Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bermain logika dalam sains

31 Desember 2024   09:26 Diperbarui: 31 Desember 2024   09:26 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images ; worksheet planet

Maka itu lahir istilah asumsi,hipotesa, prediksi,teori,penjelasan teoritis itu karena sains tidak selalu berhadapan dengan obyek mudah dalam artian full dapat diamati secara empiris.Semua kategori istilah yang saya sebut itu adalah cara sains menyikapi sesuatu yang tidak dapat diamati full-sepenuhnya secara empiris atau bahkan tidak bisa diamati sama sekali (tersembunyi)

Contoh ; ketika sains berupaya membahas asal usul alam serta asal usul makhluk maka bisa disebut sains berhadapan dengan obyek yang tidak mudah karena obyek aslinya tidak dapat diamati,Maka lahir gagasan teoritis yang kita kenal "teori asal usul alam" serta "teori asal usul makhluk".

Kenapa dilabeli "teori asal usul" dan bukan "fakta asal usul" ? Karena sains membahas persoalan itu bukan berdasar pengamatan langsung atas obyek asli.Sains mencari bahan bahan untuk menyusun teori tsb hanya dari yang masih dapat ditemukan saat ini maka lahir misal teori bigbang atau teori evolusi.Ingat dan catat bahwa hadirnya teori teori (asal usul) tsb adalah karena fakta orisinil masa silam nya TIDAK ADA YANG TAHU

Bandingkan misal bila bahasan asal usul alam serta makhluk itu berdasar pengamatan langsung secara empiris maka yang akan ada adalah "fakta asal usul alam" atau "fakta asal usul makhluk".Tapi tak ada saksi yang bisa melihat awal mula alam serta awal mula keberadaan makhluk,maka manusia saat ini hanya bisa berupaya membuat dugaan melalui penjelasan teoritis.Jadi makna "teori" dalam kasus ini adalah upaya manusia membuat dugaan-BUKAN MENJELASKAN FAKTUALNYA,karena penjelasan faktual mesti berdasar kesaksian atas obyek utama

Terus bagaimana dengan orang orang yang sudah menganggap teori evolusi asal usul makhluk seolah sebagai "fakta" atau "penggambaran faktual" (dan tak terima kalau dianggap upaya membuat dugaan) ? Itu artinya mereka tak faham latar belakang kenapa gagasan tsb dilabeli "teori"-bukan "fakta".

Kalau masih dilabeli "teori" maka setidaknya orang tetap harus membuat jarak dengan kategori "fakta"-tak boleh di paralelkan.Walau telah dibuat langkah langkah ilmiah yang sangat ketat dalam pembentukan suatu teori tapi jarak tersebut mesti tetap dijaga,karena melenyapkannya itu melanggar aturan ilmiah.Soal jarak itu kelak menebal, menipis atau menghilang maka itu akan mengikuti perkembangan

Mari kita ber logika ; Mengapa metamorfosis kupu kupu atau perkembangan janin itu tak ada teori nya ? Karena itu obyek yang full dapat diamati, Kalau full dapat diamati ya buat apa bikin teori.Teori serta penjelasan teoritis itu idealnya untuk menjelaskan sesuatu yang tidak bisa full diamati atau bahkan obyeknya tersembunyi seperti asal usul alam atau makhluk

Contoh lain ; kalau seluruh planet dapat diamati secara full termasuk gerakannya maka teori heliosentris itu tidak akan ada,heliosentris hingga saat ini masih disebut "teori" selama obyek aslinya tidak dapat diamati full secara utuh

Bumi bulat saat ini ketika orang sudah bisa keluar angkasa mungkin tak perlu disebut teori lagi karena dari luar angkasa orang bisa melihat bulatnya bumi full secara empiris.Jadi zaman dulu "bumi bulat" adalah sebuah teori tapi ketika manusia sudah bisa keluar angkasa maka jarak antara teori dengan fakta sudah bisa dibuang karena orang telah bisa melihat fakta orisinil nya secara langsung secara empiris-via indera

Jadi darisini kita bisa berlogika bahwa antara teori dengan fakta itu ada perbedaan substansial,ada aspek yang membedakan dan tak bisa diparalelkan sama atau sederajat,Kalau fakta itu mutlak kebenarannya karena bisa diverifikasi secara empiris-via inderawi tapi sebuah teori masih punya kemungkinan antara benar atau salah

Kita berlogika lagi ;
Terus sesuatu yang kedudukannya bisa masih debatabel-belum pasti kebenarannya karena masih berlabel "teori" dan essensinya upaya membuat dugaan, apakah pantas kalau lalu di bentur benturkan dengan agama ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun