Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Neurosains,study ilmu saraf,bukan ilmu jiwa

30 Januari 2025   18:13 Diperbarui: 30 Januari 2025   18:13 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karakter nurani,akal,nafsu yang diberitahukan oleh agama apakah itu karakter dari bagian saraf tertentu yang terdapat dalam otak manusia,Atau apakah ada hubungannya dengan bagian tertentu dari saraf,mungkin itu suatu yang ingin didalami oleh para ahli neurosains

Tapi ada yang menyikapi neurosains secara lebih jauh,Dan ini adalah peran materialisme ilmiah.Ini seperti sains yang oleh fihak tertentu diarahkan menjadi saintisme yang karakternya sudah filosofis-ideologis itu

Cara pandang materialist ilmiah menjadikan neurosains bukan saja sebatas studi tentang saraf tapi meloncat menjadikannya alat untuk membuat vonis bahwa jiwa yang otonom dari raga itu tidak ada,mereka menganggap apapun yang hadir dalam atau dari alam pikiran manusia itu murni produk kerja saraf otak fisik tanpa apapun yang immaterial dibaliknya

Maka seperti juga kehadiran teori evolusi maka kehadiran neurosains disambut dan lalu dijadikan alat oleh ateis materialist untuk beradu argument dengan kaum agamis.Mereka menghantam deskripsi deskripsi ruhaniah dengan menggunakan neurosains sebagai alat

Jadi mereka menganggap misal apa yang kita fahami sebagai "nurani" itu adalah kerja unsur saraf X,Apa yang kita fahami sebagai "akal" adalah kerja unsur saraf Y apa yang kita fahami sebagai "nafsu" adalah kerja unsur saraf Z dlsb.Jadi mereka memindahkan lokus pembahasan manusia dari lokus kejiwaan atau keruhanian (yang biasa di narasikan ilmu psikologi serta agama) kepada lokus bernama neuron atau unsur saraf

Nah bila saya tanya ; Apa sih yang membuat neuron otak bisa bekerja sehingga bisa melahirkan karakter nurani,akal,nafsu,Apakah tak ada sesuatu yang immaterial dibaliknya ? Apakah neuron-saraf material bekerja sendirian tanpa interaksi dengan unsur immaterial ?

Maka para materialist biasanya selalu berupaya menutup celah supaya tidak hadir penjelasan immaterial yang diluar skema penjelasan neuron.Dan ini sulit bahkan tidak bisa.Se detail apapun neurosains berupaya menjelaskan kinerja saraf maka tetep perlu element yang diluar saraf yang membuat saraf bisa bekerja

Maka saya selalu bikin pertanyaan jebakan ;
-bisa apa sih neuron tanpa adanya akal budi ? Karena odgj,orang gila pun mereka punya material neuron tapi tanpa adanya akal sehat yang immateri pikiran mereka tetap sakit

-bisa apa neuron tanpa ada niat hasrat kehendak yang muncul dari jiwa ? Karena neuron tak otomatis memberi manusia kepintaran atau ilmu pengetahuan. Perlu gerak-energi spiritual dari dalam jiwa untuk meraih kepintaran

-bisa apa neuron tanpa ada info dari pengalaman atau dari luar atau dari lingkungan ? Karena neuron tidak memproduk sendiri memori kecuali kita memperoleh dari luar neuron semisal pengalaman-pendidikan dlsb

-bisa apa neuron ketika seseorang sakit pikiran atau sakit jiwa atau mengalami frustasi ? Kita tak bisa membawanya ke ahli saraf untuk di utak atik materi neuronnya karena persoalannya sudah diluar materi neuron

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun