Kalaulah pikiran itu muncul semata dari fungsi demi fungsi neuron mungkin pikiran manusia bisa sepenuhnya dibaca dengan mengetahui secara detail seluruh fungsi neuronnya,Tapi pikiran manusia itu bukan cuma refleksi-penjabaran dari fungsi neuron tapi refleksi jiwa yang tak bisa diketahui sepenuhnya bahkan oleh para neurosaintis yang kerjaannya mengamati fungsi neuron
Bahkan andai neurosaintis bisa tahu secara detail fungsi dari keseluruhan fungsi neuron maka jalan pikiran manusia tetep tidak akan bisa dibaca apalagi dipetakan,mengapa ? Karena neuron itu bukan produsen pikiran dan bukan pengendali pikiran tapi fungsi utamanya adalah penghantar pikiran menuju dimensi sadar biologis.Dengan memiliki jaringan saraf-neuron maka jiwa manusia memiliki infrastruktur untuk hadir di dunia sadar biologis
Analoginya ibarat bila hafal seluruh ruas jalan di sebuah kota bukan berarti kita akan tahu kemana saja kendaraan akan bergerak karena kendaraan tidak dikendali oleh jalan,Dengan mengetahui seluruh komponen serta element dari hardware komputer kita tidak akan tahu data apa saja yang akan hadir di layar monitor karena infrastruktur hardware tidak menciptakan pekerjaan komputasi seperti apa yang diinginkan sang pengguna komputer
Teknologi AI bisa menghadirkan apa yang orang sebut "kesadaran virtual"-bentuk "kesadaran" yang di rekayasa oleh teknologi dengan menggunakan mekanisme algoritma-bukan berdasar kesadaran personal seperti yang terjadi pada manusia, Dan ini menjadi kunci utama untuk memahami dasar perbedaan antara manusia dengan robot AI seperti yang  sering saya tulis
Jadi ketika AI bekerja misal melalui chat GPT yang mesti kita pikirkan adalah ; Apakah itu berdasar kesadaran personal sang mesin atau hanya merupakan bagian  dari mekanisme algoritma yang berjalan yang kerangka dasarnya didesain sang programmer
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H