Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apakah Manusia Robot dari Input yang Masuk ke Dalam Dirinya(?)

30 Agustus 2024   07:27 Diperbarui: 30 Agustus 2024   07:32 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images ; Sculling.id

APAKAH PIKIRAN SEKEDAR "PROSES" ?

Ada beberapa orang yang punya teori seperti itu,mereka seperti tak ingin melihat ada sesuatu yang diam-melekat alami dalam jiwa sebagai unsur internal alami jiwa.Mereka ingin melihat pikiran hanya sebagai proses-sebagai akibat dari suatu yang membuatnya bergerak atau efek dari beragam input yang diterima

Mari kita analisa

Pikiran memang bisa menjadi suatu yang berproses dalam artian bergerak- beraktifitas-eksist.Tapi yang namanya proses itu adalah suatu yang tidak begitu saja dapat terjadi melainkan karena didukung serta disebabkan oleh beragam faktor

Sebuah proses terjadi karena ada pemicu atau sebab yang menyebabkannya terjadi, karena ada unsur yang mendukung dan bisa karena memiliki tujuan. Nah demikian pula dengan berpikir,ia sesuatu yang dapat berproses karena berbagai sebab dan bisa karena memiliki tujuan

Mengapa arah berpikir seseorang bisa mengarah kepada menjadi teis atau ateis atau agnostik atau memiliki pandangan,filosofi, ideologi,idealisme tertentu ? Mengapa ini tidak terjadi pada robot AI ?

Ada sesuatu dalam diri manusia di balik proses berpikirnya.Sesuatu itu bisa niat,hasrat,kehendak,cita cita,keinginan,tujuan hidup.Keberadaan hal hal personal tsb membuat proses berpikir manusia tidak bisa menjadi seperti robot AI yang hanya mengikuti desain sang programmer

Artinya,pikiran dan berpikir yang eksist dalam diri manusia bukan sekedar proses yang terus menerus terjadi tapi bisa merupakan pengejawantahan dari apa yang tersimpan dalam jiwa nya sebagai niat,hasrat,kehendak,cita cita,idealisme

........

Seseorang berteori bahwa pikiran adalah suatu yang berproses dan sebab yang memicunya adalah seperti lingkungan, pendidikan,indoktrinasi,memori yang melekat.Tapi yang membuat pikiran berproses bukan hanya faktor eksternal tapi juga internal

Contoh; lingkungan,indoktrinasi, pendidikan sebagai faktor eksternal tidak begitu saja bisa mengendalikan alam pikiran manusia seperti seorang programmer memasukkan programmnya kepada robot AI dan robot itu secara otomatis menjalankannya.

Manusia tidak bisa menjadi robot indoktrinasi,lingkungan atau pendidikan. Manusia bisa melawan atau kritis kepada fihak yang mengindoktrinasinya bila tidak sesuai dengan pandangannya,Manusia bisa melawan budaya atau tradisi atau kebiasaan lingkungannya bila itu bertentangan dengan nurani dan akal budinya.Bahkan pendidikan terbaikpun tidak lantas bisa membuat seseorang menjadi terdidik.Ada orang yang berpendidikan tinggi tapi melakukan hal tercela bahkan kriminal seperti kasus Ferdi sambo.Bahkan orang bisa merevolusi sistem pendidikan yang pernah diterimanya

Pikiran manusia tidak bisa menjadi seperti data yang melekat pada robot AI yang berproses otomatis mengikuti desain sang programmer.Manusia tidak bisa menjadi robot dari fihak yang diluar dirinya

Dalam kasus Uni sovyet dan Korea utara banyak yang memberontak pada doktrin komunisme mungkin karena dianggap berlawanan dengan suara hati nuraninya.Di sisi lain ada yang memberontak pada doktrin agama mungkin karena itu dirasakannya membelenggu kebebasannya.Atau ada banyak kasus pindah agama oleh karena seseorang punya hasrat kehendak sendiri dalam mencari kebenaran

Mengapa robot AI tidak bisa memberontak pada program yang dimasukkan kedalamnya tapi manusia bisa melawan apapun yang masuk kedalam kesadaran alam pikirannya ?

Itu karena ada sesuatu dalam jiwa manusia-sebagai sesuatu yang diam atau melekat dalam jiwa-bukan suatu yang sekedar hasil dari proses berpikir yang terus menerus.Sesuatu itu adalah seperti yang tersirat dan tersurat-tertulis dalam kitab suci yaitu unsur jiwa bernama ; hati nurani-akal-nafsu

Manusia bisa melawan kemaksiatan, kejahatan,kemunkaran, ketakadilan, penindasan karena tersimpan dalam jiwa nya unsur jiwa bernama hati nurani

Manusia bisa melawan kebatilan atau ketakbenaran,kebodohan,bisa mencari an merumuskan sesuatu sebagai benar serta kebenaran karena melekat dalam dirinya akal budi

Manusia juga bisa melawan suatu yang baik-benar karena dalam dirinya tersimpan unsur jiwa yang bernama hawa nafsu

Nah semua manusia apapun bangsa nya yang lahir ke alam dunia mesti memiliki 3 unsur jiwa ini,maka sifat-karakter manusia dimanapun dan di zaman manapun bisa memiliki kesamaan.Di tiap zaman di pelosok dunia manapun selalu ada penegak kebenaran,Selalu ada orang orang berakal budi yang menyerukan ditegakkannya etika,moralitas,hukum,Tapi di pelosok dunia manapun serta di zaman manapun selalu terjadi kejahatan karena dalam diri manusia melekat unsur hawa nafsu

Nah unsur unsur jiwa yang melekat dalam jiwa sebagai konstruksi jiwa bawaan alami ini TIDAK DITERIMA keberadaannya oleh kaum materialist.Materialist ilmiah ketika menjelaskan perilaku manusia tidak memakai konstruksi penjelasan berdasar keberadaan 3 unsur jiwa ini.Mereka berupaya menjadikan otak dengan system syarafnya sebagai satu satunya penjelasan tunggal tentang manusia termasuk tentang jiwa-pikiran-perilakunya

Maka mereka menyebut pikiran sebagai proses sebab-akibat yang terus menerus terjadi dan menolak adanya unsur yang diam-melekat alami dalam jiwa sebagai unsur bawaan alami.Mereka lebih melihat manusia sebagai "robot" dari beragam input yang diterimanya dan memandang manusia tidak memiliki kebebasan atau kehendak bebas bawaan

Bahkan manusia bisa melahirkan beragam konsep ilmu, bisa merancang beragam tekhnik berpikir,bisa mendesain ajaran moral,bisa melahirlan beragam system filsafat yang berbeda beda,bisa mencetak beragam motivator di berbagai bidang dlsb itu menunjukkan bahwa berpikir bukanlah sekedar proses yang digerakkan oleh input dari luar tapi karena dalam diri manusia itu sendiri tersimpan sesuatu yang alami seperti akal budi

Sana halnya dengan manusia bisa berbuat kerusakan,melakukan kejahatan, melakukan kemaksiatan karena dalam diri manusia tersimpan secara alami unsur jiwa bernama hawa nafsu

..................

Artinya,Manusia adalah makhluk yang bisa mengarahkan pikirannya sesuai dengan apa yang menjadi kehendaknya-tujuannya-idealismenya dan tak bisa pikiran yang berproses dalam diri manusia dipandang hanya sebagai sebab-akibat yang murni karena ada input dari luar yang masuk

Ada sesuatu-unsur unsur jiwa yang melekat dalam diri manusia yang membuat manusia bisa mengarahkan pikirannya kepada apa yang dia maui

Bila yang mendominasi jiwa nya adalah unsur hawa nafsunya maka pikirannya akan mengarah kepada apa yang sesuai dengan hasrat nafsunya

Bila yang mendominasi jiwa nya adalah unsur nurani dan akal budi maka arah berpikir akan mengikuti apa yang sesuai dengan suara hati nurani dan akal budi nya

Karena ada unsur yang berlawanan karakternya dalam diri manusia seperti unsur nurani dan hawa nafsu maka dalam beragam kasus ketika menghadapi suatu persoalan sudah terbiasa terjadi konflik antara nurani dengan hawa nafsu dan akal berada ditengahnya

Maka yang akan menjadi pemenang adalah mana yang lebih dominan menguasai.Dan akal akan ikut kepada mana yang lebih dominan menguasai.Maka itu akal bisa digunakan orang di jalan yang baik dan benar tapi juga bisa digunakan dijalan yang tidak baik dan tidak benar bergantung pada apa yang dominan menguasai jiwa nya

Jadi pikiran-berpikir bukanlah sekedar proses yang digerakkan oleh input dari luar tapi ia sesuatu yang berjalan- berproses lebih dikendali oleh apa yang melekat internal dalam jiwa manusia itu sendiri

Pikiran-proses berpikir-hasil berpikir bisa merupakan cerminan suara hati nurani-bisa merupakan cerminan akal budi tapi juga bisa merupakan cerminan hawa nafsu manusiawi

Keberadaan 3 unsur jiwa ini ; nurani,akal,nafsu saat ini berupaya untuk ditenggelamkan oleh materialist via narasi narasi penjelasan neurosains dengan mengganti penjelasan manusia berdasar fungsi sarafnya semata.Unsur saraf tidak lagi dianggap sekedar transmitter dan infrastruktur alat bantu berpikir tapi sudah dianggap produsen dari seluruh fenomena perilaku dan kejiwaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun