawasan ekosistem Leuser. Apa saja dampak ekologis yang disebabkan oleh aktifitas pembangunan dan industri tersebut?
Hilangnya Biodiversity dan Terganggunya Habitat Satwa
Dampak awal yang akan terjadi adalah hilangnya keragaman tumbuhan yang hidup di kawasan tersebut. Perlu diingat, di kawasan ini tumbuh beragam jenis tumbuhan langka, seperti Rafflesia dan Ammorphophilus serta beragam tumbuhan besar yang telah berusia ratusan tahun. Ini tentu saja menjadi kerugian jika dilihat dari sisi konservasi alam.
Dampak yang paling terasa adalah ancaman terhadap habitat satwa liar yang hidup di sana. Orangutan, Gajah, Harimau Sumatera dan Badak  akan semakin kehilangan menyusut populasinya akibat kehilangan habitatnya. Alih fungsi lahan untuk perkebunan dan pertambangan, serta masuknya akses jalan di kawasan ini menyebabkan ruang hidup mereka semakin menyempit. Disamping itu, ancaman penangkapan liar terhadap mereka akan semakin kerap terjadi.
Potensi Banjir Bagi Wilayah di Sekitar Kawasan
Salah satu fungsi KEL adalah sebagai daerah penyangga dan penahan air. Dengan ditebangnya pohon untuk alih fungsi lahan akan membuat hutan kehilangan fungsinya untuk menahan air. Â Sebuah studi menyebutkan bahwa Penduduk Aceh di sekitar wilayah KEL melaporkan penurunan debit air 50% di hampir 80% sungai sebagai akibat deforestasi serta alih fungsi lahan KEL. Penurunan debit sungai ini tentu berdampak pada pertanian warga yang sangat bergantung pada pasoka air. Sementara itu hilangnya hutan sebagai penyimpan air juga berpotensi menyebabkan banjir. Menurut Data Walhi, aceh sudah mengalami 1.119 kali banjir pada rentang waktu 2007 hingga 2014.
Isu utama terkait ekspansi perkebunan sawit di lahan gambut adalah meningkatnya produksi gas rumah kaca. Asal tahu saja, lahan gambut memiliki manfaat sebagai penyerap karbon terbesar, sehingga bisa menurunkan efek pemanasan global. Kawasan Ekosistem Leuser memiliki tiga area hutan gambut terbesar, yaitu lahan gambut Tripa, Kluet dan Singil, dimana pada ketiga lokasi tersebut terdapat sejumlah perusahaan kelapa sawit. Ekspansi perusahaan ini dalam memperluas areal kebunnya membuat mereka merambah lahan gambut di ketiga lokasi ini.
Ironis yaa…
Revisi RTRW Aceh