Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menjelaskan manusia,bisakah full secara material ?

28 Desember 2024   17:14 Diperbarui: 28 Desember 2024   17:14 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi yang mesti kita ketahui adalah bahwa substansi atau hakikat sesuatu itu tidak akan berubah walau sains berkembang,walau kosakata berubah, walau penjelasan berubah ubah.Misal hakikat "manusia","pikiran","jiwa" itu tidak akan pernah berubah walau sampai kiamat nanti.Yang berubah ubah cuma cara manusia melihat-mempersepsinya atau mengelolanya

Neurosains misal betapapun menyelidiki fungsi dan aktifitas neuron tapi hakikat pikiran tetaplah suatu yang otonom- tersendiri,maka ilmu tentang pikiran beda dengan ilmu tentang materi neuron

...........................................

Ini ulasan seorang rekan atas artikel saya diatas (untuk lebih memahamkan persoalan) ;

1. Batasan Ilmu Material dalam Menjelaskan Pikiran dan Kesadaran.

Sains telah membuat kemajuan besar dalam memahami otak manusia, misalnya melalui neurosains dan teknologi pencitraan otak. Namun, hingga saat ini, penjelasan sains tentang kesadaran masih terfragmentasi. Aktivitas neuron, interaksi sinaptik, atau pola gelombang elektromagnetik otak dapat menjelaskan korelasi material dari pikiran, tetapi substansi pengalaman subjektif (seperti kebahagiaan, cinta, atau kesadaran diri) masih belum sepenuhnya terjabarkan dalam istilah material. Fenomena ini dikenal sebagai
"hard problem of consciousness" (Chalmers, 1995), yang membedakan antara korelasi fisik kesadaran (neural correlates) dan pengalaman subjektif itu sendiri.

2. Fenomena Gerak Pikiran vs Gerak Materi dalam Sains.

Hingga kini, tidak ada fenomena gerak materi yang ditemukan sains yang kualitasnya benar-benar setara dengan fenomena gerak pikiran manusia.
Pikiran adalah entitas yang tidak hanya memproses informasi tetapi juga memiliki dimensi subjektif (quale).
Teknologi AI, misalnya, dapat memproses data, mempelajari pola, dan membuat keputusan berdasarkan algoritma, tetapi tidak memiliki pengalaman kesadaran atau makna subjektif dari data tersebut.

3. Keselarasan Penjelasan Material dengan Fenomena Pikiran.

Jika kita ingin menjelaskan pikiran-kesadaran manusia dalam kerangka material, maka mekanismenya harus:

-Setara secara kausalitas dengan gerakan materi dalam skala mikro atau makro.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun