Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Dualisme sebagai rel akal

26 Desember 2024   12:31 Diperbarui: 26 Desember 2024   12:31 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka orang harus bisa bedakan konsep atau ide hasil berlogika dengan hasil berkhayal atau beimajinasi bebas karena karakteristiknya pun berbeda jauh.Hasil cara berpikir akal itu kalau dianalisa memiliki struktur logic-struktur yang bisa ditelusuri sebab-akibat sebab-akibatnya secara sistematis

Orang orang tertentu yang tidak mengenal sistematika berpikir akali mudah stigma berlogika sebagai berkhayal atau lebih kasar lagi "berhalu".Padahal betapa akal itu dijunjung tinggi dalam agama wahyu karena itu alat berpikir yang bisa membuat manusia menemukan kebenaran Ilahi.Karena kebenaran Tuhan didesain bersesuaian dengan fitrah cara berpikir akal manusia

Maka itu ada ilmu logika sebagai disiplin ilmu yang khusus untuk mengelola cara berpikir akal agar sesuai aturan,agar selalu tertata atau mengikuti kaidah berpikir yang benar.Karena dalam kehidupan ini banyak hal yang merusak cara berpikir akal diantaranya faktor emosi kalau itu mendominasi jiwa, kemudian ada prinsip-ideologi-filosofi- cara pandang yang tidak mendukung atau tidak harmoni dengan cara berpikir akal yang sistematik.Contoh materialism,skeptisism, relativism. Empirisme juga prinsip dasarnya berbeda dengan rasionalism

Fungsi akal yang utama yang sesuai dengan otoritasnya itu bukanlah mengkonsep kebenaran empiris (karena kebenaran empiris adalah otoritas inderawi) tapi merumuskan bentuk kebenaran "rasional" yaitu bentuk kebenaran yang difahami oleh cara berpikir akal,dalam filsafat dikenal sebagai "logosentris".

Filsafat klasik era Aristoteles,Plato beraliran logosentris tapi makin maju ke depan secara perlahan karakter logosentris "dimatikan" oleh para pemikir "barat",Maka jadilah prinsip empirisme menjadi landasan dasar prinsip sains saat ini

Mengapa rasionalisme atau prinsip yang mengakui otoritas akal (yang otonom dari prinsip empirisme) tetap ada dan bertahan disepanjang zaman ? Itu karena persoalan ilmu-kebenaran itu kompleks berkelindan diantara persoalan fisika-metafisika, materi-non materi dan karakter itu tetap ada hingga saat ini-tidak lenyap oleh dominannya ilmu fisik-material

Artinya,Ada persoalan yang merupakan ranah ilmu fisika tapi juga ada persoalan yang merupakan ranah ilmu metafisik, Tidak semua persoalan keilmuan bisa di selesaikan oleh prinsip serta metode empirisme.Ini tidak diakui misal oleh ideologi materialism,maka ideologi ini tidak sejalan atau tidak harmoni dengan logosentrisme atau rasionalisme. Materialism hanya mengakui otoritas ilmu fisik-materi

...........

Karakter akal yang sistematik digunakan di semua institusi ; sains,filsafat serta agama,juga di berbagai aspek lain ; politik,hukum, ekonomi dlsb.cuma karakter penggunaannya yang berbeda. Kalau dalam sains (yang oleh "barat" lebih di konsep sebagai ilmu dunia fisik-materi) maka karakter akal digunakan untuk membantu merumuskan "kebenaran empirik"-bentuk kebenaran yang bisa diverifikasi secara indera

Dalam ranah filsafat serta agama karakter akal digunakan bukan untuk mengkonsep kebenaran empiris tapi untuk mengkonsep bentuk kebenaran yang bisa diterima serta difahami oleh cara berpikir akal yang sistematis.Termasuk ilmu teologi basis dasarnya adalah rasionalisme-memakai argument akali

............

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun