Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bila Seseorang Berbuat Kriminal, Salah Neuron atau Hatinya?

12 September 2024   11:27 Diperbarui: 12 September 2024   14:38 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Roh dan jiwa memang tidak akan bisa di observasi secara empiris mengingat ia bukan entitas materi, Maka memahami keberadaannya tidak bisa melalui metode empiris tapi harus dengan cara lain diantaranya dengan metode kesadaran diri atau menangkap keberadaannya melalui  tanda tanda yang pikiran kita bisa memahaminya

Jadi segala suatu itu memiliki media sebagai tempat atau sarana untuk eksist,contoh ikan medianya adalah air, sinyal-gelombang medianya udara.Maka media bagi pikiran sehingga bisa bergerak adalah ruh

Bagaimana kalau ruh ditiadakan atau tidak diterima ?
Maka satu satunya yang tersisa adalah tubuh biologis dan artinya segala fenomena psikologis-ruhaniah harus dijelaskan secara biologis,Mungkinkah ? .. Ini yang mustahil

Masalahnya fenomena psikologis dan ruhaniah itu tidak bisa dijelaskan baik secara hukum fisika maupun ilmu kimiawi karena ia tidak bergerak dalam media biologis tubuh.Tapi semisal darah,hormon,kelenjar dlsb itu bisa dijelaskan secara biologis karena media nya adalah tubuh biologis

Dengan kata lain tanpa ada roh dan jiwa sebagai media pikiran dan berpikir maka satu satunya media pengganti adalah tubuh biologis dan ini adalah element material

Kalau pikiran dikendali media biologis ia akan tunduk pada hukum hukum biologis.Dan pikiran tak akan memiliki kekuatan untuk melawan hukum biologis seperti lapar dan birahi.Tapi pikiran bisa melawan lapar saat puasa,pikiran bisa melawan keinginan birahi,pikiran bisa melawan amarah di dada,Pikiran bisa melawan rasa sakit di tubuh demi sebuah perjuangan dll.Itu pertanda bahwa pikiran bukan berada dalam kendali hukum biologis tubuh

Sesuatu yang hidup dalam media biologis tubuh akan tunduk mutlak pada hukum biologis-kimiawi tubuh.Sebaliknya,sesuatu yang hidup dalam media ruh-jiwa itu TIDAK TERIKAT MUTLAK PADA HUKUM FISIKA DAN BIOLOGIS.Maka sesuatu yang hidup dalam dimensi ruhani dapat mengendali bahkan melawan fenomena biologis tubuh

Jadi ada 2 mekanisme dalam diri manusia ; mekanisme biologis tubuh dan mekanisme ruhani,Masing masing memiliki otonomi tersendiri artinya keduanya bukan satu mekanisme yang paralel.Sakit fisik tidak berarti akan paralel sakit psikis atau ruhaninya,begitu pula sakit psikis tak langsung paralel sakit fisiknya (orang gila fisiknya nampak sehat)

Maka orang bebas berpikir dan bisa bebas melawan hukum biologis yang dirasakan tubuhnya itu karena ada kekuatan lain dibalik biologis tubuh yaitu yang berasal dari ruh-jiwa yang otonom dari tubuh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun