Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bencana Ilmu Pengetahuan Adalah Bila Istilah Obyektif Ditaruh Hanya Pada Sains

28 Agustus 2024   07:50 Diperbarui: 28 Agustus 2024   12:50 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images ; keeindonesia.com

Maka karena itulah secara keilmuan tidak boleh melekatkan istilah "obyektif" hanya dengan hal hal yang sifatnya inderawi-empiris,mengapa ? Karena semua orang punya potensi juga untuk bisa menangkap atau merasakan atau mengalami hal yang sifatnya tidak empiris.Bila banyak orang bisa menangkap-merasakan atau mengalami sesuatu yang tidak empiris maka sesuatu tsb biasanya dapat dilabeli "obyektif" atau memiliki nilai obyektifitasnya tersendiri.Ini sama dengan bahwa semua orang dapat merasakan sakit secara fisik atau marah atau menderita atau bahagia.

Manusia bisa menderita,bahagia, marah,punya keyakinan, dlsb itu semua adalah hal subyektif karena dirasakan atau dialami per individu tapi juga sesuatu yang obyektif dalam arti semua manusia dapat merasakannya atau faham obyeknya ada karena dapat dirasakan.Demikian pula dengan sakit kepala atau sakit perut karena sudah umum dirasakan dan obatnya tersedia dimana mana maka itu dapat menjadi suatu hal yang obyektif

Dari sini kita dapat belajar bahwa hal obyektif itupun bukan melulu hanya suatu yang sifatnya empiris atau bersifat fisik

Nah bagaimana caranya menetapkan obyektifitas pada hal-persoalan-obyek yang tidak empiris ? Ini tentu lebih sulit tapi bukan berarti tidak bisa.Selalu ada jalan - metode untuk memahaminya. Intinya tak boleh menetapkan hal yang tidak empiris selalu sebagai "subyektif" bila obyeknya telah atau bisa difahami minimal oleh banyak orang yang bisa menangkap dan-atau merasakan secara sama

Contoh ; merasakan ketenangan atau kebahagiaan batin saat beribadat itu adalah suatu yang subyektif karena itu pengalaman pribadi,Tapi apakah itu ada obyeknya  ? Ini seperti kasus si sakit tadi,obyeknya adalah pada yang dirasakan.Maka pada orang yang beribadat pun obyeknya ada pada yang dirasakan.Walau tidak semua yang beribadat fisik pasti merasakan ketenangan batin karena misal ada yang cuma ikutan ritual tanpa penghayatan.Tapi bila ada banyak orang bahkan di berbagai pelosok dunia yang merasakan ketenangan atau kebahagiaan batin tsb maka kita mulai dapat menilai ada sesuatu yang obyektif disana atau "sesuatu yang sama yang dirasakan banyak orang".

Nah disini kita belajar menilai sesuatu dari aspek subyektif dan juga obyektif-tidak melulu dari aspek subyektif.Subyektif ketika yang menyatakan satu orang,tapi bila pengalaman itu dirasakan oleh banyak orang di seluruh dunia maka kita mulai menangkap nilai obyektifitas tersendiri dari peribadatan

.......................

Bagaimana dengan ranah metafisika termasuk ranah agama yang sering di stigma orang ranah subyektif,Apakah tidak ada obyektifotas atau hal yang obyektif disana ?

Seperti saya singgung diatas menangkap hal obyektif di ranah metafisika lebih sulit daripada menangkap di ranah fisika,tapi bukan berarti tidak ada.Dari zaman ke zaman hal metafisis itu selalu ada,selalu jadi bahasan,bahkan jadi praktek kehidupan umum seperti agama itu artinya obyeknya ada

Orang beragama di seluruh dunia bisa meyakini hal yang sama,memegang prinsip yang sama,mempraktekkan hal yang sama itu artinya bagi mereka semua ada suatu hal yang obyektif dalam arti yang dapat difahami bersama

MENCARI DAN MENETAPKAN DEFINISI DI RANAH METAFISIK

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun