Mohon tunggu...
Ofi Sofyan Gumelar
Ofi Sofyan Gumelar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Warga Kota | Penikmat dan rangkai Kata

Today Reader Tomorrow Leader

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Meretas Jalan Kejayaan Bank Syariah

11 April 2016   14:31 Diperbarui: 12 April 2016   07:42 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu upaya merumuskan strategi edukasi perbankan syariah ini adalah dengan mempertimbangkan karakteristik sosial budaya masyarakat Indonesia. Riset Schwartz (1999) mengenai nilai budaya pada 49 negara di dunia menunjukkan bahwa Indonesia masih memegang nilai conservatism dan hierarchy. Simpelnya, kedua nilai ini berupa penekanan budaya pada pemeliharaan status quo, dan bertahan pada legitimasi dari distribusi kekuasaan, peran dan sumber daya. Dua ciri karakter ini diterjemahkan bahwa masyarakat Indonesia cenderung mengikuti konformitas yang dibangun oleh lingkungannya dan didominasi oleh peranan pemimpin (key opinion leader). Pemimpin opini di Indonesia biasanya adalah pemuka agama/ulama atau pemimpin ideology dan budaya.

[caption caption="Peta Nilai-Nilai Budaya 49 Negara (Sumber: Schwartz, 1999)"]

[/caption]

Dengan membaca hasil riset ini, maka upaya membranding bank syariah perlu melibatkan ulama berpengaruh dalam mengkampanyekan penggunaan produk perbankan syariah. Benar bahwa beberapa unit usaha, yayasan ataupun pondok pesantren telah menggunakan produk bank syariah dalam transaksi keuangan mereka, tetapi ulama selaku pimpinan mereka belum memberi penekanan lebih untuk menghimbau masyarakat menggunakan produk perbankan syariah ini.

OJK bisa menggandeng beberapa ulama untuk menjadi duta bank syariah sebagai upaya menarik perhatian masyarakat terhadap produk bank syariah ini. Tak ada salahnya jika misalnya OJK menggaet Yusuf Mansyur maupun Mamah Dedeh menjadi duta bank syariah ini. keduanya dikenal sebagai pemuka agama yang memiliki pengikut yang banyak.

[caption caption="Membranding Bank Syariah Perlu Melibatkan Ulama Sebagai Key Opinion Leader Di Masyarakat (sumber,: yusufmansyur.com)"]

[/caption]

 

Penulis membayangkan para duta bank syariah ini akan menyisipkan ajakan untuk beralih menggunakan bank syariah kepada para jemaahnya ketika memberikan ceramah. Jemaah yang rutin mengikuti ceramah ulama bisa dianalogikan sebagai mereka yang memiliki gaya hidup islami, dan mereka akan mengikuti apa yang disampaikan ulama dalam ceramahnya. Dari sini terlihat, nasabah tipe syariah loyalist serta follower bisa menjadi target strategi ini.

Selain menggaet ulama, OJK juga bisa mempertimbangkan keterlibatan selebritis muda untuk menjadi role model pengguna bank syariah. Kita tahu salah satu karakter masyarakat Indonesia, terutama anak muda, selalu mengikuti trend yang dilakukan oleh idola mereka. Mereka adalah follower yang  menjadi target dari strategi merekrut idola muda menjadi duta bank syariah ini. Tentu saja pemilihannya perlu mempertimbangkan background selebriti calon duta syariah ini. Citra islami perlu menjadi pertimbangan utama.  Persepsi bank syariah sebagai pilihan pesohor dalam bertransaksi keuangan bisa membentuk brand bank syariah yang kuat.

Bukan tanpa alasan jika penulis mengajukan kalangan selebritis muda ini untuk menjadi duta bank syariah. Saat ini  kita sedang menikmati bonus demografi, yang diprediksi puncaknya akan terjadi pada tahun 2017 sampai 2019. Ini artinya komposisi jumlah penduduk dengan usia produktif mencapai rasio yang tinggi dibanding usia non produktif (0-14 tahun) dan 65 tahun ke atas. Berdasarkan data proyeksi kependudukan dari BPS, di tahun 2016 ini komposisi penduduk berusia 15-30 tahun mencapai angka 41 persen. Dan kaum muda ini memiliki karakteristik senang mengikuti apa yang dilakukan para idolanya. Diantara mereka terdapat tipe nasabah follower yang menjadi target pasar perbankan syariah.

Strategi berikutnya yang bisa dilakukan dalam memperkuat brand bank syariah adalah melakukan kerjasama dengan para pengusaha muslim. Saat ini virus entrepreunership semakin menyebar di Indonesia. Meskipun angka pengusaha di Indonesia tercatat masih berkisar 1 persen dari total populasi, tetapi setiap tahunnya terdapat kenaikan jumlah pengusaha di Indonesia yang cukup signifikan, termasuk pengusaha muslim. Indonesia sedang mengalami booming spiritual economics berupa kebangkitan semangat berwirausaha berlandaskan spiritual dan religious. Para pengusaha muslim ini akan mengutamakan penerapan nilai-nilai Islami dalam operasional bisnis mereka. Hal ini tentu saja sejalan dengan misi utama bank syariah.

Bank Syariah bisa menjalin kerjasama secara langsung dengan pengusaha muslim ataupun melalui komunitas pengusaha muslim ini. Sebagai contoh, bank syariah bisa bekerja sama dengan Komunitas Tangan Di Atas yang saat ini anggotanya telah mencapai lebih dari 20 ribu pengusaha. Komunitas ini pun memiliki beberapa cabang di berbagai kota besar di Indonesia. Dengan sebaran yang begitu luas serta jumlah anggota yang banyak, selain menjadi pangsa pasar potensial, tentu akan memberikan beberapa keuntungan bagi bank syariah jika menjalin kemitraan dengan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun