-Menggunakan terminologi yang materialistik dan tidak meminjam istilah yang sifatnya dualistik atau metafisis.
Saat ini, sains memiliki banyak istilah untuk menggambarkan fungsi otak, seperti "sinapsis," "neurotransmiter," atau "neuroplasticity," tetapi belum memiliki bahasa materialistik yang sepenuhnya menggantikan istilah seperti "pikiran" atau "kesadaran."
4. Potensi dan Tantangan Masa Depan.
Materialisme ilmiah mungkin terus berkembang, terutama dengan kemajuan dalam neurosains, fisika kuantum, dan teknologi AI.
Namun, untuk menyamai atau bahkan menggantikan penjelasan dualistik, harus ada:
-Kemajuan signifikan dalam memahami mekanisme dasar kesadaran.
-Bahasa ilmiah yang benar-benar baru untuk menggambarkan pengalaman manusia tanpa bergantung pada istilah psikologi-ruhaniah.
Jika ini tercapai, mungkin saja peran psikologi tradisional atau agama dalam menjelaskan kesadaran akan berkurang.
Namun, hingga saat ini, penjelasan dualisme jiwa-raga tetap relevan karena mampu mengakomodasi aspek subjektif manusia yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan oleh sains material.
5. Kesimpulan.
Fenomena pikiran-kesadaran manusia adalah wilayah yang kompleks dan multidimensional. Materialisme ilmiah menghadapi tantangan besar untuk menjelaskan aspek-aspek ini secara penuh, baik dari segi mekanisme maupun bahasa. Selama sains belum mampu menjelaskan kesadaran secara komprehensif dalam kerangka materialistik, penjelasan dualisme jiwa-raga akan tetap menjadi pendekatan yang sahih dan relevan.
-oOo-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H