Dalam ranah fisika klasik obyek sains begitu jelas-obyektif demikian pula subyek yang menangkap dan mereduksinya kedalam penjelasan terukur berdasar hukum fisika,semua serba obyektif karena posisi subyek pun jelas sebagai penangkap yang tidak menafsir obyek secara berbeda beda menurut subyektifitas individu.Maka rumusan fisika klasik bukan berdasar subyektifitas individual tapi murni berdasar hakikat obyek
Terus mengapa fenomena serupa tidak terjadi dalam ranah kuantum dan muncul fenomena ketakpastian,wacana absurditas-ilusi ?
Itu karena dlm ranah kuantum posisi obyek sudah mulai blur-tidak serba jelas secara inderawi-mulai mengarah ke abstrak maka posisi subyek dan subyektifitas dalam persoalan ini mulai muncul dominan.Dalam metafisika pun posisi subyektifitas nampak dominan itu bukan berarti obyek tidak ada tapi untuk memahami identitas obyek,definisi serta hakikat obyek dalam hal ini perlu pendalaman-tak cukup sepintas pandangan mata.
Ini kurang lebih sama dengsn kasus dalam dunia kuantum yang untuk memahami secara obyektif-menurut hakikat obyek sudah tak bisa di rumuskan berdasar pandangan mata semata
Apakah ketakpastian itu hakikat obyek atau hanya tangkapan sepintas sang subyek ? Nah disini mulai beririsan antara ranah fisika dengan metafisika,antara obyek dengan pendalaman subyektif
Kalau berhenti sebatas tangkapan inderawi lalu mendeskripsikan dimensi kuantum sebagai ketakpastian-ranah probabilistik-dunia ilusi terus membuat statement bahwa "dasar realitas (fisik) adalah ketakpastian" ya bisa saja,Tapi tahukah anda bahwa itu sebenarnya pernyataan subyektif ? Disebut subyektif itu karena hanya mengacu pada pandangan inderawi
Di dunia nampak posisi obyek dan obyektifitas ditentukan mutlak oleh dunia indera tapi di dunia kuantum peran indera sudah tidak lagi dominan atau menentukan sehingga untuk memahami obyektifitas dalam ranah kuantum orang mesti mulai pake yang namanya akal atau logika.Ini mirip dengan kasus kasus dalam dunia metafisika
Kalau kita mau mencari hal yang "se obyektif obyektifnya" dalam dunia kuantum memang tak boleh cuma berbekal tangkapan indera.Secara indera memang nampak tak pasti,absurd, probabilistik,Tapi kalau kita analisa pake logika adalah suatu yang mustahil bila hal serba tak pasti bisa memunculkan kepastian diranah materi padat atau dunia nampak
Contoh; mekanisme perputaran siang malam,unsur unsur kimia yang melekat pada beragam element yang memiliki sifat tetap,mekanisme perputaran planet planet,hukum fisika deterministik dlsb. kalau ditelusuri hingga ke ranah kuantum mustahil kalau awal mulanya adalah ketakpastian berdasar atau yang mengacu pada probabilistik,Atau mustahil itu semua dihadirkan oleh sesuatu yang acak-probabilistik yang dasarnya ketakpastian
Jadi kalau mau pake logika,dibalik ranah kuantum itu mesti ada sesuatu yang mendesain-mengatur-mengarahkan hingga suatu yang nampak acak-tak pasti itu mengarah pada kepastian-keteraturan- mekanisme seperti yang kita lihat di dunia nampak-kasat mata
Tapi ini kan sudah bukan ranah sains empirik,persoalan ini sudah murni persoalan logika akal,Artinya kalau mau faham soal ini orang tak cukup pake indera dan alat bantu indera berupa peralatan sains canggih itu