APAKAH MAKNA "ILMIAH" HARUS SELALU MATERIAL ?
Kata "ilmiah" berasal dari akar kata "ilmu",
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ilmiah berarti bersifat ilmu, secara ilmu pengetahuan, atau memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan.
Nah masalahnya pada orang orang tertentu istilah "ilmiah" tersebut seolah hanya berkaitan dengan sesuatu yang harus memenuhi syarat ilmu fisik seperti harus berdasar bukti empirik yang dapat diamati atau harus melalui standar metode empirik.Mereka tidak terima kalau istilah ilmiah digunakan ketika orang bicara hal hal metafisik termasuk agama.Mereka memparalelkan istilah "ilmiah" hanya dengan aspek-hal fisik- material yang bisa masuk pengalaman dunia inderawi
Padahal dunia metafisik termasuk agama adalah obyek-bahasan yang harus difahami dengan memakai konsep serta prinsip ilmu tapi tentu saja berbeda dengan yang digunakan dalam ilmu fisika. Sangat keliru kalau metafisika dianggap hanya bisa didekati dengan  spekulasi spekulasi bebas-liar-imajinatif tanpa ada konstruksi ilmu yang baku yang dapat berdiri didalamnya,Terus agama dianggap "cukup diyakini" tanpa mesti ada rekonstruksi ilmu
Dengan kata lain baik dunia fisika maupun metafisika itu memiliki epistemologi atau rel ilmiahnya tersendiri yang adalah karakteristiknya tentu saja berbeda.Maka untuk memahami dunia fisik maupun metafisik secara ilmiah orang mesti faham dua bentuk epistemologi atau rel keilmuan yang berbeda
Dalam dunia metafisika seperti dunia filsafat-agama kita mengenal beragam bentuk ilmu seperti hukum kausalitas-ilmu sari'at,ilmu logika-ilmu mantiq,ilmu hakikat-ontologi,ilmu hikmat.Semua bentuk ilmu tersebut memiliki kerangka dasar tersendiri yang bersifat baku.
Seluruh ilmu bercorak metafisik tersebut eksist atau hadir di dunia metafiska itu agar manusia menggumuli serta memahami hal-persoalan metafisika secara tertata- terstruktur-analitis- konstruktif-sistematis-tidak acak-tidak serba spekulatif-tidak mengandalkan imajinasi-tidak melalui khayali
Maka istilah "ilmiah" kalau mengacu pada ilmu fisika berarti berdasar metode empiris tapi kalau mengacu pada ilmu metafisika berarti difahami oleh akal- rasional-difahami secara sistematis-konstruktif-tidak difahami secara acak tanpa konstruksi
Karena benar menurut indera dengan benar menurut akal itu sudah berbeda prinsip-rumusan-konstruksi ilmiahnya.Benar menurut indera ya finalnya mesti terbukti secara indera tapi benar menurut akal itu TIDAK HARUS TERTANGKAP INDERA tapi cukup difahami oleh akal secara tertata-sistematik-terstruktur-konstruktif
Mengapa indera dan akal mesti digunakan bersamaan-secara berimbang (dan artinya prinsip empirisme dan prinsip rasionalisme) ? Prinsipnya adalah karena tidak semua hal-realitas bisa di empiriskan.Maka akal diuji untuk mengelola hal hal yang sudah buntu bagi indera.Maka dalam dunia ilmu yang namanya indera dan akal itu masing masing memiliki otoritas kebenaran tersendiri