Sampai level kuantum sebenarnya kondisi demikian masih ditemukan,buktinya orang bisa mengelola partikel atau element kuantum menjadi teknologi digital atau AI. Karena teknologi bisa dibuat bila element yang membentuknya dapat di ukur dengan pengukuran serba pasti dan terukur
Tapi ujung terdalam dari dunia kuantum bukanlah obyek yang serba bisa diamati- diukur dan di pastikan.Melihat realitas materi di level kuantum seperti melihat gradasi warna dari hitam ke putih dan batasnya bukan sesuatu yang bisa diamati secara kasat mata.Di dunia kuantum kita seperti melihat gradasi warna abu abu lalu gradasi tersebut menghilang kedalam putih
Jadi kalau menilai pake logika ; disini kita bisa menemukan batas sains dalam mengukur obyek.Obyek bisa di ukur dan dipastikan hasil pengukurannya bila obyek nya dapat diamati dan di ketahui seluruh atribut yang membatasinya semisal volume nya,massanya,verakannya dlsb yang orang sains lebih tahu
Sedang di dunia kuantum pengamatan sudah mulai blur hingga subyektifitas sang pengamat bisa ikut terlibat dan atribut yang melekat pada obyekpun sudah tidak bisa serba dipastikan,sebagai contoh dualisme partikel-gelombang ketika kita mengamati cahaya,Atau superposisi kuantum yang tidak tetap-permanen pada satu posisi
3.Mengapa prinsip sains dengan materialisme dan saintisme berbeda ?
Sains adalah institusi ilmu dengan visi misi merumuskan kebenaran empiris- bentuk kebenaran yang dapat di verifikasi secara indera.Maka dlm sains sesuatu belum diposisikan sebagai kebenaran bila belum bisa dibuktikan secara empiris
Sedang visi misi materialisme maupun sainstisme itu sudah berbeda dengan sains dan arahnya bersifat filosofis-bahkan ideologis-substabsinya bukan lagi terkait obyek fisik-materi yang dikelola oleh sains
Maka berdasar logika,dua hal yang substansi-prinsip sampai visi misinya berbeda tidak bisa serba di paralelkan atau apalagi disejajarkan atau disederajatkan,Sehingga pertama kita harus menempatkan sains pada posisinya sesuai prinsip dasarnya dan yang sudah berbeda prinsip dasarnya maka harus ditempatkan diluar sains.Sehingga mesti di pertanyakan bila penganut pandangan materialisme atau saintisme selalu mengatas namakan sains.Karena substansinya sudah berbeda antara obyek sains yang bersifat fisik-materi dengan sesuatu yang sifatnya sudah filosofis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H