Mohon tunggu...
Ofi Sofyan Gumelar
Ofi Sofyan Gumelar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Warga Kota | Penikmat dan rangkai Kata

Today Reader Tomorrow Leader

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menelusuri Makna Hidup Yang Lebih Berarti

19 Mei 2016   14:54 Diperbarui: 29 Januari 2017   19:08 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyebarkan Semangat Pemberdayaan (SUmber: dayakanindonesia.com)
Menyebarkan Semangat Pemberdayaan (SUmber: dayakanindonesia.com)
Melalui program Daya ini, BTPN memang fokus pada kelompok mass market, yang terdiri dari pensiunan, usaha mikro & kecil, serta komunitas pra-sejahtera produktif. Ketika Bank lain seperti alergi terhadap nasabah tipe mass market ini karena dianggap lemah, skala kecil, informal dan berpotensi menimbulkan kredit macet, BTPN malah menggarap segmen ini. Total 41 Triliun telah disalurkan BTPN pada segmen ini. Bukan hanya disalurkan kredit saja, tapi diberdayakan melalui program daya ini. Terbukti, dari laporan kinerja BTPN, kredit macet dari penyaluran kredit terhadap mass market hanya sebesar 0,7 persen, sangat sangat kecil.  Keberhasilan pemberdayaan Program Daya dari BTPN turut mengantar Getuk Marem jadi icon Magelang, Iwak Nyuzz jadi penganan kebanggaan Semarang (hal. 67), atau Alia Chocolate Berjaya di pasaran sebagaimana diceritakan di buku ini.

Mengenai makna Hidup Yang Lebih Berarti sebagaimana judul buku ini, tak ada definisi khusus yang dipaparkan disana. Namun, setelah menyelami beragam kisah sosok-sosok inspiratif didalamnya, saya bisa mengambil kesimpulan bahwa hidup akan lebih berarti apabila kita bisamemberi kontribusi bagi orang laindisekitar kita. Ini adalah inti dari pemberdayaan. Dari buku Hidup Yang Lebih Berarti kita bisa belajar bagaimana 20 tokoh dalam buku ini memberdayakan dirinya serta masyarakat disekitarnya. Sebagai muslim, saya memandang kisah mereka adalah refleksi hadist rasul, ‘Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain’.

Sebagai buku yang inspiratif, saya merekomendasikan buku ini untuk dibaca siapa saja. Kisah-kisah didalamnya bisa menjadi pembangkit  semangat terutama bagi mereka yang sedang mengalami kesulitan hidup atau sedang galau mencari arti hidup. Tentu saja buku ini sangat pas dibaca oleh mereka yang bergerak dalam bidang pemberdayaan, baik personal maupun kelembagaan. Ada banyak sisi cerita yang bisa dipelajari dari buku ini bagaimana sebuah pemberdayaan bisa berjalan baik.

Iya, dari kisah sosok-sosok sederhana di buku ini kita bisa menelusuri makna hidup yang lebih berarti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun