Kalau dalam metafisika tidak ada obyek maka mustahil metafisika serta agama bisa jadi obyek bahasan,menjadi sesuatu yang digumuli,menjadi sesuatu yang didalami,dibicarakan oleh manusia sebagai subyek
Nah bila anda ingin faham bahwa dalam metafisika-termasuk dalam dunia agama itu ada obyek yang dibahas,didalami sampai kepada difahami serta diyakini dan-hingga menjadi pedoman hidup atau pedoman dalam berpikir bagi sang subyek maka artinya istilah "obyek" tidak bisa hanya bermakna sesuatu yang bisa di alami secara indera tapi juga di tangkap oleh alam pikiran manusia atau misal difahami oleh logika akal manusia
Nah maka sebab itu membatasi makna "obyek" dan istilah "obyektif" sebatas obyek inderawi dan ranah sains itu membuat manusia secara keilmuan mempersempit wawasan keilmuan mereka sendiri dan kedua, tidak sesuai dengan fakta yang dialami manusia itu sendiri
Dalam perikehidupannya sehari hari manusia sebagai subyek tidak hanya bergumul dengan persoalan yang bersifat fisik-materi-inderawi tapi juga dengan hal yang sifatnya non empirik-non fisik-ruhaniah-spiritual-psikologis-metafisik yang jelas juga ada obyeknya.Dan obyeknya itu bukan hanya bersifat pribadi tapi bisa sama dialami oleh banyak orang.Semisal sedih atau bahagia itu hal yang umum dirasakan semua orang.Maka kalau misal ada orang yang sedih karena ditinggal mati orang yang di cintai itu hal subyektif dalam arti dirasakan oleh seorang individu yang mengalami tapi juga obyektif dalam arti semua orang dapat memahami mengapa ada kesedihan karena semua dapat merasakan hal yang sama
YANG ADIL ADALAH TEMPATKAN ISTILAH OBYEKTIF ITU DI SEMUA ASPEK KEHIDUPAN DAN ILMU PENGETAHUAN
Maka itu karena kompleksitas persoalan yang dihadapi manusia maka tidak adil kalau istilah obyek serta obyektif hanya ditaruh di dunia ilmu fisika dan tidak di dunia metafisika.Karena dalam kehidupannya manusia bukan hanya melihat obyek obyek fisik-materi-inderawi tapi juga memikirkan, menangkap, bergumul dengan obyek obyek yang non fisik-non inderawi
Maka istilah "obyektif" itu idealnya ya jangan di sematkan hanya pada obyek inderawi semata tapi juga hal hal non fisik atau secara keilmuan ; persoalan metafisika.Dan ini adalah untuk mengakomodasi persoalan keilmuan yang dihadapi oleh umat manusia yang adalah sangat kompleks-tidak hanya menyangkut dunia fisika tapi juga aspek metafisika- spiritual-kerohanian
Menempatkan istilah obyektif hanya dalam sains itu akan menggiring manusia pada mindset materialisme seolah ilmu pengetahuan itu hanya harus yang terbukti secara empiris atau hanya berkaitan dengan obyek yang bisa dibuktikan secara empiris
.....................
Artikel ke 3
MANUSIA MEMILIKI PIKIRAN,APAKAH ITU HAL SUBYEKTIF ?