Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Dualisme sebagai rel akal

26 Desember 2024   12:31 Diperbarui: 26 Desember 2024   12:31 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan pun seperti sudah di desain sedemikian rupa sehingga akal manusia dapat menangkap dan memahami adanya hal yang sistematik-beraturan- mekanistik bahkan deterministik,itu karena di alam semesta dan dalam kehidupan ini ada hal yang selalu mengarahkan kesana-kepada pemahaman sistematis tsb.

Coba kalau dalam kehidupan ini semua serba chaotik,serba acak,serba tak beraturan dan serba tak ada yang bisa di tetapkan dan dipastikan maka karakter akal yang tertata- sistematik itu tidak akan ada,Dan kebenaran rasional yang dicari oleh akal pun idem-tidak akan ada

Menurut penjelasan agama wahyu kehidupan ini di tata sedemikian rupanya sehingga akal manusia dapat menangkapnya dan menciptakan karakter akal seperti yang saya gambarkan diatas. Bahkan ilmu teologi pun bisa hadir via logika itu karena cara berpikir akal kalau di optimalkan memang bisa membuat manusia sampai kepada memahami keharusan adanya sang maha penata

Ya kehidupan tidaklah didesain chaotik-probabilistik-berdasar kebetulan karena kalau demikian maka cara berpikir akal (logika) yang terstruktur-kostruktif itu tidak akan ada !

Walau orang berkarakter materialist selalu berupaya menggambarkan bahwa alam semesta itu chaotik dan dasar realitas adalah ketakpastian,keacakan,sifat probability seperti yang sains temukan di ranah kuantum.Mengapa materialist cenderung tidak harmoni-tidak sejalan dengan karakter akal ? Itu karena orientasi mereka pada hal yang sifatnya empiris,beda dengan dualist yang cara pandangnya berimbang antara melihat ke dunia fisik dengan ke metafisik

Materialist  sering mengedepankan chaotisme alam,ketakpastian, keacakan,sifat probability seperti fenomena kuantum dan ujungnya menolak sang maha penata karena dipandangnya alam adalah chaos dan bukan berdiri diatas kepastian kepastian

Tapi nampak chaotik-tak beraturannya fenomena alam di  ruang semesta yang jauh dari galaksi lingkungan tempat manusia tinggal itu suatu yang tak perlu dipermasalahkan karena mungkin disana tak ada penghuni seperti di lingkungan galaksi tempat bumi berada.Jadi lingkungan bumi di tata sedemikian rupa karena sang pencipta memiliki tujuan tersendiri terkait ditempatkannya manusia di planet bumi

Demikian pula fenomena ketakpastian-keacakan di ranah kuantum bukan berarti kehidupan di kendalikan berdasar atau oleh spekulasi ketak pastian dan probabilitas.Apa yang dilihat manusia di level kuantum hanya bentuk keterbatasan pengamatan manusia dan bukan berarti dimensi kuantum lepas dari mekanisme hukum alam serta hukum fisika

DUALISME

Nah rel dasar bagi akal atau tatanan dasar dari kehidupan adalah adanya atau diciptakannya hal yang berpasangan yang dalam filsafat-metafisika melahirkan istilah dualisme

Karena kehidupan didesain dualistik dan karena ada hal yang serba berpasangan di alam ini (seperti siang-malam,panas- dingin, pria-wanita dlsb) maka itu menciptakan mekanisme yang membuat akal menemukan karakteriatiknya.Bisa disebut adanya karakter cara berpikir akal itu mencerminkan adanya mekanisme di alam yang dibangun oleh hal serba
berpasangan itu tadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun